Saat Teduh Hari Ini - Santapan Rohani Kristen Untuk 13 Hari (Charles H. Spurgeon)
Renungan di bawah ini adalah hasil pemikiran dari orang biasa yang
dipakai oleh Allah dengan dahsyatnya – Charles H. Spurgeon. Khotbah-khotbahnya
tidak hanya menggugah pada masa itu, tetapi juga terus menggugah kita di masa
kita.
Kebergairahan untuk mengenal Allah yang hidup dan mengalami-Nya secara
nyata terbentang luas di dalam khotbah-khotbahnya. Baik itu untuk khotbah-khotbah
yang Panjang maupun yang pendek (kita mengenalnya saat teduh).
Coretan tangannya masih mempengaruhi saya dan anda juga tentunya sampai
hari ini. Dia akan terus diingat – Kristus akan terus dikenal dan dimuliakan di
dalam tulisan-tulisannya.
Mukjizat terbesar yang dapat Tuhan lakukan hari adalah mengeluarkan orang yang tidak suci dan menjadikannya suci, lalu mengembalikannya ke dunia yang tidak suci itu dan membuatnya tetap suci di dalamnya. Leonard Ravenhill
Selamat menikmati renungan-renungan singkat di bawah ini – jika anda mengambil
satu bagian setiap harinya, maka anda membutuhkan 13 hari untuk berjalan dan
menikmati renungan singkat ini.
Kita bisa memupuk dan mewarnai perjalanan rohani kita bersama
orang-orang yang menyerahkan hidupnya dan dipakai oleh-Nya.
v
Aku telah memilih kamu dari dunia (TB), Aku telah memilih kalian untuk keluar dari dunia (FAYH) Yohanes 15:19.
Inilah anugerah yang
istimewa dan hormat yang membeda-bedakan; karena beberapa orang dibuat menjadi
obyek-obyek khusus dari kasih sayang ilahi. Jangan takut untuk mempercayai
pengajaran yang tinggi [tentang pemilihan] ini.
Ketika pikiranmu merasa
paling berbeban berat dan tertekan, engkau akan akan mendapati pengajaran itu
sebagai botol minuman anggur manis yang paling berharga. Mereka yang meragukan
pengajaran anugerah, atau yang mengesampingkan pengajaran itu, melewatkan
tandan anggur terkaya dari Eskol [Bilangan 13:23-24], mereka kehilangan anggur
yang tua yang disaring endapannya [Yesaya 25:6], makanan yang bergemuk dan
bersumsum [Yesaya 25:6].
Tidak ada balsam di
Gilead [Yeremia 46:11] yang bisa dibandingkan dengan itu. Jika madu di tongkat
Yonatan yang disentuh saja sudah menerangkan mata [1 Samuel 14:29], pengajaran
ini adalah madu yang menerangkan hatimu untuk mencintai dan mempelajari misteri
kerajaan Allah.
Makanlah, jangan takut
kekenyangan; hiduplah berdasarkan santapan istimewa ini, dan jangan takut kalau
itu akan menjadi penganan yang terlalu lezat. Daging dari meja Raja tidak
mungkin membuat sakit para punggawanya. Berhasratlah untuk memperluas
pikiranmu, supaya engkau dapat semakin mengerti kasih Allah yang abadi,
selama-lamanya dan membeda-bedakan.
Ketika pemahamanmu sudah
naik setinggi pemahaman akan pemilihan, tinggallah di atas saudaranya yaitu
kovenan anugerah. Perjanjian kovenan adalah senjata yang kita punya pada saat
kita berbaring di belakang batu karang raksasa; perjanjian kovenan dengan sang
penjamin, Kristus Yesus, adalah tempat peristirahatan jiwa-jiwa yang ketakutan.
“Sumpah-Nya, janji-Nya, darah-Nya,
Menunjang aku di saat banjir yang hebat;
Ketika setiap topangan duniawi gagal,
Ketiga hal ini tetaplah kekuatan dan penopangku.”
Kalau Yesus bertindak
mengangkatku kepada kemuliaan, dan kalau Bapa berjanji Ia akan memberikan aku
kepada sang Putra untuk menjadi bagian dari pahala yang tak terhingga atas
kerja keras jiwa-Nya; maka, hai jiwaku, selama Allah sendiri setia, selama
Yesus masih adalah kebenaran, engkau aman.
Ketika Daud menari di
hadapan tabut, dia memberi tahu Mikhal bahwa pemilihanlah yang membuatnya
melakukan hal itu [2 Samuel 6:21]. Datanglah, hai jiwaku, bergembiralah di
hadapan Allah anugerah dan biarkan hatimu melompat riang gembira.
v
Benarlah perkataan ini (TB), Aku terhibur oleh kebenaran ini (FAYH) 2 Timotius 2:11
Paulus memiliki empat
“perkataan benar”. Yang pertama tercantum dalam 1 Timotius 1:15, “Perkataan ini
benar dan patut diterima sepenuhnya: Kristus Yesus datang ke dunia untuk
menyelamatkan orang berdosa.”
