Saat Teduh - Renungan Harian; 2 Korintus 5:21 (Oswald Chambers)
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (TB). Sebab Allah mengambil Kristus yang tidak berdosa da mencurahkan dosa kita ke atas-Nya. kemudian, sebagai gantinya, Ia mencurahkan kebaikan Allah ke atas kita (FAYH). Kristus tidak berdosa, tetapi Allah membuat Dia menanggung dosa kita, supaya kita berbaik kembali dengan Allah karena Bersatu dengan Kristus (BIMK). — 2 Korintus 5:21
Ada pandangan bahwa
kematian Yesus adalah Ia mati bagi dosa-dosa kita karena rasa simpati terhadap
kita. Namun, pandangan Perjanjian Baru ialah bahwa Ia memikul dosa-dosa kita
karena penyatuan diri-Nya dengan manusia. Dan, satu-satunya penjelasan dari
kematian-Nya adalah karena ketaatan-Nya kepada Bapa-Nya, bukan karena rasa
simpati-Nya kepada kita.
Penggantian
(Substitusi)
Pandangan modern tentang
kematian Yesus adalah bahwa Ia mati bagi dosa-dosa kita karena rasa simpati
terhadap kita. Namun, pandangan Perjanjian Baru ialah bahwa Ia memikul dosa-dosa
kita karena penyatuan diri-Nya atau pengidentifikasian diri-Nya dengan manusia.
Ia “dibuat menjadi dosa
....” Dosa-dosa kita diangkat karena kematian Yesus, dan satu-satunya
penjelasan dari kematian-Nya adalah karena ketaatan-Nya kepada Bapa-Nya, bukan
karena rasa simpati-Nya kepada kita.
Kita diterima oleh Allah
bukan karena kita taat, bukan juga karena kita telah berjanji untuk berhenti
melakukan hal-hal ini dan itu, tetapi hanya karena kematian Kristus, dan tidak
ada alasan lain.
Kita berkata bahwa Yesus
Kristus datang untuk menunjukkan sifat kebapaan dan kebaikan (loving-kindness)
Allah, tetapi Perjanjian Baru mengatakan bahwa Ia datang untuk “menghapus dosa
dunia” (Yohanes 1:29). Dan, pengungkapan sifat kebapaan Allah hanya diberikan
kepada mereka yang telah mengenal Yesus sebagai Juru Selamat.
Ketika berbicara kepada
dunia, Yesus Kristus tidak pernah menyebut diri-Nya sebagai Dia yang menyatakan
diri Bapa, tetapi justru Dia berbicara tentang menjadi batu sandungan (lih.
Yohanes 15:22-24). Dalam Yohanes 14:9, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
“Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.”
Bahwa Kristus mati bagi
saya dan karenanya saya terbebas dari hukuman tidak pernah diajarkan dalam
Perjanjian Baru. Apa yang diajarkan dalam Perjanjian Baru adalah bahwa “Kristus
telah mati untuk semua orang” (2 Korintus 5:15) -- dan dengan menjadi serupa
dengan Dia dalam kematian-Nya, saya dapat dibebaskan dari dosa dan memperoleh
kebenaran-Nya yang dinyatakan bagi saya sebagai karunia atau pemberian bagi
saya.
Penggantian (substitusi)
yang diajarkan dalam Perjanjian Baru ini bersifat ganda -- “Dia yang tidak
mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita
dibenarkan oleh Allah.” Pelajarannya bukanlah Kristus bagi saya, kecuali saya
sungguh sungguh-sungguh menghendaki Kristus dibentuk dalam diri saya (lih.
Galatia 4:19).
Refleksi Untuk Kita Semua
Kita adalah orang-orang yang layak untuk dihukum, alkitab menggambarkan
akan keberadaan dan tabiat kita dengan mengatakan – Karena semua orang telah berbuat
dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Rm 3:23), dan inilah hukuman itu;
Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan
dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat (Yoh 3:19).
Kemuliaan Allah telah pergi dari kita karena dosa – kita cenderung
melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, ketimbang melakukan sesuatu yang memuliakan
nama-Nya. Tak seorangpun dapat melarikan diri dari murka dan hukuman Allah – kita
layak untuk binasa karena pelanggaran-pelanggaran kita.
Di dalam kemahaadilan Allah, Ia mengutus akan Putera-Nya untuk menjadi
sama seperti kita – lahir dari seorang ibu dan hidup di dalam suatu budaya, namun
Ia tidak berbuat dosa. Yesus Kristus namanya.
