Pertobatan Sejati Orang Kristen Menurut Thomas Watson
Roh Kuduslah yang mengerjakan akan pertobatan kita – Dia berperan secara
aktif di dalam perjalanan seorang datang kepada Kristus. Roh Kudus juga berperan
penting di dalam pertumbuhan rohani kita selanjutnya – Tetapi, apabila Bapa
mengutus Penghibur untuk mewakili Aku – Penghibur yang Kumaksudkan ialah Roh
Kudus – Ia akan mengajarkan banyak hal dan mengingatkan kalian akan segala
sesuatu yang telah Kukatakan sendiri kepada kalian. (Yoh 14:26 FAHY).
Pertobatan kita adalah sebuah kesembuhan rohani yang di dalamnya
terdapat enam unsur, berikut unsur-unsur pertobatan sejati menurut Thomas
Watson;
Kesadaran Terhadap Dosa
Bagian pertama dari
karya penyembuhan Kristus adalah seperti halnya obat tetes mata. Satu hal yang
besar yang dicatat dalam pertobatan anak bungsu yang durhaka yaitu, “ia
menyadari dirinya sendiri” (Luk. 15:17). Ia memandang dirinya sendiri sebagai
pendosa dan sama sekali tidak berarti kecuali hanyalah seorang yang berdosa.
Sebelum seseorang datang
kepada Yesus Kristus, maka pertama-tama ia haruslah datang kepada dirinya
sendiri. Ia harus mengakui dan menyadari akan dosa-dosanya, dan mengetahui
penderitaan hatinya sebelum ia dapat sungguh-sungguh merasakan sebagai
seseorang yang tidak berarti karenanya.
Hal pertama yang Tuhan
buat adalah terang dan hal pertama yang Tuhan berikan kepada orang berdosa itu
adalah penerangan. Mata ini dibuat untuk melihat dan meratap. Dosa haruslah
dilihat sebelum ia menangis karena dosa tersebut. Oleh karenanya, saya harus
menyatakan bahwa di mana tidak ada kesadaran atau terang akan dosa, maka tidak
akan ada pertobatan! Banyak orang yang dapat mengamat-amati kesalahan-kesalahan
yang ada pada orang lain namun mereka tidak dapat melihat satu pun dosa dalam
diri mereka sendiri.
Mereka berkata bahwa
mereka memiliki hati yang baik. Bukankah hal yang aneh jikalau ada dua orang
yang hidup bersama, namun mereka tidak saling mengenal? Demikian pula dalam
kasus orang yang berdosa. Tubuh dan jiwanya hidup bersama-sama, tetapi ia tidak
mengenal dirinya sendiri. Ia tidak mengetahui hatinya sendiri. Di balik
kerudung, sebuah wajah yang rusak dapat disembunyikan. Orang-orang dikerudungi
dengan ketidak-acuhan dan cinta kepada dirinya sendiri; oleh karena itu mereka
tidak melihat adanya jiwa-jiwa yang rusak yang mereka miliki.
Kepedihan Karena Dosa
Aurelius Ambrosius
(330-397 T.M.) menyebut kepedihan yang memenuhi jiwa. Kata Ibrani, “menjadi
pedih” menunjukkan “memiliki jiwa, yang seolah-olah tersalib“. Hal ini harus
ada dalam pertobatan yang sejati, "dan mereka akan memandang kepada-Ku
yang telah mereka tikam; mereka akan meratap atasnya” (Za. 12:10), seolah-olah
mereka merasakan paku-paku kayu salib di setiap sisi mereka sendiri.
Seorang perempuan
mungkin berharap untuk dapat melahirkan tanpa menderita rasa sakit demikian
pula seseorang yang membayangkan bertobat tanpa kepedihan. Ia yang dapat
memercayai tanpa adanya keraguan, seharusnya waspada terhadap imannya. Ia yang
dapat bertobat tanpa adanya kepedihan, seharusnya waspada terhadap
pertobatannya itu.
Kepedihan yang benar
terhadap dosa sama sekali tidak dibuat-buat. Sebaliknya, ini adalah sebuah
penderitaan yang kudus. Firman Tuhan menyebut tindakan ini sebagai suatu bentuk
hati yang remuk dan patah (Maz. 51:19), dan hati yang terkoyak (Yoel 2:13).2
“Koyakkanlah hatimu!” (Yl. 2:13). “Korban bagi Tuhan adalah jiwa yang remuk,
hati yang remuk dan patah...” (Maz. 51:19 [51:17]).
Pengakuan Terhadap Dosa
Kepedihan adalah suatu
perasaan yang begitu kuat yang akan memerlukan suatu pintu keluar. Pintu
keluarnya adalah melalui mata, yaitu dengan meratap dan melalui lidah yaitu
dengan mengakui dosa Anda. “Keturunan Israel memisahkan diri dari semua bani
orang lain.