Berikutnya dalam 1
Timotius 4:8-9 [1], “Ibadah [kesalehan, KJV] itu berguna dalam segala hal,
karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan
datang. Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.” Yang ketiga dalam 2
Timotius 2:11 [2], “Benarlah perkataan ini: Jika kita mati dengan Dia, kita pun
akan hidup dengan Dia”; dan yang keempat dalam Titus 3:8 [3], “Perkataan ini
benar, mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha
melakukan pekerjaan yang baik.”
Kita bisa menelusuri
hubungan antara keempat perkataan benar ini. Yang pertama menaruh anugerah dari
Allah yang cuma-cuma sebagai dasar dari keselamatan kekal kita, yang
diperlihatkan kepada kita melalui misi Sang Penebus yang mulia. Yang berikutnya
menegaskan berkat ganda yang kita peroleh melalui keselamatan ini — tercurahkan
dari mata air yang di atas dan di bawah — dalam waktu dan kekekalan.
Yang ketiga menunjukkan
salah satu kewajiban dari orang-orang yang terpilih; kita ditetapkan untuk
menderita bagi Kristus dengan janji bahwa “jika kita bertekun [menderita, KJV],
kita pun akan ikut memerintah dengan Dia” [2 Timotius 2:12]. Yang terakhir
menetapkan bentuk aktif dari pelayanan Kristen, yang menuntut kita bertekun
dalam melakukan pekerjaan baik.
Jadi kita memiliki akar
keselamatan di dalam anugerah yang cuma-cuma; kemudian, memberikan kita hak
istimewa dari keselamatan itu di dalam hidup kita yang sekarang, dan juga di
waktu yang akan datang; dan kita juga memiliki dua cabang besar, yaitu
menderita bersama Kristus dan melayani bersama Kristus, penuh dengan buah-buah
Roh.
Simpanlah
perkataan-perkataan benar ini. Biarkan mereka menjadi penuntun hidup kita,
penghibur kita, dan pendidik kita. Rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi [Roma
11:13] telah membuktikan perkataan-perkataan ini benar, dan masih benar, tidak
satu kata pun akan terjatuh ke tanah, mereka patut diterima sepenuhnya.
Mari kita menerima
perkataan-perkataan benar ini, dan membuktikan kebenarannya. Biarlah empat
perkataan benar ini dituliskan pada keempat sudut rumahku.
[1] Pada naskah aslinya tertulis 1 Timotius 4:6
[2] Pada naskah aslinya tertulis 2 Timotius 2:12
[3] Pada naskah aslinya tertulis Titus 3:3
v
Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri (TB), Kamu mengharapkan hasil panen yang berlimpah-limpah, tahu-tahu yang kamu dapat hanya sedikit sekali; kamu membawanya pulang, tetapi hasil panenmu itu Kuhembus, sehingga habis dibawa angin. Mengapa Kulakukan itu? Jawabnya ialah: Karena Rumah-Ku masih berupa puing-puing, sedangkan kamu semua giat membangun rumahmu masing-masing (BIMK) Hagai 1:9
Jiwa yang berkeras hati
membatasi kontribusi mereka pada pelayanan dan kegiatan misionaris, dan
menyebut hal itu sebagai penghematan ekonomi yang baik; sedikit dari mereka
menyadari bahwa dengan demikian mereka memiskinkan diri sendiri.
Mereka beralasan harus
merawat keluarga sendiri, dan mereka lupa bahwa mengabaikan rumah Allah adalah
cara pasti membawa kehancuran atas rumah sendiri. Allah kita memiliki cara
pemeliharaan yang mana Ia dapat menyukseskan usaha kita melebihi harapan kita,
atau dapat menggagalkan rencana kita sementara kita bingung dan kecewa; dengan
membalik telapak tangan Ia dapat mengemudikan kapal kita kepada aliran yang
menguntungkan, atau mengandaskannya dalam kemiskinan dan kebangkrutan.
Alkitab mengajarkan
bahwa Tuhan memperkaya yang murah hati dan membiarkan yang kikir menemukan
bahwa kepelitan condong kepada kemiskinan. Berdasarkan pengamatan yang luas,
saya telah melihat bahwa orang-orang Kristen yang paling dermawan adalah
orang-orang yang paling bahagia, dan hampir tanpa pengecualian adalah yang
paling makmur.
Saya telah melihat orang
yang suka memberi mencapai kekayaan yang tidak pernah ia bayangkan; dan sama
seringnya pula saya melihat orang yang kikir dan kejam jatuh miskin melalui
kekikiran yang dia kira bisa mempertinggi dirinya.
Orang mempercayai
pelayan yang baik dengan jumlah yang semakin besar, dan sering begitu pula
Tuhan; Ia memberikan segerobak penuh pada mereka yang memberi segantang penuh.
