Bacaan Ayat Alkitab Harian Secara Kronologis Hari Ke 27; 12 November 2022
Seluruh Kitab Suci diberikan kepada kita melalui ilham Allah dan berguna untuk mengajarkan kebenaran kepada kita serta menyadarkan kita akan apa yang salah dalam hidup kita; Kitab Suci meluruskan dan menolong kita melakukan hal-hal yang benar (2 Tim 3:16 FAYH).
Halo teman-teman selama setahun kedepan – dimulai dari hari ini saya
akan memposting pembacaan alkitab secara kronologis. Daftar bacaan ini akan
disusun secara berurutan menurut peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam
alkitab. Oh ya, penentuan urutan ini di dasarkan pada beberapa hasil penelitian
atau usaha beberapa orang yang memberi waktu secara khusus untuk menelitinya
dan inilah hasilnya.
Tujuan dari membaca alkitab secara berurutan adalah untuk menolong kita
melihat lebih dekat akan peristiwa-peristiwa yang terjadi serta menolong kita
lebih memahami dan mengerti akan konteks sejarah yang melatarbelakangi sebuah
kisah dan menghubungkannya dengan catatan peristiwa-peristiwa yang saling
terkait, misalkan Mazmur, Doa, Nubuatan-Nubuatan, Surat-Surat dan sebagainya di
dalam Kitab Suci.
Sebagai contoh ketika kita membaca kisah Daud dan Batsyeba dalam 2
Samuel, kita juga akan dibawah untuk membaca juga catatan peristiwa yang serupa
di dalam kitab 1 Tawarikh. Dan di hari berikutnya kita akan membaca kitab
Mazmur yang ditulis Daud yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Menarik
bukan!
Ayo mari bersama-sama membuat satu resolusi sederhana untuk
menyelesaikan membaca seluruh bagian alkitab selama setahun kedepan. Kita hanya
perlu meluangkan waktu 15 – 20 menit setiap harinya untuk membaca beberapa
bagian yang sudah ditentukan dan saya dengan senang hati akan membagikannya
setiap harinya di dalam blog ini.
Beberapa hal atau keuntungan yang dapat kita rasakan dan nikmati ketika
membaca alkitab secara berurutan adalah;
-
Letak
kitab Ayub di dalam susunan alkitab yang kita pakai saat ini (cetakan LAI) di
urutan ke delapan belas, namun ketika kita membaca alkitab secara kronologis
maka kita Ayub akan kita baca di awal.
-
Kita
akan mengetahui bagian-bagian yang sejajar di dalam sejarah Perjanjian Lama,
hal ini akan menolong kita untuk mudah memahami kisahnya secara utuh.
-
Menolong
kita untuk mengetahui akan penyebaran bagian-bagian dari Mazmur dan kitab
nabi-nabi kecil yang luas secara berurutan.
-
Kita
juga akan ditolong untuk lebih mengetahui dan memahami bagian-bagian yang
sejajar di dalam keempat Injil (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes). Dan di
dalam surat-surat lainnya.
Ok Selamat Menikmati – Pembacaan Hari Ke 27 Di Dalam Ayub
Ayub 30:1-31; Ayub 31:1-40
Ayub 30:1-31 Sengsara Yang Dialami
"Tetapi sekarang aku ditertawakan mereka, yang umurnya lebih muda
dari padaku, yang ayah-ayahnya kupandang terlalu hina untuk ditempatkan
bersama-sama dengan anjing penjaga kambing dombaku.
Lagipula, apakah gunanya bagiku kekuatan tangan mereka? Mereka sudah
kehabisan tenaga, mereka merana karena kekurangan dan kelaparan, mengerumit
tanah yang kering, belukar di gurun dan padang belantara; mereka memetik gelang
laut dari antara semak-semak, dan akar pohon arar menjadi makanan mereka.
Mereka diusir dari pergaulan hidup, dan orang berteriak-teriak terhadap
mereka seperti terhadap pencuri. Di lembah-lembah yang mengerikan mereka harus
diam, di dalam celah-celah tanah dan sela-sela gunung; di antara semak-semak
mereka meraung-raung, mereka berkelompok di bawah jeruju; mereka itulah
orang-orang bebal yang tak dikenal, yang didepak dari negeri.
