Bacaan Ayat Alkitab Harian Secara Kronologis Hari Ke 96; 20 Januari 2023
Seluruh Kitab Suci diberikan kepada kita melalui ilham Allah dan berguna untuk mengajarkan kebenaran kepada kita serta menyadarkan kita akan apa yang salah dalam hidup kita; Kitab Suci meluruskan dan menolong kita melakukan hal-hal yang benar (2 Tim 3:16 FAYH).
Halo teman-teman selama setahun kedepan – dimulai dari hari ini saya
akan memposting pembacaan alkitab secara kronologis. Daftar bacaan ini akan
disusun secara berurutan menurut peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam
alkitab. Oh ya, penentuan urutan ini di dasarkan pada beberapa hasil penelitian
atau usaha beberapa orang yang memberi waktu secara khusus untuk menelitinya
dan inilah hasilnya.
Tujuan dari membaca alkitab secara berurutan adalah untuk menolong kita
melihat lebih dekat akan peristiwa-peristiwa yang terjadi serta menolong kita
lebih memahami dan mengerti akan konteks sejarah yang melatarbelakangi sebuah
kisah dan menghubungkannya dengan catatan peristiwa-peristiwa yang saling
terkait, misalkan Mazmur, Doa, Nubuatan-Nubuatan, Surat-Surat dan sebagainya di
dalam Kitab Suci.
Sebagai contoh ketika kita membaca kisah Daud dan Batsyeba dalam 2
Samuel, kita juga akan dibawah untuk membaca juga catatan peristiwa yang serupa
di dalam kitab 1 Tawarikh. Dan di hari berikutnya kita akan membaca kitab
Mazmur yang ditulis Daud yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Menarik
bukan!
Ayo mari bersama-sama membuat satu resolusi sederhana untuk menyelesaikan
membaca seluruh bagian alkitab selama setahun kedepan. Kita hanya perlu
meluangkan waktu 15 – 20 menit setiap harinya untuk membaca beberapa bagian
yang sudah ditentukan dan saya dengan senang hati akan membagikannya setiap
harinya di dalam blog ini.
Beberapa hal atau keuntungan yang dapat kita rasakan dan nikmati ketika
membaca alkitab secara berurutan adalah;
-
Letak
kitab Ayub di dalam susunan alkitab yang kita pakai saat ini (cetakan LAI) di
urutan ke delapan belas, namun ketika kita membaca alkitab secara kronologis
maka kita Ayub akan kita baca di awal.
-
Kita
akan mengetahui bagian-bagian yang sejajar di dalam sejarah Perjanjian Lama,
hal ini akan menolong kita untuk mudah memahami kisahnya secara utuh.
-
Menolong
kita untuk mengetahui akan penyebaran bagian-bagian dari Mazmur dan kitab
nabi-nabi kecil yang luas secara berurutan.
-
Kita
juga akan ditolong untuk lebih mengetahui dan memahami bagian-bagian yang
sejajar di dalam keempat Injil (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes). Dan di
dalam surat-surat lainnya.
Ok Selamat Menikmati – Pembacaan Hari Ke 96 Di Dalam
Hakim-Hakim 19:1-30; Hakim-Hakim 20:1-48; Hakim-Hakim 21:1-25
Hakim-Hakim 19:1-30 Perbuatan Noda Di Gibea
Terjadilah pada zaman itu, ketika tidak ada raja di Israel, bahwa di
balik pegunungan Efraim ada seorang Lewi tinggal sebagai pendatang. Ia
mengambil seorang gundik dari Betlehem-Yehuda. Tetapi gundiknya itu berlaku
serong terhadap dia dan pergi dari padanya ke rumah ayahnya di Betlehem-Yehuda,
lalu tinggal di sana empat bulan lamanya.