Jikalau kekayaan tidak Tuhan karuniakan, Tuhan membuat yang kecil menjadi besar
melalui kepuasan yang dirasakan hati yang telah disucikan dalam bagian
perpuluhan yang didedikasikannya kepada Tuhan.
Keegoisan melihat rumah
sendiri terlebih dahulu, tetapi keilahian mencari dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya [Matius 6:33], tetapi dalam jangka panjang keegoisan berujung
kepada kehilangan, dan kesalehan kepada keuntungan besar.
Memang butuh iman untuk
bertindak dengan tangan terbuka kepada Allah, tetapi tentunya Ia layak menerimanya
dari kita; dan semua yang dapat kita lakukan hanyalah rasa syukur kita yang
sangat kurang atas hutang kita yang luar biasa banyaknya pada kebaikan-Nya.
v
Ia sekarang berdoa (TB), Pada saat ini ia sedang berdoa kepada-Ku (FAYH) Kisah Para Rasul 9:11
Doa langsung
diperhatikan di surga. Saat Saulus mulai berdoa, Tuhan mendengarnya. Inilah
penghiburan bagi jiwa yang tertekan namun terus berdoa. Sering kali seorang
yang malang dan patah hatinya menekuk lutut, tapi hanya bisa mengungkapkan
ratapannya dalam bahasa desahan dan air mata; sekalipun demikian erangan itu
telah membuat semua kecapi di surga melantunkan musik; air mata itu sudah
ditangkap Allah dan disimpan dalam kirbat surgawi.
"Air mataku Kautaruh
ke dalam kirbat-Mu," [Mazmur 56:9] menyiratkan bahwa air mata itu
ditangkap begitu ia tercurah. Si pemohon, yang ketakutannya menghalangi
ucapannya, akan dipahami dengan baik oleh Yang Mahatinggi.
Dia mungkin melihat ke
atas dengan mata yang basah; namun "doa adalah air mata yang jatuh."
[1] Air mata adalah permata surga, desahan adalah bagian dari musik istana
TUHAN, dan jumlahnya dihitung dengan "alunan teragung yang menjangkau Sang
Mulia Yang Mahatinggi." [2] Jangan pikir doamu, betapa lemah atau gemetaran,
akan diabaikan.
Tangga Yakub itu luhur,
tapi doa kita akan bersandar pada Malaikat perjanjian dan naik putaran tangga
yang gemerlapan. Allah kita tidak hanya mendengar doa tapi juga suka mendengar
doa.
"Teriak orang yang
tertindas tidaklah dilupakan-Nya." [Mazmur 9:13] Benar, Dia tidak
mengindahkan penampilan yang agung dan kata-kata yang angkuh; Dia tidak
memedulikan kebesaran dan kemegahan raja-raja; Dia tidak mendengarkan sembulan
musik perang; Dia tidak memperhatikan kemenangan dan kesombongan manusia; namun
di mana pun ada hati yang besar kesedihannya, atau bibir yang gemetar penuh
penderitaan, atau rintihan yang dalam, atau desahan penyesalan, hati TUHAN
terbuka; Dia mencatatnya dalam ingatan-Nya; Dia menaruh doa kita, seperti daun
mawar di antara halaman-halaman buku kenangan-Nya, dan ketika akhirnya jilid
itu dibuka, dari dalamnya bermunculan keharuman yang berharga.
"Iman tidak meminta tanda dari langit,
Untuk menunjukkan naiknya doa-doa yang diterima,
Imam kita berada di tempat kudus-Nya,
Dan menjawab dari takhta kemurahan."
________
[1] Prayer is the soul's sincere desire. James Montgomery, 1818. Lirik lagu: Prayer is the burden of a sigh, The falling of a tear.
[2] Ibid. Lirik lagu: Prayer the sublimest strains that reach the Majesty on high.
v
Justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna (TB), Kuasa-Ku dapat diperlihatkan dengan jelas di dalam orang yang lemah (FAYH),..Kuasa-Ku justru paling kuat kalau kau dalam keadaan lemah(BIMK) 2 Korintus 12:9
Syarat utama untuk
melayani Allah dengan kesuksesan besar, dan untuk melakukan pekerjaan Allah
dengan baik dan penuh kemenangan, adalah kesadaran akan kelemahan diri kita sendiri.
Ketika pejuang Allah
bergerak maju dalam perang, kuat dalam tenaganya sendiri, ketika dia
menyombong, "Aku tahu aku akan menang, tangan kananku sendiri dan pedang
penaklukku akan mengantarkanku kepada kemenangan," kekalahan sudah di
depan mata. Allah tidak maju bersama dengan manusia yang maju dalam kekuatannya
sendiri.
Ia yang menganggap
dirinya akan menang ternyata salah perhitungan, karena "bukan dengan
keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN
semesta alam." [Zakharia 4:6] Mereka yang maju perang, mengumbar
kegagahannya, akan pulang dengan spanduk kebodohannya yang terseret dalam debu
dan pakaian bajanya yang ternodai aib.
