Kisah Inspirasi Pertobatan Kristen - Ghulam Masih Naaman
Ghulam
Masih Naaman dilahirkan di Jammu, Kashmir. Ia adalah anak ke-5 dari enam
bersaudara. Ayahnya adalah seorang tuan tanah yang sangat berhasil. Semasa
kecilnya, Ghulam hidup berkecukupan. Setelah kelahiran kakak-kakaknya, ibunya
rindu memiliki anak lagi. Namun, selalu gagal karena semua anak yang lahir
meninggal ketika masih bayi.
Oleh
sebab kelahiran Ghulam dianggap sebagai mukjizat, setelah Ghulam lahir, ibunya
membawanya ke sebuah kuil yang terletak di pegunungan Kashmir untuk
dipersembahkan kepada dewi-dewi (ibunya adalah seorang Kedar yang taat, namun
masih percaya kepada dewi-dewi -- agama warisan dari orang tuanya). Oleh sebab
itulah Ghulam masih membawa tanda lahir di tubuhnya, yaitu kuping yang
berlubang, tanda bahwa ia adalah milik dewi-dewi.
Pada usia
lima tahun, Ghulam masuk sekolah dasar. Pada usia ini juga, untuk pertama
kalinya, ia pergi ke tempat ibadah agamanya yang terletak tidak jauh dari
rumahnya untuk belajar mengaji dan mempelajari kitab sucinya. Ketika Ghulam
berusia sembilan tahun, ia menempuh pendidikan sekolah menengah di Jammu,
Kashmir -- Sekolah Menengah Maha Raja Ranbeer Singh, sekolah yang diperuntukkan
bagi anak-anak raja atau penguasa.
Sekolah
tersebut menawarkan berbagai macam pralatihan militer, seperti menunggang kuda
dan menembak -- sesuatu yang pantas bagi anak-anak raja. Namun bagi Ghulam,
pendidikan semacam ini merupakan hal yang cukup membingungkan baginya karena
tidak jelas ke mana pendidikan tersebut mengarahkannya. Karena sekolah ini
dikhususkan bagi orang Hindu, maka setiap siswa harus mempelajari agama dan
kitab suci Hindu.
Perang
dunia ke-2 terjadi ketika Ghulam berusia enam belas tahun -- India masuk ke
dalam sebuah dilema. Seperti rakyat India yang menginginkan kemerdekaan dari
kekuasaan Inggris, Ghulam pun menginginkan hal yang sama. Namun, Ghulam masih
terlalu muda untuk mengerti apa yang terjadi dalam dunia politik dan ideologi
di India.
Melihat
situasi tersebut, Ghulam memutuskan untuk melamar
sebagai anggota angkatan udara. Ia diterima dan ditempatkan sebagai montir yang
bertugas untuk memelihara dan memerbaiki pesawat terbang. Latihan pertama
Ghulam dilaksanakan di Lahore. Setelah itu, ia dipindahkan ke Birma dan
Ronggon. Beberapa waktu kemudian, ia dikirim ke akademi angkatan udara dan di
tempat inilah ia memperoleh gelar master dalam bidang intelijen militer.
Ketika
melakukan tugasnya, Ghulam selalu membina hubungan baik dengan siapa saja.
Baginya, nilai seseorang tidak tergantung dari warna kulit, ras, dan
kepercayaannya. Pengabdian penuh pada pekerjaan, integritas, dan sifatnya yang
dapat dipercaya menjadi kualitas yang memampukannya mencapai sukses dalam
setiap kedudukannya.
Ia
tidak dapat menerima ketidakjujuran, baik dalam dirinya sendiri maupun orang
lain. Ia juga tidak pernah menekan bawahannya, bahkan ia menjadi pendengar yang
baik terhadap keluhan-keluhan bawahannya. Namun, tidak semua orang bersikap
demikian. Ia tidak dapat memungkiri bahwa hubungan di antara para perwira dalam
angkatan udara kurang baik.
Para
perwira Inggris sering memandang rendah para perwira India. Mereka menganggap
para perwira India memiliki mutu yang rendah dan menyebut mereka dengan istilah
"Bloody Indians". Kehidupan para perwira India tidak dihargai,
meskipun mereka berpangkat sama. Tutur kata mereka terkadang kasar dan tidak
sopan. Hal ini membuat Ghulam sangat terganggu.