Berkemaslah suaminya itu, lalu pergi menyusul perempuan itu untuk
membujuk dia dan membawanya kembali; bersama-sama dia bujangnya dan sepasang
keledai. Ketika perempuan muda itu membawa dia masuk ke rumah ayahnya, dan
ketika ayah itu melihat dia, maka bersukacitalah ia mendapatkannya. Mertuanya,
ayah perempuan muda itu, tidak membiarkan dia pergi, sehingga ia tinggal tiga
hari lamanya pada ayah itu; mereka makan, minum dan bermalam di sana.
Tetapi pada hari yang keempat, ketika mereka bangun pagi-pagi dan ketika
orang Lewi itu berkemas untuk pergi, berkatalah ayah perempuan muda itu kepada
menantunya: "Segarkanlah dirimu dahulu dengan sekerat roti, kemudian
bolehlah kamu pergi."
Jadi duduklah mereka, lalu makan dan minumlah keduanya bersama-sama.
Kata ayah perempuan muda itu kepada laki-laki itu: "Baiklah putuskan untuk
tinggal bermalam dan biarlah hatimu gembira."
Tetapi ketika orang itu bangun untuk pergi juga, mertuanya itu
mendesaknya, sehingga ia tinggal pula di sana bermalam. Pada hari yang kelima,
ketika ia bangun pagi-pagi untuk pergi, berkatalah ayah perempuan muda itu:
"Mari, segarkanlah dirimu dahulu, dan tinggallah sebentar lagi, sampai
matahari surut." Lalu makanlah mereka keduanya.
Ketika orang itu bangun untuk pergi, bersama dengan gundiknya dan
bujangnya, berkatalah mertuanya, ayah perempuan muda itu, kepadanya:
"Lihatlah, matahari telah mulai turun menjelang petang; baiklah tinggal
bermalam, lihat, matahari hampir terbenam, tinggallah di sini bermalam dan
biarlah hatimu gembira; maka besok kamu dapat bangun pagi-pagi untuk berjalan
dan pulang ke rumahmu."
Tetapi orang itu tidak mau tinggal bermalam; ia berkemas, lalu pergi.
Demikian sampailah ia di daerah yang berhadapan dengan Yebus — itulah Yerusalem
—; bersama-sama dengan dia ada sepasang keledai yang berpelana dan gundiknya
juga.
Ketika mereka dekat ke Yebus dan ketika matahari telah sangat rendah,
berkatalah bujang itu kepada tuannya: "Marilah kita singgah di kota orang
Yebus ini dan bermalam di situ." Tetapi tuannya menjawabnya: "Kita
tidak akan singgah di kota asing yang bukan kepunyaan orang Israel, tetapi kita
akan berjalan terus sampai ke Gibea."
Lagi katanya kepada bujangnya: "Marilah kita berjalan sampai ke
salah satu tempat yang di sana dan bermalam di Gibea atau di Rama." Lalu
berjalanlah mereka melanjutkan perjalanannya, dan matahari terbenam, ketika
mereka dekat Gibea kepunyaan suku Benyamin.
Sebab itu singgahlah mereka di Gibea, lalu masuk untuk bermalam di situ,
dan setelah sampai, duduklah mereka di tanah lapang kota. Tetapi tidak ada
seorang pun yang mengajak mereka ke rumah untuk bermalam.
Tetapi datanglah pada malam itu seorang tua, yang pulang dari
pekerjaannya di ladang. Orang itu berasal dari pegunungan Efraim dan tinggal di
Gibea sebagai pendatang, tetapi penduduk tempat itu adalah orang Benyamin.
Ketika ia mengangkat mukanya dan melihat orang yang dalam perjalanan itu
di tanah lapang kota, berkatalah orang tua itu: "Ke manakah engkau pergi
dan dari manakah engkau datang?" Jawabnya kepadanya: "Kami sedang
dalam perjalanan dari Betlehem-Yehuda ke balik pegunungan Efraim. Dari sanalah
aku berasal; aku tadinya pergi ke Betlehem-Yehuda dan sekarang sedang berjalan
pulang ke rumah. Tetapi tidak ada orang yang mengajak aku ke rumahnya,
walaupun ada padaku jerami dan makanan untuk keledai kami, pula roti dan
anggur untuk aku sendiri, untuk hambamu perempuan ini dan untuk bujang yang
bersama-sama dengan hambamu ini; kami tidak kekurangan sesuatu."