Mereka yang melayani
Allah harus melayani-Nya dengan cara-Nya, dan dalam kekuatan-Nya, atau Dia
tidak akan pernah menerima pelayanan mereka. Segala yang dikerjakan manusia,
tanpa pertolongan ilahi, tidak akan diakui Allah. Buah dunia belaka Dia
campakkan; Dia hanya menuai jagung yang benihnya ditabur dari surga, diairi
oleh anugerah, dan dimatangkan oleh mentari kasih ilahi.
Allah akan mengosongkan
segala yang engkau punya sebelum Dia menaruh milik-Nya ke dalam engkau; Dia
akan membersihkan lumbungmu sebelum Dia akan memenuhinya dengan gandum yang
terbaik. Sungai Allah penuh air; tapi tidak satu tetes pun mengalir dari mata
air duniawi. Allah dalam perang-Nya tidak menggunakan kekuatan selain kekuatan
yang Dia sendiri berikan.
Apakah engkau meratapi
kelemahan dirimu? Teguhkanlah hatimu, karena memang harus ada kesadaran akan
kelemahan diri sebelum Tuhan memberimu kemenangan. Kehampaanmu hanyalah
persiapan agar dirimu diisi, dan hatimu yang muram hanyalah persiapan agar
dirimu diangkat.
"Saat aku lemah, maka kuatlah aku,
Anugerah adalah perisaiku dan Kristuslah nyanyianku."
v
Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, dst [Matius 6:9]
Doa ini memulai di mana
semua doa yang sejati harus bermula, dengan semangat adopsi, "Bapa
kami." Tidak ada doa yang diterima sampai kita dapat berkata, "Aku
akan bangkit dan pergi kepada Bapaku." [Lukas 15:18]
Semangat yang seperti
anak-anak ini lekas menyadari keagungan Bapa "yang di sorga," dan
menuju kepada pemujaan yang saleh, "Dikuduskanlah nama-Mu." Celoteh
anak, "ya Abba, ya Bapa!" [Roma 8:15] bertumbuh menjadi kerub yang
berseru, "Kudus, Kudus, Kudus." [Yesaya 6:3]
Selangkah saja dari
penyembahan yang girang kepada semangat pengabaran injil yang berkilau, yang
pasti tumbuh dari kasih persaudaraan dan pemujaan yang khusyuk— "Datanglah
Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga." Berikutnya
diikuti ekspresi ketergantungan yang tulus kepada Allah— "Berikanlah kami
pada hari ini makanan kami yang secukupnya."
Setelah dicerahkan lebih
oleh Roh, dia sadar bukan saja dia bergantung, tapi juga berdosa, maka dia memohon
belas kasihan, "Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga
mengampuni orang yang bersalah kepada kami:" dan setelah diampuni,
kebenaran Kristus diperhitungkan kepadanya, dan mengetahui dirinya diterima
Allah, dia dengan rendah hati meminta kekudusan dengan tak putus-putusnya,
"Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari
pada yang jahat," yaitu pengudusan dalam bentuk negatif dan positifnya.
Sebagai hasil dari
semuanya ini, lalu diikuti pengakuan pujian yang berkemenangan, "Engkaulah
yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.
Amin." Kita bersuka sebab Raja kita memerintah dalam pemeliharaan-Nya dan
akan memerintah dalam kasih karunia, dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung
bumi [Zakharia 9:10], pemerintahan-Nya tidak akan berkesudahan [Lukas 1:33].
Oleh sebab itu, mulai
dari kesadaran diangkat menjadi anak Allah, hingga persekutuan dengan Tuhan
pemerintah kita, model doa yang pendek ini memimpin jiwa kita. Tuhan, ajarlah
kami berdoa. [Lukas 11:1]
v
Jemaat di rumahmu (TB), Jemaat yang berkumpul di rumahmu (BIMK) Filemon 1:2
Apakah ada Gereja di
rumah ini? Apakah orang tua, anak-anak, teman-teman, para pembantu, semua
merupakan anggotanya? atau beberapa masih belum bertobat? Mari kita diam
sejenak dan balik pertanyaan tadi—Apakah saya anggota Gereja rumah ini? Betapa
hati ayah melompat dengan suka cita, dan mata ibu mengalirkan air mata kudus
jika yang tertua sampai termuda semuanya diselamatkan!
Mari kita berdoa untuk
rahmat yang besar ini hingga Tuhan memberikannya kepada kita. Mungkin objek
pengharapan Filemon yang paling diinginkannya adalah agar seisi rumahnya
diselamatkan; tapi hal itu pada awalnya tidak diberikan kepadanya secara utuh.
Dia memiliki hamba yang
jahat, Onesimus, yang setelah bersalah kepada Filemon, lari dari pekerjaannya.
