Bacaan Ayat Alkitab Harian Secara Kronologis Hari Ke 176; 31 Maret 2023
Seluruh Kitab Suci diberikan kepada kita melalui ilham Allah dan berguna untuk mengajarkan kebenaran kepada kita serta menyadarkan kita akan apa yang salah dalam hidup kita; Kitab Suci meluruskan dan menolong kita melakukan hal-hal yang benar (2 Tim 3:16 FAYH).
Halo teman-teman selama setahun kedepan – dimulai dari hari ini saya
akan memposting pembacaan alkitab secara kronologis. Daftar bacaan ini akan
disusun secara berurutan menurut peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam
alkitab. Oh ya, penentuan urutan ini di dasarkan pada beberapa hasil penelitian
atau usaha beberapa orang yang memberi waktu secara khusus untuk menelitinya
dan inilah hasilnya.
Tujuan dari membaca alkitab secara berurutan adalah untuk menolong kita
melihat lebih dekat akan peristiwa-peristiwa yang terjadi serta menolong kita
lebih memahami dan mengerti akan konteks sejarah yang melatarbelakangi sebuah
kisah dan menghubungkannya dengan catatan peristiwa-peristiwa yang saling
terkait, misalkan Mazmur, Doa, Nubuatan-Nubuatan, Surat-Surat dan sebagainya di
dalam Kitab Suci.
Sebagai contoh ketika kita membaca kisah Daud dan Batsyeba dalam 2
Samuel, kita juga akan dibawah untuk membaca juga catatan peristiwa yang serupa
di dalam kitab 1 Tawarikh. Dan di hari berikutnya kita akan membaca kitab
Mazmur yang ditulis Daud yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Menarik
bukan!
Ayo mari bersama-sama membuat satu resolusi sederhana untuk
menyelesaikan membaca seluruh bagian alkitab selama setahun kedepan. Kita hanya
perlu meluangkan waktu 15 – 20 menit setiap harinya untuk membaca beberapa
bagian yang sudah ditentukan dan saya dengan senang hati akan membagikannya
setiap harinya di dalam blog ini.
Beberapa hal atau keuntungan yang dapat kita rasakan dan nikmati ketika
membaca alkitab secara berurutan adalah;
-
Letak
kitab Ayub di dalam susunan alkitab yang kita pakai saat ini (cetakan LAI) di
urutan ke delapan belas, namun ketika kita membaca alkitab secara kronologis
maka kita Ayub akan kita baca di awal.
-
Kita
akan mengetahui bagian-bagian yang sejajar di dalam sejarah Perjanjian Lama,
hal ini akan menolong kita untuk mudah memahami kisahnya secara utuh.
-
Menolong
kita untuk mengetahui akan penyebaran bagian-bagian dari Mazmur dan kitab
nabi-nabi kecil yang luas secara berurutan.
-
Kita
juga akan ditolong untuk lebih mengetahui dan memahami bagian-bagian yang
sejajar di dalam keempat Injil (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes). Dan di
dalam surat-surat lainnya.
Ok Selamat Menikmati – Pembacaan Hari Ke 176 Di Dalam 2
Raja-raja 4:1-44; 2 Raja-raja 2:1-25
2 Raja-Raja 4:1-44 Minyak Seorang Janda
Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada
Elisa, sambil berseru: "Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu,
bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah
datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya."
Jawab Elisa kepadanya: "Apakah yang dapat kuperbuat bagimu?
Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah." Berkatalah
perempuan itu: "Hambamu ini tidak punya sesuatu apa pun di rumah, kecuali
sebuah buli-buli berisi minyak."
Lalu berkatalah Elisa: "Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar,
dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu
sedikit. Kemudian masuklah, tutuplah pintu sesudah engkau dan anak-anakmu
masuk, lalu tuanglah minyak itu ke dalam segala bejana. Mana yang penuh,
angkatlah!"
Pergilah perempuan itu dari padanya; ditutupnyalah pintu sesudah ia dan
anak-anaknya masuk; dan anak-anaknya mendekatkan bejana-bejana kepadanya,
sedang ia terus menuang.
Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada
anaknya: "Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi," tetapi jawabnya
kepada ibunya: "Tidak ada lagi bejana." Lalu berhentilah minyak itu
mengalir.
Kemudian pergilah perempuan itu memberitahukannya kepada abdi Allah, dan
orang ini berkata: "Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan
hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu."
Perempuan Sunem Dengan Anaknya
Pada suatu hari Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggal seorang perempuan
kaya yang mengundang dia makan. Dan seberapa kali ia dalam perjalanan,
singgahlah ia ke sana untuk makan. Berkatalah perempuan itu kepada suaminya:
"Sesungguhnya aku sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita
itu adalah abdi Allah yang kudus.
Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding batu,
dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah meja,
sebuah kursi dan sebuah kandil, maka apabila ia datang kepada kita, ia boleh
masuk ke sana."
Pada suatu hari datanglah ia ke sana, lalu masuklah ia ke kamar atas itu
dan tidur di situ. Kemudian berkatalah ia kepada Gehazi, bujangnya:
"Panggillah perempuan Sunem itu." Lalu dipanggilnyalah perempuan itu
dan dia berdiri di depan Gehazi.
Elisa telah berkata kepada Gehazi: "Cobalah katakan kepadanya:
Sesungguhnya engkau telah sangat bersusah-susah seperti ini untuk kami. Apakah
yang dapat kuperbuat bagimu? Adakah yang dapat kubicarakan tentang engkau
kepada raja atau kepala tentara?" Jawab perempuan itu: "Aku ini
tinggal di tengah-tengah kaumku!"
Kemudian berkatalah Elisa: "Apakah yang dapat kuperbuat baginya?"
Jawab Gehazi: "Ah, ia tidak mempunyai anak, dan suaminya sudah tua." Lalu
berkatalah Elisa: "Panggillah dia!" Dan sesudah dipanggilnya,
berdirilah perempuan itu di pintu.
Berkatalah Elisa: "Pada waktu seperti ini juga, tahun depan, engkau
ini akan menggendong seorang anak laki-laki." Tetapi jawab perempuan itu:
"Janganlah tuanku, ya abdi Allah, janganlah berdusta kepada hambamu
ini!"
Mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan seorang anak laki-laki pada
waktu seperti itu juga, pada tahun berikutnya, seperti yang dikatakan Elisa
kepadanya. Setelah anak itu menjadi besar, pada suatu hari keluarlah ia
mendapatkan ayahnya, di antara penyabit-penyabit gandum.
Tiba-tiba menjeritlah ia kepada ayahnya: "Aduh kepalaku,
kepalaku!" Lalu kata ayahnya kepada seorang bujang: "Angkatlah dia
dan bawa kepada ibunya!" Diangkatnyalah dia, dibawanya pulang kepada
ibunya. Duduklah dia di pangkuan ibunya sampai tengah hari, tetapi sesudah itu
matilah dia.
Lalu naiklah perempuan itu, dibaringkannyalah dia di atas tempat tidur
abdi Allah itu, ditutupnyalah pintu dan pergi, sehingga anak itu saja di dalam
kamar. Sesudah itu ia memanggil suaminya serta berkata: "Suruh kepadaku
salah seorang bujang dengan membawa seekor keledai betina; aku mau pergi dengan
segera kepada abdi Allah itu, dan akan terus pulang."
Berkatalah suaminya: "Mengapakah pada hari ini engkau hendak pergi
kepadanya? Padahal sekarang bukan bulan baru dan bukan hari Sabat." Jawab
perempuan itu: "Jangan kuatir."
Dipelanainyalah keledai itu dan berkatalah ia kepada bujangnya:
"Tuntunlah dan majulah, jangan tahan-tahan aku dalam perjalananku, kecuali
apabila kukatakan kepadamu." Demikianlah perempuan itu berangkat dan pergi
kepada abdi Allah di gunung Karmel. Segera sesudah abdi Allah melihat dia dari
jauh, berkatalah ia kepada Gehazi, bujangnya: "Lihat, perempuan Sunem itu
datang!
Larilah menyongsongnya dan katakanlah kepadanya: Selamatkah engkau,
selamatkah suamimu, selamatkah anak itu?" Jawab perempuan itu:
"Selamat!" Dan sesudah ia sampai ke gunung itu, dipegangnyalah kaki
abdi Allah itu, tetapi Gehazi mendekat hendak mengusir dia. Lalu berkatalah
abdi Allah: "Biarkanlah dia, hatinya pedih! TUHAN menyembunyikan hal ini
dari padaku, tidak memberitahukannya kepadaku."
Lalu berkatalah perempuan itu: "Adakah kuminta seorang anak
laki-laki dari pada tuanku? Bukankah telah kukatakan: Jangan aku diberi harapan
kosong?"
Maka berkatalah Elisa kepada Gehazi: "Ikatlah pinggangmu, bawalah
tongkatku di tanganmu dan pergilah. Apabila engkau bertemu dengan seseorang,
janganlah beri salam kepadanya dan apabila seseorang memberi salam kepadamu,
janganlah balas dia, kemudian taruhlah tongkatku ini di atas anak itu."