Tetapi sekarang aku menjadi sajak sindiran dan ejekan mereka. Mereka
mengejikan aku, menjauhkan diri dari padaku, mereka tidak menahan diri meludahi
mukaku,
karena tali kemahku telah dilepaskan Allah dan aku direndahkan-Nya, dan mereka
tidak mengekang diri terhadap aku. Di sebelah kananku muncul gerombolan,
dikaitnya kakiku, dan dirintisnya jalan kebinasaan terhadap aku; mereka
membongkar jalanku dan mengusahakan kejatuhanku; tidak ada yang
menghalang-halangi mereka.
Seperti melalui tembok yang terbelah lebar mereka menyerbu, mereka
datang bergelombang di tengah-tengah keruntuhan. Kedahsyatan ditimpakan
kepadaku; kemuliaanku diterbangkan seperti oleh angin, dan bahagiaku melayang
hilang seperti awan.
Oleh sebab itu jiwaku hancur dalam diriku; hari-hari kesengsaraan
mencekam aku. Pada waktu malam tulang-tulangku seperti digerogoti, dan rasa
nyeri yang menusuk tak kunjung berhenti. Oleh kekerasan yang tak terlawan
koyaklah pakaianku dan menggelambir sekelilingku seperti kemeja.
Ia telah menghempaskan aku ke dalam lumpur, dan aku sudah menyerupai
debu dan abu. Aku berseru minta tolong kepada-Mu, tetapi Engkau tidak menjawab;
aku berdiri menanti, tetapi Engkau tidak menghiraukan aku.
Engkau menjadi kejam terhadap aku, Engkau memusuhi aku dengan kekuatan
tangan-Mu. Engkau mengangkat aku ke atas angin, melayangkan aku dan
menghancurkan aku di dalam angin ribut.
Ya, aku tahu: Engkau membawa aku kepada maut, ke tempat segala yang
hidup dihimpunkan. Sesungguhnya, masakan orang tidak akan mengulurkan tangannya
kepada yang rebah, jikalau ia dalam kecelakaannya tidak ada penolongnya?
Bukankah aku menangis karena orang yang mengalami hari kesukaran?
Bukankah susah hatiku karena orang miskin? Tetapi, ketika aku mengharapkan yang
baik, maka kejahatanlah yang datang; ketika aku menantikan terang, maka
kegelapanlah yang datang.
Batinku bergelora dan tak kunjung diam, hari-hari kesengsaraan telah
melanda diriku. Dengan sedih, dengan tidak terhibur, aku berkeliaran; aku
berdiri di tengah-tengah jemaah sambil berteriak minta tolong. Aku telah
menjadi saudara bagi serigala, dan kawan bagi burung unta.
Kulitku menjadi hitam dan mengelupas dari tubuhku, tulang-tulangku
mengering karena demam; permainan kecapiku menjadi ratapan, dan tiupan
serulingku menyerupai suara orang menangis."
Ayub 31:1-40 Sekali Lagi Ayub Mengaku Tidak Bersalah
"Aku telah menetapkan syarat bagi mataku, masakan aku memperhatikan
anak dara? Karena bagian apakah yang ditentukan Allah dari atas, milik pusaka
apakah yang ditetapkan Yang Mahakuasa dari tempat yang tinggi? Bukankah
kebinasaan bagi orang yang curang dan kemalangan bagi yang melakukan kejahatan?
Bukankah Allah yang mengamat-amati jalanku dan menghitung segala
langkahku? Jikalau aku bergaul dengan dusta, atau kakiku cepat melangkah ke
tipu daya, biarlah aku ditimbang di atas neraca yang teliti, maka Allah akan
mengetahui, bahwa aku tidak bersalah.
Jikalau langkahku menyimpang dari jalan, dan hatiku menuruti pandangan
mataku, dan noda melekat pada tanganku, maka biarlah apa yang kutabur, dimakan
orang lain, dan biarlah tercabut apa yang tumbuh bagiku.