Doa tuannya mengikutinya, dan akhirnya, sesuai kehendak Allah, Onesimus
dipimpin untuk mendengar Paulus berkhotbah; hatinya tersentuh, dan dia kembali
ke Filemon, dan bukan hanya untuk menjadi hamba yang setia, tapi sebagai saudara
tercinta, menambahkan seorang anggota lagi kepada Gereja di rumah Filemon.
Apakah ada seorang
pembantu yang belum bertobat atau anak yang tidak hadir pagi ini? Mari membuat
permohonan khusus agar, saat mereka kembali pulang ke rumah, hati semua orang
bersuka dengan kabar baik tentang apa yang sudah diperbuat oleh kasih karunia!
Adakah yang hadir pagi ini? Hendaklah dia turut mengambil bagian dalam
permohonan yang sungguh-sungguh ini.
Jika ada Gereja semacam
itu di rumah kita, mari kita mengaturnya dengan baik, dan membiasakan semua
perilaku terjadi seperti di depan penglihatan Allah. Mari kita bergerak dalam
urusan kehidupan sehari-hari dengan kesucian, ketekunan, kebaikan, dan
integritas yang sudah dipelajari.
Lebih banyak yang
dituntut dari sebuah Gereja daripada rumah tangga biasa; oleh karena itu,
ibadah keluarga harus lebih sungguh dan murni; kasih internal harus lebih
hangat dan tak terputus, dan perilaku eksternal harus lebih disucikan dan
menyerupai Kristus.
Kita tidak perlu
khawatir bahwa sedikitnya jumlah kita akan membuat kita tidak terdaftar dalam
daftar Gereja, karena gereja keluarga sudah didaftarkan Roh Kudus dalam kitab
kenangan yang diinspirasikan-Nya. Sebagai salah satu Gereja mari kita sekarang
mendekat kepada Sang Kepala Gereja universal yang esa, dan marilah kita memohon
kepada-Nya untuk memberi kita kasih karunia untuk bercahaya di hadapan
orang-orang bagi kemuliaan nama-Nya.
v
Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil (TB), Setiap senjata yang ditujukan kepadamu tidak akan mengena (FAYH) Yesaya 54:17
Hari ini penting dalam
sejarah Inggris karena dua pembebasan yang Allah berikan kepada kami. Pada hari
ini rencana kaum Paus menghancurkan Rumah Parlemen terkuak, 1605.
"Ketika untuk raja-raja kita mereka bersiap
di dalam gua-gua sebuah jebakan berapi,
Dia menembakkan dari surga sinar yang tajam,
dan pengkhianatan yang gelap itu dibawa kepada terang. "
Kedua, hari ini adalah
peringatan akan mendaratnya Raja William III, di Torbay, yang olehnya harapan
akan kekuasaan kepausan dibatalkan, dan kebebasan beragama terjamin, 1688.
Hari ini patut
dirayakan, bukan dengan pesta pora anak muda, tapi dengan kidung orang-orang
kudus. Bapa-bapa Puritan dengan sungguh-sungguh menjadikan ini momen istimewa
untuk bersyukur. Masih tersimpan catatan khotbah-khotbah tahunan Matthew Henry
untuk hari ini.
Perasaan Protestan kita,
dan cinta kita akan kebebasan, harusnya membuat kita memandang perayaan ini
dengan rasa syukur yang kudus. Hendaklah hati dan bibir kita berseru,
"Dengan telinga kami sendiri telah kami dengar, nenek moyang kami telah
menceritakan kepada kami perbuatan yang telah Kau lakukan pada zaman mereka,
pada zaman purbakala." [Mazmur 44:1]
Engkau sudah membuat
bangsa ini rumah Injil; dan ketika musuh bangkit melawannya, Engkau
melindunginya. Bantu kami mempersembahkan lagu yang berulang kali untuk
penyelamatan-Mu yang berulang kali.
Berikan kami lebih
banyak lagi kebencian terhadap Antikristus, dan percepatlah hari kepunahan
total mereka. Hingga saat itu tiba dan selamanya, kami percaya akan janji,
"Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil."
[Yesaya 54:17]
Tidakkah ini seharusnya
diletakkan pada hati setiap orang yang mencintai injil Yesus pada hari ini,
permohonan agar doktrin palsu dijungkirbalikkan dan perluasan kebenaran ilahi?
Tidakkah sudah seharusnya kita menyelidiki hati kita sendiri, dan menghalau
segala pembenaran diri yang sia-sia dari kepausan yang mungkin terkandung di
dalamnya?
v
Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus (TB), Sebab aku aka mencurahkan air ke tanah yang kering (BIMK) Yesaya 44:3
Saat seorang percaya
jatuh ke dalam keadaan yang sedih dan terpuruk, sering kali ia mencoba untuk mengangkat
kembali dirinya dengan cara menghukum dirinya sendiri dengan ketakutan yang
muram dan gelap.