Ia diutus oleh Bapa-Nya untuk suatu misi yang amat besar – misi yang tak
dapat dikerjakan oleh anak-anak manusia yang berdosa (anda dan saya). Ia datang
untuk menggantikan posisi kita, Ia datang untuk memperdamaikan kita kembali
dengan Bapa-Nya, Ia datang untuk mengembalikan akan kemuliaan yang telah Bapa-Nya
berikan kepada kita – kemuliaan itu akan kita dapatkan kelak di dalam
kerajaanNya.
Kristus menggantikan posisi kita bukan karena rasa simpatiya terhadap kita,
tetapi semata-mata karena tindakan ketaatan diri-Nya kepada kehendak Bapa-Nya –
di dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai
mati, bahkan mati di kayu salib (Fil 2:8 TB), Ia merendahkan diri, dan
hidup dengan taat kepada Allah sampai mati – yaitu mati disalib (BIMK)
Yang Kristus lakukan di kayu salib hanya untuk memuaskan akan hati Bapa-Nya,
tidak ada yang lain. William G.T Shedd menuliskan bahwa kematian Kristus yang
bersifat menebus serta menggantikan posisi kita adalah berhubungan dengan sifat
dan keadilan Allah. Karena Allah adalah Allah yang adil maka Ia harus menghukum
semua orang yang berdosa di neraka.
Namun, di dalam kerelaan dan belas kasih-Nya, Allah tidak memilih cara
ini. Sebaliknya Ia memilih untuk menyediakan seorang pengganti yang kudus,
tidak berdosa dan layak, yang akan menjadi korban untuk mengapus dosa-dosa
manusia serta mendamaikan kembali mereka dengan diri-Nya.
Disini keadilan Allah masih tetap sama, tidak berubah. Entah Dia
menghukum semua orang berdosa selama-lamanya di neraka demi memuaskan akan
keadilan-Nya, ataupun Dia menimpakan akan murka-Nya dengan menghukum akan
pengganti yang menjadi korban penebusan dosa-dosa manusia.
Di dalam cara kerja yang telah Allah sediakan korban pengganti, yakni
Yesus Kristus harus dihukum demi memuaskan akan keadilan Allah dan melalui
Kristus kita yang adalah orang-orang berdosa dibebaskan dari hukuman dosa.
Segala dosa kita ditimpahkan kepada-Nya – Padahal Ia ditikan karena
segala dosa kita; Ia diremukkan karena segala kejahatan kita. Dia menanggung
hukuman supaya kita memperoleh keselamatan; Ia terluka oleh cambukan supaya
oleh segala bilur-bilur-Nya kita disembuhkan! (Yes 53:5 FAYH).
Kristus menggantikan akan posisi kita di salib karena ketaatan diri-Nya
kepada kehendak BapaNya dan bukan karena rasa simpati terhadap kita yang
berdosa – Walaupun Yesus Anak Allah, Ia harus belajar dari pengalaman, apakah
makna ketaatan itu berarti penderitaan. Sesudah membuktikan bahwa Ia sempurna
dalam pengalaman ini, Yesus menjadi sumber keselamatan abadi bagi semua orang
yang taat kepada-Nya (Ib 5:8-9 FAYH).
Kita dibenarkan oleh Allah bukan karena kita taat atau dapat melakukan
ini dan itu, tetapi semua ini merupakan ketaatan Kristus kepada Bapa-Nya. Jadi
sebelum kita terpikir untuk hidup taat bagi-Nya, Ia telah lebih dahulu menunjukkan
akan ketaatan DiriNya kepada BapaNya dengan jalan di salib (Penderitaan).
Ketaatan kita kepada Kristus dibangun diatas substitusi (penggantian) Yesus Kristus bagi kita di salib - Dia
yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya
dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor 5:21).
Dia adalah anak domba yang layak untuk memuaskan hati Bapa-Nya – Yohanes
menuliskan dengan kalimat yang sangat indah dengan mengatakan “Lihatlah Anak
Domba Allah yang menghapus dosa dunia” (Yoh 1:29).
Bacaan perikop di atas versi aslinya memakai terjemahan TB sedangkan versi BIMK dan FAYH merupakan tambahan penulis.
Posting Komentar untuk "Saat Teduh - Renungan Harian; 2 Korintus 5:21 (Oswald Chambers)"