Diskriminasi
tersebar dengan luas. Orang-orang Inggris tidak mau menyesuaikan diri dengan
dengan orang-orang India. Namun, di antara sekian banyak perwira Inggris yang angkuh, Ghulam menemukan sosok perwira Inggris yang
penuh belas kasih. Perwira tersebut bernama Kapten Bexter. Ia adalah orang yang
agak tertutup, namun dari sikapnya, Ghulam mengetahui orang seperti apa dia.
Kapten
Bexter tidak merendahkan perwira India, ia memerhatikan jaminan sosial mereka.
Hal yang paling berkesan tentang Kapten Bexter adalah tindakannya dalam
peperangan. Jika ada serangan dari pihak lawan, ia akan memerintahkan
bawahannya untuk berlindung di gereja (sebuah tenda yang dipakai untuk
kebaktian).
Di
tempat itu, Bexter akan berdoa dan hal yang dilakukan bawahannya adalah
mengucapkan kata "amin" ketika ia selesai berdoa. Ghulam belum pernah
mendengar doa seperti yang dilakukan Bexter -- doa yang sangat sederhana,
yang langsung menuju kepada Tuhan.
Suatu
ketika, Ghulam mendapat tugas untuk menguji sebuah pesawat terbang. Namun
setelah berjarak kira-kira tiga puluh mil, ia terkena tembakan dari pihak
lawan. Pusan, rekan kerja Ghulam, mengambil kendali atas pesawat tersebut.
Pendaratan dapat dilakukan dengan selamat, tetapi Ghulam tidak sadarkan diri
akibat peristiwa tersebut.
Ia
dilarikan ke rumah sakit dan mendapat perawatan selama dua puluh hari. Selama
menjalani perawatan, Ghulam tidak kekurangan apa-apa. Ia dirawat oleh dua orang
perawat, Amber dan Marry, yang merawatnya dengan penuh belas kasih. Ghulam
ingin mengetahui apa alasan Amber dan Marry sehingga mereka sangat
mengasihinya. Mereka berkata, "Kami merawat Anda bukan karena Anda tampan,
bukan untuk mengharapkan hadiah dari Anda, namun kami adalah orang Kristen. Tuhan
Yesus telah menderita demi keselamatan manusia, dan tugas kami adalah untuk
melayani sesama manusia."
Ghulam
terharu mendengar kesaksian ini. Sekali lagi ia dikonfrontasikan dengan Tuhan
Yesus melalui dua murid-Nya, ketika ia melihat anak-anak Tuhan mengasihi dan
melayani sesama manusia di tengah-tengah pembantaian dan kurangnya perhatian
terhadap sesama.
Ghulam
merasakan kehadiran Allah, tetapi tidak ada waktu baginya untuk
merefleksikannya. Ghulam keluar dari rumah sakit dan bergegas kembali ke
markas. Ia mendapat tugas baru, yaitu mencegah pegawai-pegawai angkatan udara
memasuki daerah-daerah pelacuran. Di sini ia berkenalan dengan Philips, seorang
anggota angkatan udara.
Kehadiran
Philips membuatnya gembira, ditambah lagi dengan lelucon-leluconnya. Pada suatu
hari, Philips akan dipindahkan ke tempat lain. Philips sangat marah atas
keputusan tersebut. Alasan mengapa ia tidak mau dipindahkan adalah karena ia
mencintai Kumla, seorang pelacur.
Ghulam
mencoba memberikan nasihat kepada Philips bahwa dengan menikahi wanita semacam
itu, berarti menentang norma sosial. Philips tetap teguh pada pendiriannya. Ia
berkata, "Tuhan Yesus menyayangi seorang penjahat seperti saya dan
mengorbankan hidup-Nya sebagai tebusan untuk menyelamatkan jiwa saya, maka saya
juga harus bisa menerima orang yang berdosa dan dihinakan dunia."
Pada
tahun 1945, perang dunia II berakhir. Namun, bagi India ini merupakan periode
yang sangat buruk. Agama dijadikan sebagai batu antukan di mana banyak orang
tersandung karenanya. Hindu dan kaum Kedar tidak dapat hidup secara damai.
Ketakutan dan kebencian semakin meningkat, pembunuhan dan kerusuhan terjadi di
seluruh penjuru India.
Sebenarnya,
kaum Kedar bukanlah sesuatu yang baru di India. Agama kaum Kedar tersebut
pertama kali masuk di India pada tahun 712 SM. Pada mulanya, kaum Kedar dan
Hindu hidup secara berdampingan, namun kaum Kedar mengambil alih kekuatan
politik di bagian utara India, sebagai keturunan Jenghis
Khan yang mengalahkan Delhi pada tahun 1526 dan mendirikan dinasti Mughal.