Itu bukan cara untuk
bangkit dari keterpurukan, itu hanya melanjutkan keterpurukan itu. Bagaikan
merantai sayap elang agar ia dapat terbang, demikianlah keraguan meningkatkan
kasih karunia kita. Bukan hukum, melainkan injillah yang pertama menyelamatkan
jiwa yang mencari; dan bukanlah perbudakan hukum, melainkan kemerdekaan
injillah yang dapat memulihkan orang percaya setelah dia terpuruk.
Ketakutan seorang budak
tidak membawa seorang penyeleweng kembali kepada Allah, tetapi rayuan kasih
yang manis menarik dia ke pelukan Yesus. Apakah engkau haus akan Allah yang
hidup pagi ini, dan tidak bahagia karena engkau tidak mendapatkan-Nya sebagai
sukacita hatimu? Apakah engkau sudah kehilangan sukacita agamamu, dan apakah
ini doamu, "Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang
dari pada-Mu" [Mazmur 51:12]?
Apakah engkau menyadari
juga gersangnya dirimu, seperti tanah yang kering; bahwa engkau tidak berbuah
bagi Allah, yang mana Allah berhak atasnya; bahwa engkau tidak terlalu berguna
dalam Gereja, atau dalam dunia ini, seperti yang diharapkan hatimu? Maka ini
tepatnya janji yang engkau perlukan, "Aku akan mencurahkan air ke atas
tanah yang haus."
Engkau akan menerima
anugerah yang sangat engkau perlukan, dan engkau akan mendapatinya sebanyak
yang engkau perlukan. Air menyegarkan orang yang haus: engkau akan disegarkan;
hasratmu akan dipuaskan. Air membangunkan hidup sayuran yang tertidur: hidupmu
akan dibangunkan oleh anugerah yang baru.
Air membesarkan tunas
dan mematangkan buah; engkau akan memiliki anugerah yang membuatmu berbuah;
engkau akan dibuat berbuah dalam jalan Allah. Apapun kualitas baik yang ada
dalam anugerah ilahi, engkau akan menikmatinya sepenuhnya.
Engkau akan menerima
semua kekayaan anugerah ilahi dengan berlimpah; engkau akan sampai basah kuyup
dengan anugerah itu: dan terkadang padang rumput dibanjiri oleh ledakan air
sungai, dan ladang-ladang itu berubah menjadi kolam air, begitu pula engkau —
tanah yang haus akan menjadi sumber-sumber air.
v
Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku (TB), Namamu kuukir di telapak tangan-Ku (BIMK) Yesaya 49:16
Tentunya sebagian dari
keheranan yang berpusat pada kata “Lihat,” digemparkan oleh ratapan
ketidakpercayaan dari kalimat sebelumnya. Sion berkata, "TUHAN telah
meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku." [Yesaya 49:14]
Betapa mengejutkannya
pikiran Ilahi pada ketidakpercayaan yang jahat ini. Apa lagi yang bisa lebih
mengherankan daripada ketidakpercayaan dan ketakutan yang tak beralasan dari umat
yang kepadanya Allah berkenan? Kata-kata teguran Tuhan yang penuh kasih ini
seharusnya membuat kita tersipu; Ia berseru, “Bagaimana mungkin Aku
melupakanmu, ketika Aku sudah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku?
Betapa beraninya engkau
meragukan Aku yang selalu mengingatmu, padahal tanda peringatan itu sudah
ditetapkan di dalam daging-Ku sendiri?” Oh ketidakpercayaan, betapa aneh nan
ajaib engkau! Kita tidak tahu mana yang lebih mengherankan, kesetiaan Allah
atau ketidakpercayaan umat-Nya. Ia memenuhi janji-Nya seribu kali, dan masih
saja dalam ujian selanjutnya kita lagi-lagi meragukan-Nya.
Ia tidak pernah gagal
ataupun mengecewakan; Ia tidak pernah merupakan sumur yang kering; Ia tidak
pernah merupakan matahari yang terbenam, meteor yang lewat saja, atau uap yang
meleleh; tapi tetap saja kita selalu dipenuhi dengan keraguan, dianiaya
kesangsian, dan terganggu oleh ketakutan, seakan-akan Allah kita sekadar
fatamorgana gurun.
“Lihat,” adalah kata
yang dimaksudkan untuk memancing kekaguman. Di sini tentunya kita memiliki tema
kekaguman. Langit dan bumi pun takjub bahwa pemberontak-pemberontak bisa
mendapatkan kedekatan dengan hati kasih-Nya yang tidak terhingga sampai-sampai
ditulis di telapak tangan-Nya. “Aku sudah melukiskan engkau.” Tidak dikatakan,
“namamu.” Namamu tentunya ada, tetapi itu belum semua: “Aku sudah melukiskan
engkau.”