Tetapi berkatalah ibu anak itu: "Demi TUHAN yang hidup dan demi
hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu
bangunlah Elisa dan berjalan mengikuti perempuan itu.
Adapun Gehazi telah berjalan mendahului mereka dan telah menaruh tongkat
di atas anak itu, tetapi tidak ada suara, dan tidak ada tanda hidup. Lalu
kembalilah ia menemui Elisa serta memberitahukan kepadanya, katanya: "Anak
itu tidak bangun!"
Dan ketika Elisa masuk ke rumah, ternyata anak itu sudah mati dan
terbaring di atas tempat tidurnya. Sesudah ia masuk, ditutupnyalah pintu,
sehingga ia sendiri dengan anak itu di dalam kamar, kemudian berdoalah ia
kepada TUHAN.
Lalu ia membaringkan dirinya di atas anak itu dengan mulutnya di atas
mulut anak itu, dan matanya di atas mata anak itu, serta telapak tangannya di
atas telapak tangan anak itu; dan karena ia meniarap di atas anak itu, maka
menjadi panaslah badan anak itu.
Sesudah itu ia berdiri kembali dan berjalan dalam rumah itu sekali ke
sana dan sekali ke sini, kemudian meniarap pulalah ia di atas anak itu. Maka
bersinlah anak itu sampai tujuh kali, lalu membuka matanya.
Kemudian Elisa memanggil Gehazi dan berkata: "Panggillah perempuan
Sunem itu!" Dipanggilnyalah dia, lalu datanglah ia kepadanya, maka
berkatalah Elisa: "Angkatlah anakmu ini!" Masuklah perempuan itu,
lalu tersungkur di depan kaki Elisa dan sujud menyembah dengan mukanya sampai
ke tanah. Kemudian diangkatnyalah anaknya, lalu keluar.
Maut Dalam Kuali
Elisa kembali ke Gilgal pada waktu ada kelaparan di negeri itu. Dan
ketika pada suatu kali rombongan nabi duduk di depannya, berkatalah ia kepada
bujangnya: "Taruhlah kuali yang paling besar di atas api dan masaklah
sesuatu makanan bagi rombongan nabi itu."
Lalu keluarlah seorang dari mereka ke ladang untuk mengumpulkan
sayur-sayuran; ia menemui pohon sulur-suluran liar dan memetik dari padanya
labu liar, serangkul penuh dalam jubahnya. Sesudah ia pulang, teruslah ia
mengiris-irisnya ke dalam kuali masakan tadi, sebab mereka tidak mengenalnya.
Kemudian dicedoklah dari masakan tadi bagi orang-orang itu untuk dimakan
dan segera sesudah mereka memakannya, berteriaklah mereka serta berkata:
"Maut ada dalam kuali itu, hai abdi Allah!" Dan tidak tahan mereka
memakannya.
Tetapi berkatalah Elisa: "Ambillah tepung!" Dilemparkannyalah
itu ke dalam kuali serta berkata: "Cedoklah sekarang bagi orang-orang ini,
supaya mereka makan!" Maka tidak ada lagi sesuatu bahaya dalam kuali itu.
Memberi Makan Seratus
Datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi abdi Allah roti
hulu hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong.
Lalu berkatalah Elisa: "Berilah itu kepada orang-orang ini, supaya mereka
makan."
Tetapi pelayannya itu berkata: "Bagaimanakah aku dapat menghidangkan
ini di depan seratus orang?" Jawabnya: "Berikanlah kepada orang-orang
itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman TUHAN: Orang akan makan,
bahkan akan ada sisanya." Lalu dihidangkannyalah di depan mereka, maka
makanlah mereka dan ada sisanya, sesuai dengan firman TUHAN.
2 Raja-Raja 2:1-25 Elia Naik Ke Surga
Menjelang saatnya TUHAN hendak menaikkan Elia ke sorga dalam angin
badai, Elia dan Elisa sedang berjalan dari Gilgal. Berkatalah Elia kepada
Elisa: "Baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke Betel."
Tetapi Elisa menjawab: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri,
sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu pergilah mereka ke
Betel.
Pada waktu itu keluarlah rombongan nabi yang ada di Betel mendapatkan
Elisa, lalu berkatalah mereka kepadanya: "Sudahkah engkau tahu, bahwa pada
hari ini tuanmu akan diambil dari padamu oleh TUHAN terangkat ke sorga?"
Jawabnya: "Aku juga tahu, diamlah!"
Berkatalah Elia kepadanya: "Hai Elisa, baiklah tinggal di sini,
sebab TUHAN menyuruh aku ke Yerikho." Tetapi jawabnya: "Demi TUHAN
yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan
engkau." Lalu sampailah mereka di Yerikho.