Dinasti
ini tidak berusaha memaksa penduduk memeluk agama kaum Kedar karena golongan
Hindu Brahmana dari golongan kuat tidak akan memberi kesempatan, walaupun
mereka telah mencobanya. Sedangkan beberapa orang kaum Kedar dari golongan
tinggi Mughal adalah orang-orang yang bertobat dari kasta Hindu terendah.
Hal ini
membuat Ghulam seolah berada di persimpangan jalan, ia tidak tahu harus berbuat
apa. Pada Agustus 1947, kekuasaan Inggris berakhir di India. Namun hal ini
tidak membuat situasi di India membaik. Kerusuhan, pembunuhan, dan peperangan
terjadi di India. Setiap orang Kedar sejati harus percaya dan mengakui
prinsip-prinsip dasar iman -- jika seseorang tidak bisa mengucapkan kalimat
sahadat, mereka adalah orang kafir dan berperang melawan mereka adalah benar.
Pertemuan
Ghulam dengan Yesus terjadi ketika ia mendatangi sebuah keluarga Kristen dan
meminta mereka untuk menyangkal imannya. Seorang gadis kecil berusia sepuluh
tahun dari keluarga tersebut menolak untuk menyangkali Yesus meskipun telah
diancam. Tidak ada rasa takut terpancar dari wajah gadis kecil ini. Ketika
keluarga ini berdoa, tiba-tiba suatu cahaya menyembunyikan mereka dari
pandangan Ghulam.
Cahaya
itu begitu cemerlang dan mengerikan. Sedikit demi sedikit, cahaya itu mendekati
Ghulam dan ia mulai merasa takut. Ghulam tidak tahu harus berbuat apa.
Tiba-tiba dalam benaknya muncul pemikiran untuk meminta maaf kepada makhluk
tersebut. Lalu Ghulam mendengar suara yang berkata, "Kami mengampuni
Anda dalam nama Yesus."
Setelah
kembali ke markas, nama Yesus terus terngiang di telinganya, dan Ghulam mulai
mengingat pengalaman masa lalunya. Yesus yang dipercayai oleh Bexter, melindunginya
dan teman-temannya dari serangan lawan. Yesus yang dipercayai Amber dan
Marry, demi Dia, mereka telah menyelamatkan kehidupan seorang pria yang
sudah tidak bisa ditolong.
Yesus
yang dipercayai Philips, memberi kekuatan kepadanya untuk berkorban bagi
orang lain. Dan yang paling berkesan dari semua pengalaman itu ialah
pertemuannya dengan Yesus yang diimani oleh seorang gadis kecil yang datang dan
menyelamatkan para pengikut-Nya di waktu yang tepat.
Matanya
telah melihat tindakan penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus kepada gadis
kecil bersama orang tuanya. Pemikiran ini selalu membayangi dirinya dan Ghulam
tidak memiliki kekuatan untuk menghindar. Suatu pagi, Ghulam bangun untuk
melakukan sembahyang seperti biasanya.
Tiba-tiba
ada yang datang dari belakang, meletakkan tangan di bahunya dengan penuh kasih
dan berkata, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu .... " (2 Kor.
12:9). Kalimat ini diulangi tiga kali, lalu Ghulam merasa seperti ada aliran
listrik yang masuk ke dalam tubuhnya -- seperti ada sesuatu yang menyegarkan
dan menggembirakan dalam dirinya. Pengertian, pengampunan, dan pendamaian
merupakan kenyataan yang benar.
Petualangan keKristenan Ghulam terjadi ketika ia bertemu dengan seorang pegawai
Kristen yang sedang membersihkan tempat di mana ia tidur dan mendengar Ghulam
berulang-ulang mengucapkan kalimat, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu
...." Orang tersebut menyarankan kepada Ghulam untuk menemui Pendeta
Inayat Rhumal`shan di wilayah Faisalabad.
Pendeta
Inayat menyarankan kepada Ghulam untuk menemui Pendeta RWF. Wooton di Gorja.
Betapa suram awal pengenalan Ghulam akan Yesus, namun ia tidak putus asa.
Setelah sampai di Gorja, Ghulam menemui Pendeta Wooton. Di tempat ini, ia harus
menghadapi berbagai tantangan, khususnya yang berasal dari orang Kristen
sendiri.
Mereka
menyangka keputusan Ghulam untuk menjadi Kristen karena ia ingin menikah dengan
seorang gadis Kristen, yang lain berkata bahwa ia hanya mencari pekerjaan
sebagai hamba Tuhan, dan yang lainnya lagi berkata ia hanya mau uang.
