Sikap Hidup Orang Kristen Oleh William MacDonald
Yesus Kristus adalah contoh terbaik tentang keberhagaan diri,
kesombongan, kerendahan hati dan masih banyak lagi sikap yang lainnya. Alkitab yang
adalah penyingkapan diri Allah menyediakan kepada kita segala hal yang kita butuhkan
untuk pertumbuhan batiniah kita di dalam diri-Nya.
Sebagai seorang murid dan pekerja Kristus di dunia kita, kita perlu menumbuhkan
dan di saat yang bersamaan membongkar akan tabiat-tabiat yang menghambat akan
pertumbuhan dan pengenalan kita akan diri-Nya. Kerap kali kita terjebak dan
masuk ke dalam kehidupan sekularisme yang meninggikan akan “pride - keberhagaan
diri atau harga diri seseorang.”
Yesus Kristus meninggalkan akan semua kemuliaan diri-Nya ketika Ia
berada di bumi dan menjadi manusia seperti kita. Kemuliaan sorgawi-Nya
ditinggalkan atau dilepaskan – bahwa dengan melepaskan akan keberhargaan diri-Nya,
Ia dapat mencapai akan tujuan dan rencana serta kehendak Bapa-Nya di dalam
diri-Nya.
Keberhargaan diri seorang Kristen mestinya tidak dibangun diatas
kepemilikan atau apapun itu selain di dalam Kristus. Ia menjadi berharga ketika
Ia berada di dalam Kristus dan Kristus di dalam diri-Nya.
Seorang Kristen yang semakin bertumbuh di dalam imannya kepada Kristus
dan menjadi dewasa maka “pride” kebanggaan atau keberhargaan dirinya bukanlah sesuatu
yang harus dipertahankan atau dilindungi, sebaliknya Kristus adalah
segala-galanya baginya.
Saya menyadari bahwa tidakalah mudah untuk menghidupi akan hal ini –
karena kerap kali ketika kebanggaan diri kita diganggu atau diusik kita bisa
bertindak seperti orang-orang dunia pada umumnya. Kiranya Roh Kudus memampukan
kita untuk menumbuhkan akan watak-watak seorang pekerja Kristus yang baik dalam
pandangan Allah.
Tulisan di bawah ini merupakan pendapat William MacDonald yang akan menolong kita untuk
melihat diri kita – watak kita di dalam Kristus dan bagaimana kita membangunnya.
Rasa harga diri adalah
sumber dosa. Hal tersebut berawal di dalam Surga ketika Setan yang gagah dan
tampan itu berusaha untuk menurunkan Sang Pencipta dan Tuhan dari takhta-Nya.
Karena penuh dengan kesombongan, harga diri, dan kebanggaan diri, ia jatuh ke
dalam penghukuman (1Tim. 3:6).
Karena tidak puas
menanggung akibatnya sendiri, iblis ingin membagikan akibat tersebut sehingga
ia berusaha meyakinkan Adam dan Hawa dengan tipu dayanya menuju dosa.
Demikianlah dosa memasuki kehidupan umat manusia. Kebanggaan dan harga diri
merupakan suatu usaha untuk mendewakan diri sendiri.
Penghargaan diri atau
kebanggaan diri berarti menganggap diri sendiri lebih tinggi daripada yang
sepatutnya. Orang yang mengambil rasa hormat untuk dirinya sendiri sebenarnya
ia mengambil sesuatu yang hanya menjadi hak Tuhan saja. Setiap pengikut Tuan
Yesus, yaitu setiap orang Kristen yang sejati, benar-benar harus menjadi mirip
dengan Dia yang lembut dan rendah hati.
Kata “lembut hati“
berkaitan dengan kata “tunduk” atau “patah”, yang digunakan untuk menjelaskan
seekor kuda muda yang telah menerima tali atau kekang untuk menaati kehendak
tuannya. Tuan Yesus yang lembut hatinya memanggil kita untuk mengenakan
gandar-Nya dan belajar menjadi seperti Dia sebagai manusia, yaitu menerima
kehendak-Nya tanpa berkeberatan, memprotes, atau memberontak kepada-Nya,
sebaliknya, ia ingin kita mengatakan,
“Meskipun saya tidak setuju
atau
tidak mengerti, yang penting adalah bahwa hal ini baik dalam pandangan-Mu.“
Yesus telah memulai
hidup dalam kerendahan waktu Ia dilahirkan dalam sebuah palungan kandang
ternak. Kelahiran-Nya itu sama sekali tidak meminjam kemuliaan dunia ini. Ia
pun rendah hati selama Ia diam di dunia ini, tidak ada nada kebanggaan diri
sedikit pun. Dia menjadi seorang yang sungguh-sungguh memiliki teladan yang
unggul dalam kerendahan hati-Nya. “Ia merendahkan Diri-Nya sendiri dan menjadi
Seorang yang taat hingga pada titik kematian, meski kematian di kayu salib (TB), Ia lebih merendahkan diri-Nya lagi, bahkan
sampai mati di kayu salib seperti seorang penjahat (FAYH) - Flp.