Pada waktu itu mendekatlah rombongan nabi yang ada di Yerikho kepada
Elisa serta berkata kepadanya: "Sudahkah engkau tahu, bahwa pada hari ini
tuanmu akan diambil dari padamu oleh TUHAN terangkat ke sorga?" Jawabnya:
"Aku juga tahu, diamlah!"
Berkatalah Elia kepadanya: "Baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN
menyuruh aku ke sungai Yordan." Jawabnya: "Demi TUHAN yang hidup dan
demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau."
Lalu berjalanlah keduanya.
Lima puluh orang dari rombongan nabi itu ikut berjalan, tetapi mereka
berdiri memandang dari jauh, ketika keduanya berdiri di tepi sungai Yordan. Lalu
Elia mengambil jubahnya, digulungnya, dipukulkannya ke atas air itu, maka
terbagilah air itu ke sebelah sini dan ke sebelah sana, sehingga menyeberanglah
keduanya dengan berjalan di tanah yang kering.
Dan sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa:
"Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari
padamu." Jawab Elisa: "Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari
rohmu."
Berkatalah Elia: "Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika
engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu
seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi."
Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah
kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke
sorga dalam angin badai. Ketika Elisa melihat itu, maka berteriaklah ia:
"Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!"
Kemudian tidak dilihatnya lagi, lalu direnggutkannya pakaiannya dan
dikoyakkannya menjadi dua koyakan.
Sesudah itu dipungutnya jubah Elia yang telah terjatuh, lalu ia berjalan
hendak pulang dan berdiri di tepi sungai Yordan. Ia mengambil jubah Elia yang
telah terjatuh itu, dipukulkannya ke atas air itu sambil berseru: "Di
manakah TUHAN, Allah Elia?" Ia memukul air itu, lalu terbagi ke sebelah
sini dan ke sebelah sana, maka menyeberanglah Elisa.
Ketika rombongan nabi yang dari Yerikho itu melihat dia dari jauh,
mereka berkata: "Roh Elia telah hinggap pada Elisa." Mereka datang
menemui dia, lalu sujudlah mereka kepadanya sampai ke tanah.
Mereka berkata: "Coba lihat! Di antara hamba-hambamu ini ada lima
puluh orang laki-laki, orang-orang tangkas. Biarlah mereka itu pergi mencari
tuanmu, jangan-jangan ia diangkat oleh Roh TUHAN dan dilemparkan-Nya ke atas
salah satu gunung atau ke dalam salah satu lembah." Elisa menjawab:
"Janganlah suruh pergi!"
Tetapi ketika mereka mendesak-desak dia sampai memalukan, maka
berkatalah ia: "Suruhlah pergi!" Mereka menyuruh lima puluh orang.
Orang-orang ini mencari tiga hari lamanya, tetapi tidak bertemu dengan Elia. Ketika
mereka kembali kepada Elisa yang masih tinggal di kota Yerikho, berkatalah ia
kepada mereka: "Bukankah telah kukatakan kepadamu: Jangan pergi?"
Elisa Menyehatkan Air Di Yerikho
Berkatalah penduduk kota itu kepada Elisa: "Cobalah lihat! Letaknya
kota ini baik, seperti tuanku lihat, tetapi airnya tidak baik dan di negeri ini
sering ada keguguran bayi." Jawabnya: "Ambillah sebuah pinggan baru
bagiku dan taruhlah garam ke dalamnya." Maka mereka membawa pinggan itu
kepadanya.
Kemudian pergilah ia ke mata air mereka dan melemparkan garam itu ke
dalamnya serta berkata: "Beginilah firman TUHAN: Telah Kusehatkan air ini,
maka tidak akan terjadi lagi olehnya kematian atau keguguran bayi." Demikianlah air itu menjadi sehat sampai hari
ini sesuai dengan firman yang telah disampaikan Elisa.
Anak-Anak Betel Mencemoohkan Elisa
Elisa pergi dari sana ke Betel. Dan sedang ia mendaki, maka keluarlah
anak-anak dari kota itu, lalu mencemoohkan dia serta berseru kepadanya:
"Naiklah botak, naiklah botak!"
Lalu berpalinglah ia ke belakang, dan ketika ia melihat mereka, dikutuknyalah mereka demi nama TUHAN. Maka keluarlah dua ekor beruang dari hutan, lalu mencabik-cabik dari mereka empat puluh dua orang anak. Dari sana pergilah ia ke gunung Karmel dan dari sana pula kembalilah ia ke Samaria.
Posting Komentar untuk "Bacaan Ayat Alkitab Harian Secara Kronologis Hari Ke 176; 31 Maret 2023"