Lalu berkatalah orang tua itu: "Jangan kuatir! Segala yang engkau
perlukan biarlah aku yang menanggung, tetapi janganlah engkau bermalam di tanah
lapang kota ini." Sesudah itu dibawanyalah dia masuk ke rumahnya, lalu
keledai-keledai diberinya makan; maka mereka pun membasuh kaki, makan dan
minum.
Tetapi sementara mereka menggembirakan hatinya, datanglah orang-orang
kota itu, orang-orang dursila, mengepung rumah itu. Mereka menggedor-gedor
pintu sambil berkata kepada orang tua, pemilik rumah itu: "Bawalah ke luar
orang yang datang ke rumahmu itu, supaya kami pakai dia."
Lalu keluarlah pemilik rumah itu menemui mereka dan berkata kepada
mereka: "Tidak, saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat; karena
orang ini telah masuk ke rumahku, janganlah kamu berbuat noda.
Tetapi ada anakku perempuan, yang masih perawan, dan juga gundik orang
itu, baiklah kubawa keduanya ke luar; perkosalah mereka dan perbuatlah dengan
mereka apa yang kamu pandang baik, tetapi terhadap orang ini janganlah kamu
berbuat noda."
Tetapi orang-orang itu tidak mau mendengarkan perkataannya. Lalu orang
Lewi itu menangkap gundiknya dan membawanya kepada mereka ke luar, kemudian
mereka bersetubuh dengan perempuan itu dan semalam-malaman itu mereka
mempermainkannya, sampai pagi. Barulah pada waktu fajar menyingsing mereka
melepaskan perempuan itu. Menjelang pagi perempuan itu datang kembali, tetapi
ia jatuh rebah di depan pintu rumah orang itu, tempat tuannya bermalam, dan ia
tergeletak di sana sampai fajar.
Pada waktu tuannya bangun pagi-pagi, dibukanya pintu rumah dan pergi ke
luar untuk melanjutkan perjalanannya, tetapi tampaklah perempuan itu,
gundiknya, tergeletak di depan pintu rumah dengan tangannya pada ambang pintu.
Berkatalah ia kepada perempuan itu: "Bangunlah, marilah kita
pergi." Tetapi tidak ada jawabnya. Lalu diangkatnyalah mayat itu ke atas
keledai, berkemaslah ia, kemudian pergi ke tempat kediamannya. Sesampai di
rumah, diambilnyalah pisau, dipegangnyalah mayat gundiknya, dipotong-potongnya
menurut tulang-tulangnya menjadi dua belas potongan, lalu dikirimnya ke seluruh
daerah orang Israel.
Dan setiap orang yang melihatnya, berkata: "Hal yang demikian belum
pernah terjadi dan belum pernah terlihat, sejak orang Israel berangkat keluar
dari tanah Mesir sampai sekarang. Perhatikanlah itu, pertimbangkanlah, lalu berbicaralah!"
Hakim-Hakim 20:1-48 Peperangan Orang Israel Melawan
Bani Benyamin
Lalu majulah semua orang Israel; dari Dan sampai Bersyeba dan juga dari
tanah Gilead berkumpullah umat itu secara serentak menghadap TUHAN di Mizpa. Maka
berdirilah para pemuka dari seluruh bangsa itu, dari segala suku orang Israel,
memimpin jemaah umat Allah yang jumlahnya empat ratus ribu orang berjalan kaki,
yang bersenjatakan pedang.