Lihatlah betapa penuhnya
perkataan itu! Aku sudah melukiskan dirimu, gambaranmu, kejadianmu,
situasi-situasimu, dosa-dosamu, godaan-godaanmu, kelemahan-kelemahanmu,
kebutuhan-kebutuhanmu, perbuatan-perbuatanmu; Aku sudah melukiskan engkau,
semuanya tentang engkau, apapun mengenai engkau; Aku sudah menaruh engkau
seluruhnya di sana. Akankah engkau mengatakan lagi bahwa Allah sudah melupakan
engkau ketika Ia sudah melukiskan engkau di telapak tangan-Nya sendiri?
v
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita(TB), Sebagaimana saudara percaya bahwa Kristus menyelamatkan saudara (FAYH) Kolose 2:6
Kehidupan iman diwakili
oleh menerima—sebuah perbuatan yang artinya sangat berlainan dengan layak atau
pantas. Perbuatan itu hanyalah menerima hadiah. Seperti bumi minum air hujan,
seperti laut menerima aliran sungai-sungai, seperti malam mendapat cahaya dari
bintang-bintang, kita pun, tanpa memberikan apapun, menerima anugerah Allah
dengan cuma-cuma.
Orang-orang kudus,
menurut kodratnya, bukanlah sumur, ataupun aliran sungai, mereka sekadar
penampungan air yang kepadanya air hidup mengalir; mereka adalah wadah kosong
yang kepadanya Allah mencurahkan keselamatan-Nya. Konsep menerima memiliki
makna penyataan, yaitu menjadikan suatu hal sebuah realitas.
Seseorang tidak bisa
menerima sebuah bayangan; kita menerima sesuatu yang substansial: begitu juga
dengan kehidupan iman, Kristus menjadi realitas bagi kita. Ketika kita tidak
beriman, Yesus hanyalah sebuah nama bagi kita—seorang yang hidup pada zaman
dahulu, begitu kunonya sehingga kehidupan-Nya hanyalah sebuah sejarah bagi kita
sekarang!
Dengan perbuatan iman
Yesus menjadi Seorang yang nyata di dalam kesadaran hati kita. Tetapi menerima
juga bermakna mengenggam atau memiliki. Hal yang aku terima menjadi milikku:
aku memperuntukkan bagiku hal yang sudah diberikan. Ketika aku menerima Yesus,
Ia menjadi Juruselamatku, sungguh milikku sehingga hidup maupun maut tidak bisa
merenggut Dia dariku.
Semua ini adalah
menerima Kristus—menerima-Nya sebagai hadiah cuma-cuma dari Allah;
merealisasikan-Nya di dalam hatiku, dan menjadikan-Nya milikku. Keselamatan bisa digambarkan sebagai
seorang buta menerima penglihatan, seorang tuli menerima pendengaran, seorang
mati menerima hidup; tetapi kita bukan saja menerima berkat-berkat ini, kita
sudah menerima Kristus Yesus sendiri.
Sungguh benar kalau Ia
memberikan kita hidup dari kematian. Ia memberikan kita pengampunan dosa; Ia
memberikan pembenaran. Semua ini adalah hal-hal yang berharga, tetapi kita
tidak boleh puas dengan hal-hal tersebut; kita sudah menerima Kristus sendiri.
Putra Allah sudah dicurahkan kepada kita, dan kita sudah menerima Dia, dan
menjadikannya milik kita. Betapa mulianya Yesus, bahkan surga pun tidak bisa
memuat-Nya!
v
Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu (TB), Allah yang kekal adalah Perlindunganmu (FAYH), Allah selamanya menjadi perlindunganmu (BIMK) Ulangan 33:27
"Tempat
perlindungan" bisa diartikan sebagai “gedung”, atau “tempat tinggal,” yang
memberikan ide bahwa Allah adalah tempat tinggal kita, rumah kita. Ada rasa
penuh dan manis pada perumpamaan ini, karena hal yang sangat dekat dengan hati
kita adalah rumah kita, meskipun itu sebuah gubuk yang sederhana, ataupun
loteng yang sempit; dan yang jauh lebih dekat adalah Allah kita yang terpuji,
yang di dalam-Nya kita hidup, kita bergerak, kita ada [Kis 17:28].
Di rumahlah kita merasa
aman: kita menutup dunia luar dan berdiam dalam rasa aman yang tentram.
Demikian pula ketika kita bersama Allah, kita “tidak takut bahaya.” [Mazmur
23:4] Ia adalah perlindungan dan pengungsian kita, tempat berlindung kita yang
kekal.
Di rumah, kita
beristirahat; di situlah kita memperoleh peristirahatan sehabis lelah dan
keringat dari bekerja seharian. Dan demikianlah hati kita memperoleh
peristirahatan di dalam Allah, ketika, di tengah lelahnya konflik hidup, kita
berpaling kepada-Nya, dan jiwa kita berdiam dengan tentram.
Di rumah, juga, hati
kita menjadi lega kita tidak khawatir disalahpahami, ataupun kata-kata kita
disalahartikan. Demikian ketika kita bersama Allah, kita bisa berelasi secara
bebas dengan-Nya, meletakkan keinginan-keinginan kita yang tersembunyi; karena
jikalau “TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia,” [Mazmur 25:14]
[1] maka segala rahasia orang-orang yang takut akan Dia pastilah, dan haruslah,
ada pada TUHAN mereka.