Jikalau hatiku tertarik kepada perempuan, dan aku menghadang di pintu
sesamaku, maka biarlah isteriku menggiling bagi orang lain, dan biarlah
orang-orang lain meniduri dia. Karena hal itu adalah perbuatan mesum, bahkan
kejahatan, yang patut dihukum oleh hakim.
Sesungguhnya, itulah api yang memakan habis, dan menghanguskan seluruh
hasilku. Jikalau aku mengabaikan hak budakku laki-laki atau perempuan, ketika
mereka beperkara dengan aku, apakah dayaku, kalau Allah bangkit berdiri; kalau
Ia mengadakan pengusutan, apakah jawabku kepada-Nya?
Bukankah Ia, yang membuat aku dalam kandungan, membuat orang itu juga? Bukankah
satu juga yang membentuk kami dalam rahim? Jikalau aku pernah menolak keinginan
orang-orang kecil, menyebabkan mata seorang janda menjadi pudar, atau memakan
makananku seorang diri, sedang anak yatim tidak turut memakannya
malah sejak mudanya aku membesarkan dia seperti seorang ayah, dan sejak
kandungan ibunya aku membimbing dia —; jikalau aku melihat orang mati karena
tidak ada pakaian, atau orang miskin yang tidak mempunyai selimut, dan
pinggangnya tidak meminta berkat bagiku, dan tidak dipanaskannya tubuhnya
dengan kulit bulu dombaku; jikalau aku mengangkat tanganku melawan anak yatim,
karena di pintu gerbang aku melihat ada yang membantu aku, maka biarlah tulang
belikatku lepas dari bahuku, dan lenganku dipatahkan dari persendiannya.
Karena celaka yang dari pada Allah menakutkan aku, dan aku tidak berdaya
terhadap keluhuran-Nya. Jikalau aku menaruh kepercayaan kepada emas, dan
berkata kepada kencana:
Engkaulah kepercayaanku; jikalau aku bersukacita, karena kekayaanku
besar dan karena tanganku memperoleh harta benda yang berlimpah-limpah; jikalau
aku pernah memandang matahari, ketika ia bersinar, dan bulan, yang beredar
dengan indahnya, sehingga diam-diam hatiku terpikat, dan menyampaikan kecupan
tangan kepadanya, maka hal itu juga menjadi kejahatan yang patut dihukum oleh
hakim, karena Allah yang di atas telah kuingkari.
Apakah aku bersukacita karena kecelakaan pembenciku, dan bersorak-sorai,
bila ia ditimpa malapetaka — aku takkan membiarkan mulutku berbuat dosa,
menuntut nyawanya dengan mengucapkan sumpah serapah! — Jikalau orang-orang di
kemahku mengatakan: Siapa yang tidak kenyang dengan lauknya? — malah orang
asing pun tidak pernah bermalam di luar, pintuku kubuka bagi musafir! —
Jikalau aku menutupi pelanggaranku seperti manusia dengan menyembunyikan
kesalahanku dalam hatiku, karena aku takuti khalayak ramai dan penghinaan kaum
keluarga mengagetkan aku, sehingga aku berdiam diri dan tidak keluar dari
pintu!
Ah, sekiranya ada yang mendengarkan aku! — Inilah tanda tanganku!
Hendaklah Yang Mahakuasa menjawab aku! — Sekiranya ada surat tuduhan yang
ditulis lawanku! Sungguh, surat itu akan kupikul, dan akan kupakai bagaikan
mahkota.
Setiap langkahku akan kuberitahukan kepada-Nya, selaku pemuka aku akan
menghadap Dia. Jikalau ladangku berteriak karena aku dan alur bajaknya menangis
bersama-sama,
jikalau aku memakan habis hasilnya dengan tidak membayar, dan menyusahkan pemilik-pemiliknya, maka biarlah bukan gandum yang tumbuh, tetapi onak, dan bukan jelai, tetapi lalang." Sekianlah kata-kata Ayub.
Posting Komentar untuk "Bacaan Ayat Alkitab Harian Secara Kronologis Hari Ke 27; 12 November 2022"