Kedengaranlah kepada bani Benyamin, bahwa orang Israel telah maju ke
Mizpa. Berkatalah orang Israel: "Ceritakan bagaimana kejahatan itu
terjadi." Lalu orang Lewi, suami perempuan yang terbunuh itu, menjawab:
"Aku sampai dengan gundikku di Gibea kepunyaan suku Benyamin untuk
bermalam di sana.
Lalu warga-warga kota Gibea itu mendatangi aku dan mengepung rumah itu
pada malam hari untuk menyerang aku. Mereka bermaksud membunuh aku, tetapi
gundikku diperkosa mereka, sehingga mati. Maka kuambillah mayat gundikku,
kupotong-potong dia dan kukirimkan ke seluruh daerah milik pusaka orang Israel,
sebab orang-orang itu telah berbuat mesum dan berbuat noda di antara orang
Israel.
Sekarang kamu sekalian, orang Israel, telah ada di sini. Berikanlah di
sini pertimbanganmu dan nasihatmu." Kemudian bangunlah seluruh bangsa itu
dengan serentak, sambil berkata: "Seorang pun dari pada kita takkan pergi
ke kemahnya, seorang pun dari pada kita takkan pulang ke rumahnya.
Inilah yang akan kita lakukan kepada Gibea; memeranginya, dengan
membuang undi! Kita akan memilih dari seluruh suku Israel sepuluh orang dari
tiap-tiap seratus, seratus orang dari tiap-tiap seribu, seribu orang dari
tiap-tiap sepuluh ribu, untuk mengambil bekal bagi laskar ini, supaya sesudah
mereka datang, dilakukan kepada Gibea-Benyamin setimpal dengan segala perbuatan
noda yang telah diperbuat mereka di antara orang Israel."
Demikianlah orang Israel berkumpul melawan kota itu, semuanya bersekutu
dengan serentak. Kemudian suku-suku Israel mengirim orang kepada seluruh suku
Benyamin dengan pesan: "Apa macam kejahatan yang terjadi di antara kamu
itu!
Maka sekarang, serahkanlah orang-orang itu, yakni orang-orang dursila
yang di Gibea itu, supaya kami menghukum mati mereka dan dengan demikian
menghapuskan yang jahat itu dari antara orang Israel." Tetapi bani
Benyamin tidak mau mendengarkan perkataan saudara-saudaranya, orang Israel itu.
Sebaliknya, bani Benyamin dari kota-kota lain berkumpul di Gibea untuk maju
berperang melawan orang Israel.
Pada hari itu dihitunglah jumlah bani Benyamin dari kota-kota lain itu:
dua puluh enam ribu orang yang bersenjatakan pedang, belum termasuk penduduk
Gibea, yang terhitung tujuh ratus orang pilihan banyaknya. Dari segala laskar
ini ada tujuh ratus orang pilihan yang kidal, dan setiap orang dari mereka
dapat mengumban dengan tidak pernah meleset sampai sehelai rambut pun.
Juga orang-orang Israel dihitung jumlahnya; dengan tidak termasuk suku
Benyamin ada empat ratus ribu orang yang bersenjatakan pedang; semuanya itu
prajurit. Lalu orang Israel berangkat dan maju ke Betel. Di sana mereka
bertanya kepada Allah: "Siapakah dari kami yang lebih dahulu maju
berperang melawan bani Benyamin?" Jawab TUHAN: "Suku Yehudalah lebih
dahulu."
Lalu orang-orang Israel bangun pagi-pagi dan berkemah mengepung Gibea. Kemudian
majulah orang-orang Israel berperang melawan suku Benyamin; orang-orang Israel
mengatur barisan perangnya melawan mereka dekat Gibea. Juga bani Benyamin maju
menyerang dari Gibea dan menggugurkan ke bumi dua puluh dua ribu orang dari
antara orang Israel pada hari itu.