Rumah, juga, adalah
tempat kebahagiaan kita yang sesungguhnya dan semurninya: dan di dalam
Allah-lah hati kita memperoleh kesukaan yang terdalam. Kita memperoleh sukacita
di dalam Dia yang melebihi sukacita apapun. Demi rumah pula kita bekerja dan
berusaha.
Memikirkan akan rumah
memberi kita kekuatan untuk menanggung beban sehari-hari, dan membangunkan
jari-jari kita untuk menyelesaikan tugas; dan dalam pengertian ini kita juga
bisa mengatakan bahwa Allah adalah rumah kita. Kasih kepada-Nya menguatkan
kita. Kita memikirkan Dia dalam pribadi Putera-Nya yang tercinta; dan sekilas
saja wajah Penebus yang menderita sudah memaksa kita untuk berusaha demi
tujuan-Nya.
Kita merasa harus
bekerja, karena kita memiliki saudara-saudara yang masih harus diselamatkan,
dan kita memiliki hati Bapa untuk kita bahagiakan dengan memulangkan
anak-anak-Nya yang tersesat; kita akan memenuhi keluarga sakral yang di
antaranya kita berada dengan kegirangan kudus. Berbahagialah mereka yang
memiliki Allah Yakub sebagai tempat perlindungan mereka!
v
Di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal (TB), Lengan-Nya yang kekal menopang kamu (BIMK) Ulangan 33:27
Allah — Allah yang kekal
— adalah tumpuan kita setiap waktu, dan terutama saat kita tenggelam ke suatu
masalah yang dalam. Ada saat seorang Kristen tenggelam begitu rendah dalam
kehinaan.
Di bawah kesadaran akan
dirinya yang berdosa besar, ia menjadi rendah hati di hadapan Allah
sampai-sampai ia hampir tidak tahu lagi bagaimana berdoa, karena ia tampak,
dalam pandangan dirinya sendiri, begitu tidak berarti. Wahai engkau anak Allah,
ingatlah ketika engkau sedang terpuruk dan hancur, “di bawahmu ada
lengan-lengan yang kekal.”
Dosa mungkin menarik
engkau begitu rendahnya, tetapi penebusan mulia Kristus tetap di bawah
segalanya. Engkau mungkin sudah terpuruk sangat dalam, tetapi engkau tidak
mungkin terpuruk sampai yang “terdalam;” dan hingga yang terdalam itulah Ia
pergi menyelamatkan.
Lagi-lagi, seorang
Kristen terkadang tenggelam sangat rendah di dalam ujian yang menyakitkan dari
luar. Setiap topangan duniawi sudah patah. Jadi bagaimana? Tetap, di bawah dia
adalah “lengan-lengan yang kekal.” Ia tidak mungkin jatuh terlalu dalam di
dalam kesulitan dan penderitaan tanpa janji anugerah Allah yang kekal kasih
setia-Nya terus melingkupinya.
Seorang Kristen mungkin
tenggelam dalam permasalahan dari dalam melalui konflik yang sengit, tetapi
walaupun demikian ia tidak mungkin bisa direndahkan sampai berada di luar
jangkauan “lengan-lengan yang kekal” — lengan-lengan tersebut ada di bawah dia;
dan, selama keadaannya seperti itu, semua usaha Iblis untuk mencelakakan dia
tidak berhasil.
Kepastian akan tumpuan
inilah penghiburan bagi setiap pekerja yang lelah tetapi sungguh-sungguh dalam
melayani Allah. Ini berarti sebuah janji akan kekuatan setiap hari, kasih
karunia akan setiap kebutuhan, dan tenaga untuk setiap tugas.
Dan, lebih jauh lagi,
ketika maut datang, janji tersebut akan tetap bertahan dengan kokoh. Ketika
kita berdiri di tengah-tengah sungai Yordan, kita akan bisa berkata bersama
Daud, “Aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.” [Mazmur 23:4] Kita akan
turun ke kubur, tetapi kita tidak akan lebih rendah lagi, karena lengan-lengan
yang kekal mencegah kita jatuh lebih jauh lagi.
Sepanjang hidup, dan di
penghujungnya, kita akan ditopang “lengan-lengan yang kekal” — lengan-lengan
yang takkan letih ataupun hilang kekuatan, karena “Allah kekal tidak menjadi
lelah dan tidak menjadi lesu.” [Yesaya 40:28]
Renungan Pagi (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan. Perikop diatas terjemahan aslinya memakai Terjemahan Baru (TB), sedangkan terjemahan Firman Allah Yang Hidup (FAYH) dan terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK) merupakan tambahan saya.
Posting Komentar untuk "Saat Teduh Hari Ini - Santapan Rohani Kristen Untuk 13 Hari (Charles H. Spurgeon)"