Akhir
September 1949, Ghulam mendapat kabar bahwa ia akan dibaptis pada tanggal 2
Oktober mendatang. Ghulam sangat senang mendengar kabar terebut. Ketika Ghulam
sedang sendirian, ia didatangi oleh pamannya dan meminta Ghulam untuk pergi
bersama dengan mereka tanpa sepengetahuan siapa pun, dan jika Ghulam menolak,
maka pamannya mengancam akan memberitahukan pertobatan Ghulam kepada semua
orang.
Hal
ini dapat menyebabkan penganiayan terhadap dirinya dan orang-orang Kristen di Gorja. Ghulam tidak dapat membiarkan hal ini terjadi.
Dalam kondisi ini, Ghulam mendengar suara yang berkata kepadanya, "Akan
ada lebih banyak lagi duri dan penghalang yang harus engkau hadapi, jika engkau
memutuskan untuk mengikut Aku. Pergilah dengan mereka karena di rumahlah tempat
pertama di mana engkau harus bersaksi.
Engkau berdiri sebagai saksi-Ku, pertama di Yerusalem, kemudian
di Yudea, Samaria, dan kemudian seluruh dunia." Ghulam menyetujui untuk pergi
bersama dengan mereka, ia tidak takut karena ia tahu siapa yang akan
menolongnya.
Tuhan
telah membimbing Ghulam ke jalan yang telah Ia tetapkan. Jalan ke Kalvari
baginya adalah suatu jalan yang penuh dengan duri. Walaupun terkadang salib-Nya
terasa berat, namun ini adalah satu-satunya jalan yang harus ia jalani, di mana
ia bisa melayani Tuhan dan membawa salib-Nya ke kaki orang lain.
Keluarganya
sudah tidak menerima ia sebagai bagian dari anggota keluarga, teman-temannya
telah memutuskan tali persahabatan dengannya ketika ia menolak untuk
menyangkali imannya. Namun, semuanya itu tidak menyebabkan Ghulam berpikir
bahwa keputusan yang diambilnya adalah salah.
Ia
tahu, keKristenan adalah satu-satunya jalan -- tidak ada satu pun yang dapat
mengubah keyakinan ini. Ghulam tahu bahwa ia telah memilih jalan yang benar
walaupun harus berakhir dengan kematian. Mati setiap hari bagi Kristus
tidaklah mudah. Sekarang ia sudah siap kalau Tuhan memanggilnya.
Pesan Singkat
Kita melihat bahwa beberapa orang berkontribusi
dalam perjalanan rohaniah seorang Ghulam Masih Naaman, tindakan-tindakan kecil mereka
mempengaruhi dan menjadi kesaksian bagi Ghulam.
Bexter, Amber dan Marry, Philips dan gadis kecil itu, telah menjadi
mata rantai dalam perjumpaan Ghulam datang kepada Kristus. Mungkin mereka tidak
menyadari dan tidak memiliki maksud-maksud tertentu atas apa yang mereka
lakukan kepada Ghulam, namun tindakan kecil yang sederhana dari mereka dilihat
dan diperhatikan oleh Ghulam – tembok-tembok pemisah itu perlahan-lahan
dihancurkan.
Hingga pada akhirnya Ghulam menerima
Kristus – mereka semua telah ikut berkontribusi dalam perjalanan iman Ghulam. Dari
kisah ini kita belajar bahwa tindakan-tindakan kecil kita memiliki dampak yang
besar dan kerap kali kita tidak menyadarinya.
Yang pasti dan yang harus selalu kita
ingat adalah “anda dan saya adalah mata rantai dalam perjumpaan seseorang
datang kepada Kristus” jadilah mata rantai yang menyebarkan akan
keharuman-keharuman Kristus – ribuan pasang mata sedang mengamat-amati tindakan
dan sikap anda.
Selebihnya Kristus dapat menyempurnakan
dan melakukan jauh lebih banyak dari apa yang dapat kita bayangkan dan
pikirkan.
Diringkas Dari;
Judul Buku : Kasih Karunia-Ku Cukup Bagimu
Penulis : Ghulam Masih Naaman
Penerbit : Jalan Alrahmat
Halaman : 1 – 126
Diringkas oleh : Novita Yuniarti
Sumber : http://www.sabda.org/publikasi/misi/2008/25/
Posting Komentar untuk "Kisah Inspirasi Pertobatan Kristen - Ghulam Masih Naaman"