Tetapi laskar orang Israel mengumpulkan segenap kekuatannya, lalu
mengatur pula barisan perangnya di tempat mereka mengatur barisannya semula. Kemudian
pergilah orang-orang Israel, lalu menangis di hadapan TUHAN sampai petang,
sesudah itu mereka bertanya kepada TUHAN: "Akan pergi pulakah kami
berperang melawan bani Benyamin, saudara kami itu?" Jawab TUHAN:
"Majulah melawan mereka."
Tetapi ketika orang-orang Israel pada hari kedua sampai di dekat bani
Benyamin, maka pada hari kedua itu majulah suku Benyamin dari Gibea menyerbu
mereka, dan digugurkannya pula ke bumi delapan belas ribu orang di antara
orang-orang Israel; semuanya orang-orang yang bersenjatakan pedang.
Kemudian pergilah semua orang Israel, yakni seluruh bangsa itu, lalu
sampai di Betel; di sana mereka tinggal menangis di hadapan TUHAN, berpuasa
sampai senja pada hari itu dan mempersembahkan korban bakaran dan korban
keselamatan di hadapan TUHAN.
Dan orang-orang Israel bertanya kepada TUHAN — pada waktu itu ada di
sana tabut perjanjian Allah, dan Pinehas bin Eleazar bin Harun menjadi imam
Allah pada waktu itu — kata mereka: "Haruskah kami maju sekali lagi untuk
berperang melawan bani Benyamin, saudara kami itu, atau haruskah kami hentikan
itu?" Jawab TUHAN: "Majulah, sebab besok Aku akan menyerahkan mereka
ke dalam tanganmu." Lalu orang Israel menempatkan penghadang-penghadang
sekeliling Gibea. Pada hari ketiga majulah orang-orang Israel melawan bani
Benyamin dan mengatur barisannya melawan Gibea seperti yang sudah-sudah.
Maka majulah bani Benyamin menyerbu laskar itu; mereka terpancing dari
kota, dan seperti yang sudah-sudah, mereka mulai menyerang laskar itu pada
kedua jalan raya — yang satu menuju ke Betel, dan yang lain ke Gibea melalui
padang — sehingga terbunuh beberapa orang, kira-kira tiga puluh orang di antara
orang Israel.
Maka kata bani Benyamin: "Orang-orang itu telah terpukul kalah oleh
kita seperti semula." Tetapi orang-orang Israel telah bermupakat lebih
dahulu: "Marilah kita lari dan memancing mereka dari kota ke jalan-jalan
raya."
Jadi orang Israel bangun dari tempatnya dan mengatur barisannya di
Baal-Tamar, sedang orang Israel yang menghadang itu tiba-tiba keluar dari
tempatnya, yakni tempat terbuka dekat Geba,
dan sampai di depan Gibea, sebanyak sepuluh ribu orang pilihan dari
seluruh Israel. Pertempuran itu dahsyat, tetapi bani Benyamin tidak tahu bahwa
malapetaka datang menimpa mereka.
TUHAN membuat suku Benyamin terpukul kalah oleh orang Israel, dan pada
hari itu orang-orang Israel memusnahkan dari antara suku Benyamin dua puluh
lima ribu seratus orang, semuanya orang-orang yang bersenjatakan pedang.
Bani Benyamin melihat, bahwa mereka telah terpukul kalah. Sementara
orang-orang Israel agak mundur di depan suku Benyamin — sebab mereka
mempercayai penghadang-penghadang yang ditempatkan mereka untuk menyerang Gibea
—
maka segeralah penghadang-penghadang itu menyerbu Gibea. Mereka bergerak
maju dan memukul seluruh kota itu dengan mata pedang. Tetapi orang-orang Israel
telah bermupakat dengan penghadang-penghadang itu untuk menaikkan gumpalan asap
tebal dari kota itu.
Ketika orang-orang Israel mundur dalam pertempuran itu, maka suku
Benyamin mulai menyerang orang Israel, sehingga terbunuh kira-kira tiga puluh
orang, karena pikir mereka: "Tentulah orang-orang itu terpukul kalah sama
sekali oleh kita seperti dalam pertempuran yang dahulu."