2:8.
“Kerendahan hati yang
sejati tidak memikirkan keburukan diri sendiri, karena memang kerendahan hati
itu sama sekali bukanlah berpikir mengenai diri sendiri. Saya terlalu buruk
sehingga tidak layak berpikir tentang diri saya sendiri dan keburukan saya.
Saya harus melupakan diri saya sendiri dan memandang Tuhan Yesus yang tentu saja layak bagi
semua pikiran
saya!” (William Kelly ).
Isaac Newton adalah
seorang ahli ilmu pengetahuan yang sangat cerdas dan cemerlang pada abad yang
ke-17. Walaupun terkenal sampai sekarang, Newton mengakui keberadaannya
sendiri: “Saya tidak tahu apa yang dipikirkan oleh dunia mengenai saya. Akan
tetapi, saya sendiri yakin bahwa saya hanyalah seorang anak kecil yang bermain
di pantai, mencari-cari beberapa batu kerikil yang indah, walaupun lautan
kebenaran yang luas itu tetap tak terselidiki.”
Rasa harga diri dan
kebanggaan adalah hal-hal yang menghalangi begitu banyak orang untuk mengakui
dosa mereka dan berbalik kepada Tuhan
dan Juruselamat Yesus Kristus. Itulah sebabnya mereka terus-menerus berjalan
menuju neraka yang kekal.
Rasa harga diri dan
kebanggaan menyebabkan mengapa begitu sulitnya orang Kristen mengakui suatu
kesalahan serta meminta maaf pada saat mereka menyakiti orang lain.
Rasa harga diri dan kebanggaan menghalangi aliran kuasa dan kesaksian rohani.
Kita tidak pernah
menjadi terlalu rendah bagi Tuhan sehingga tidak bisa dipakai oleh-Nya. John
Nelson Darby telah mengakui, “betapa sukacitanya kita waktu kita tidak
memiliki sedikit pun, tidak berarti sesuatu pun, tidak melihat sesuatu kecuali
Yesus Kristus dalam kemuliaan-Nya, dan tidak peduli pada apa pun juga, kecuali
pada kehendak-Nya bagi dunia ini.” Kita harus berjuang melawan
kebanggaan dan rasa harga diri dengan tegas dan bersemangat.
Kebanggaan dan rasa
harga diri harus dimatikan di dalam diri kita! Kalau tidak, tidak sesuatu pun
yang surgawi dapat hidup di dalam kita. Kebanggaan dan rasa harga diri Anda bukan hanya
suatu sifat yang tidak baik, tetapi sama sekali berasal dari neraka. Kerendahan
hati bukan hanya suatu kebajikan yang sopan saja, tetapi sama sekali berasal
dari Surga!” Keinginan orang Kristen harus sama seperti yang diucapkan berikut
ini:
Jagalah aku agar tetap
kecil dan tidak terkenal, dikasihi dan diberi hadiah oleh Yesus Kristus sendiri.
Kita harus menjalani seluruh kehidupan kita dengan rendah hati dan tidak perlu
diketahui orang. Memang tak ada apa pun yang ada di dalam diri kita yang pantas
dibanggakan.
John Nelson Darby yang
sangat yakin akan hal ini telah mengatakan, “Kebesaran yang sejati adalah
melayani dan mengerjakan sesuatu dengan tak terlihat dan tak diketahui oleh
orang lain.” Maukah kita
melakukannya bagi Kristus yang telah tersalib bagi kita?
Sungguh baik kalau kita
mengingatkan diri kita sendiri terhadap pecundang-pecundang harga diri ini:
v Seseorang
tidak dapat menerima apa pun, kecuali hal itu telah diberikan kepadanya dari Surga.…. “Tidak ada
seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan
kepadanya dari sorga” (Yoh. 3:27)
v Tanpa Aku, kamu tidak dapat melakukan apa pun….. “Karena di luar Aku, kalian tidak dapat berbuat
apa-apa (FAYH) Yoh. 15:5c
v Bukan
orang yang menanam atau orang yang menyiram, melainkan Tuhan yang menumbuhkan…… “Jadi yang penting adalah Allah, sebab Dialah yang
menumbuhkan. Yang menanam dan menyiram tidak penting (BIMK)
1Kor.
3:7
v Apakah
yang engkau miliki yang tidak engkau terima?.... “Apakah yang saudara sombongkan? Adakah sesuatu
yang saudara miliki yang bukan pemberian Allah? Dan apabila segala yang saudara
miliki berasal dari Allah, mengapa saudara membanggakan diri seolah-olah
saudara telah berhasil atas daya upaya sendiri? (FAYH)
1Kor.
4:7
Tulisan di atas di sadur dari Buku; Jagalah Perilaku Anda! Perilaku Sebagai Pengikut Yesus dalam Umat Tuhan – William MacDonald. ini linknya
Posting Komentar untuk "Sikap Hidup Orang Kristen Oleh William MacDonald "