Tetapi pada waktu itu mulailah gumpalan asap naik dari kota itu seperti
tiang asap. Suku Benyamin menoleh ke belakang dan tampaklah kota itu seluruhnya
terbakar, apinya naik ke langit. Lagipula orang-orang Israel maju lagi. Maka
gemetarlah orang-orang Benyamin itu, sebab mereka melihat, bahwa malapetaka
datang menimpa mereka.
Jadi larilah mereka dari depan orang-orang Israel itu, ke arah padang
gurun, tetapi pertempuran itu tidak dapat dihindari mereka, lalu orang-orang
dari kota-kota menghabisi mereka di tengah-tengahnya. Mereka mengepung suku
Benyamin itu, mengejarnya dengan tak henti-hentinya dan melandanya sampai di
depan Gibea, di sebelah timur.
Dari bani Benyamin ada tewas delapan belas ribu orang, semuanya
orang-orang gagah perkasa. Yang lain berpaling lari ke padang gurun, ke bukit
batu Rimon. Tetapi di jalan-jalan raya masih diadakan penyabitan susulan di
antara mereka: lima ribu orang; mereka diburu sampai ke Gideom dan dipukul mati
dua ribu orang dari mereka.
Maka yang tewas dari suku Benyamin pada hari itu seluruhnya berjumlah
dua puluh lima ribu orang yang bersenjatakan pedang, semuanya orang-orang gagah
perkasa. Tetapi enam ratus orang berpaling lari ke padang gurun, ke bukit batu
Rimon, dan tinggal empat bulan lamanya di bukit batu itu.
Tetapi orang-orang Israel kembali kepada bani Benyamin dan memukul
mereka dengan mata pedang, baik manusia baik hewan dan segala sesuatu yang
terdapat di sana. Juga segala kota yang terdapat di sana mereka musnahkan
dengan api.
Hakim-Hakim 21:1-25 Suku Benyamin Dapat Tetap Hidup
Orang-orang Israel telah bersumpah di Mizpa, demikian: "Seorang pun
dari kita takkan memberikan anaknya perempuan kepada seorang Benyamin menjadi
isterinya."
Ketika bangsa itu datang ke Betel dan tinggal di situ di hadapan Allah
sampai petang, maka mereka pun menyaringkan suaranya menangis dengan sangat
keras, katanya: "Mengapa, ya TUHAN, Allah Israel, terjadi hal yang begini
di antara orang Israel, yakni bahwa hari ini satu suku dari antara orang Israel
hilang?"
Keesokan harinya pagi-pagi maka bangsa itu mendirikan mezbah di situ,
lalu mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Pada waktu itu
berkatalah orang-orang Israel: "Siapakah dari seluruh suku Israel yang
tidak ikut datang dengan jemaah ini untuk menghadap TUHAN?" Sebab mereka
telah bersumpah dengan sungguh-sungguh mengenai orang yang tidak datang
menghadap TUHAN di Mizpa, demikian: "Pastilah ia dihukum mati."
Orang-orang Israel merasa kasihan terhadap suku Benyamin, saudaranya
itu, maka kata mereka: "Hari ini ada satu suku terputus dari orang Israel.
Apakah yang dapat kita lakukan kepada orang-orang yang tinggal itu dalam hal
mencarikan isteri, karena kitalah yang bersumpah demi TUHAN untuk tidak
memberikan seorang pun dari anak-anak perempuan kita kepada mereka menjadi
isterinya?"
Sebab itu berkatalah mereka: "Dari suku-suku Israel adakah satu
yang tidak datang menghadap TUHAN di Mizpa?" Lalu tampaklah, bahwa dari Yabesh-Gilead
tidak ada seorang pun yang datang ke perkemahan jemaah itu.
Lalu diperiksa jumlah bangsa itu, dan tampaklah tidak hadir seorang pun
dari penduduk Yabesh-Gilead. Maka perkumpulan itu menyuruh ke situ dua belas
ribu orang dari orang-orang gagah perkasa dengan memerintahkan kepada mereka,
demikian: "Pergilah, pukullah penduduk Yabesh-Gilead dengan mata pedang,
juga perempuan-perempuan dan anak-anak.
Tetapi perbuatlah begini: hanya semua laki-laki sajalah dan semua
perempuan yang telah pernah tidur dengan laki-laki harus kamu tumpas." Mereka
menjumpai di antara penduduk Yabesh-Gilead empat ratus orang anak gadis,
perawan yang belum pernah tidur dengan orang laki-laki, lalu gadis-gadis itu
dibawa mereka ke perkemahan di Silo, di tanah Kanaan.
Sesudah itu segenap umat itu menyuruh orang membawa pesan kepada bani
Benyamin yang ada di bukit batu Rimon, lalu memaklumkan damai kepada mereka. Pada
waktu itu kembalilah suku Benyamin, dan kepada mereka diberikan
perempuan-perempuan yang telah dibiarkan hidup dari antara perempuan
Yabesh-Gilead; tetapi belum cukup juga jumlahnya bagi mereka.
Maka bangsa itu merasa kasihan kepada suku Benyamin, karena TUHAN telah
membuat keretakan di antara suku-suku Israel. Kemudian berkatalah para tua-tua
umat itu: "Apakah yang dapat kita lakukan kepada yang tinggal ini dalam
hal mencarikan isteri? Sebab perempuan-perempuan telah punah dari antara suku
Benyamin."
Lagi kata mereka: "Warisan orang-orang yang terluput itu haruslah
tetap tinggal pada suku Benyamin, supaya jangan ada suku yang terhapus dari
antara orang Israel. Tetapi kita ini tidak dapat memberikan isteri kepada
mereka dari anak-anak perempuan kita." Sebab orang-orang Israel telah
bersumpah, demikian: "Terkutuklah orang yang memberikan isteri kepada suku
Benyamin!"
Lalu kata mereka pula: "Setiap tahun ada perayaan bagi TUHAN di
Silo yang letaknya di sebelah utara Betel, di sebelah timur jalan raya yang
menuju dari Betel ke Sikhem dan di sebelah selatan Lebona." Maka mereka
berpesan kepada bani Benyamin, demikian: "Pergilah menghadang di
kebun-kebun anggur.
Perhatikanlah baik-baik; maka apabila anak-anak perempuan Silo keluar
untuk menari-nari, baiklah kamu keluar dari kebun-kebun anggur itu, dan
masing-masing melarikan seorang dari anak-anak perempuan Silo itu menjadi
isterinya dan pergi ke tanah Benyamin.
Apabila ayah atau saudaranya laki-laki datang untuk menuntutnya kepada
kami, maka kami akan berkata kepada mereka: Serahkanlah mereka itu kepada kami
dengan rela hati, sebab dalam pertempuran kita tidak dapat menangkap seorang
perempuan untuk menjadi isteri mereka masing-masing. Memang kamu ini tidak
memberikan anak-anak gadis itu kepada mereka; sebab seandainya demikian, kamu
bersalah."
Jadi bani Benyamin berbuat demikian; dari gadis-gadis yang menari-nari
yang dirampas itu mereka mengambil perempuan, jumlahnya sama dengan jumlah
mereka, kemudian pulanglah mereka ke milik pusakanya lalu membangun
kota-kotanya kembali dan diam di sana.
Pada waktu itu pergilah orang Israel dari sana, masing-masing menurut suku dan kaumnya; mereka masing-masing berangkat dari sana ke milik pusakanya. Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.
Posting Komentar untuk "Bacaan Ayat Alkitab Harian Secara Kronologis Hari Ke 96; 20 Januari 2023"