Dan mereka berdiri dan
mengaku dosa mereka dan kesalahan leluhur mereka” (Neh. 9:2). “Aku akan pergi,
berbalik ke tempat-Ku, sampai mereka mengakui kesalahan mereka dan mencari
Wajah-Ku” (Hos. 5:15). Pengakuan adalah menyatakan kepada diri Anda sendiri
bahwa Anda telah berbuat salah. “Ketahuilah aku telah berdosa!” (2Sam. 24:17).
Pengakuan seperti ini
tidak biasa terjadi di kalangan lelaki. Mereka tidak pernah ingin mengakui
bahwa mereka telah melakukan kesalahan. Namun, ketika kita datang di hadapan
Tuhan, kita harus mengakui kesalahan kita sendiri. Dalam kenyataannya, seorang
pendosa yang merendahkan dirinya melakukan lebih daripada mengakui kesalahan
kepada dirinya sendiri.
Ia duduk dalam
pengadilan dan menjatuhkan vonis hukuman ke atas dirinya sendiri. Ia mengakui
bahwa sudah selayaknya ia menanggung murka dari Tuhan.
Malu Karena Dosa
Unsur keempat dalam
pertobatan yang sejati adalah rasa malu. “Mereka dipermalukan oleh karena
kesalahan-kesalahan mereka” (Yeh. 43:10). Wajah memerah karena malu adalah
warna dari unsur kebaikan. Ketika hati telah menjadi hitam karena dosa, kasih
karunia menjadikan wajah memerah karena rasa malu.
“Ya Tuhanku, aku malu
dan pedih untuk menengadahkan mukaku kepada-Mu” (Ezr. 9:6). Anak bungsu durhaka
yang bertobat begitu diliputi oleh rasa malu karena begitu banyak
pelanggarannya sehingga ia berpikir tentang dirinya sendiri yang tidak layak
untuk disebut sebagai seorang anak lagi (Luk. 15:21). Pertobatan selalu menyebabkan
suatu rasa malu yang kudus.
Benci Terhadap Dosa
Unsur kelima dalam
pertobatan adalah benci terhadap dosa. Ada rasa benci dan ketidaksukaan yang
begitu besar terhadap semua kesalahan. “Dan kamu akan merasa jijik menurut
pandanganmu sendiri oleh karena kesalahan-kesalahan dan kekejianmu” (Yeh.
36:31).
Seseorang yang
benar-benar bertobat adalah seorang pembenci dosa. Jikalau seseorang membenci
sesuatu yang membuat perutnya sakit, terlebih lagi ia akan membenci segala
sesuatu yang menjadikan nuraninya sakit. Ini merupakan suatu kebencian yang
lebih besar terhadap dosa daripada sekedar meninggalkannya.
Seseorang mungkin saja
meninggalkan suatu perbuatan dosa karena takut, tetapi perasaan jijik terhadap
dosa adalah suatu ketidaksukaan yang begitu besar terhadap dosa tersebut. Surga
tidak akan pernah menerima kita sampai kita benar-benar membenci dosa-dosa itu.
Pertobatan yang benar berawal dalam kasih Tuhan dan berakhir pada kebencian
terhadap dosa.
Berbalik Dari Dosa
Unsur keenam dalam
pertobatan adalah berbalik dari dosa. Pertobatan yang sejati, seperti halnya
asam nitrat, yang memakan habis berkeping-keping mata rantai besi dosa.
“Berbaliklah dan kembalilah dari semua berhalamu dan dari segala kebencianmu,
palingkanlah wajahmu” (Yeh. 14:6).
Berbalik dari dosa ini
disebut juga dengan “meninggalkan dosa” (Yes. 55:7). “Siapa yang menutupi
pelanggarannya tidak pernah akan beruntung, tetapi siapa yang mengakuinya dan
meninggalkannya akan mendapat kemurahan.” (Ams. 28:13).
Sebutan lainnya adalah
“menjauhkan dosa” (Ayb. 11:14). Mati terhadap dosa adalah kehidupan pertobatan.
Pada saat orang percaya berbalik dari dosanya, ia harus memulai suatu gerakan
cepat untuk menjauhkan diri secara terus-menerus.
• Matanya harus bergerak
cepat menjauh dari pandangan-pandangan yang tidak kudus.
• Telinganya harus
menjauh dari segala macam fitnah.
• Lidahnya harus cepat
menjauh dari sumpah serapah dan segala macam gosip.
• Tangannya harus cepat
menjauh dari segala macam suap.
• Kakinya harus menjauh
dari jalan perzinahan.
• Dan jiwanya harus
menjauh dari cinta terhadap kejahatan.
Berbalik dari dosa ini
menunjukkan secara tidak langsung suatu perubahan yang nyata. Ada suatu
perubahan yang dihasilkan dari dalam hati. Dalam pertobatan, Yesus Kristus
mengubah hati Anda yang keras menjadi hati yang lembut. Ada suatu perubahan
yang dihasilkan dalam kehidupan.
Berbalik dari dosa harus
begitu nyata sehingga orang lain dapat melihatnya. Ini disebut sebagai suatu
perubahan dari kegelapan kepada terang (Ef. 5:8, 2Kor. 4:6). Pertobatan yang Sejati Sama seperti
sebuah kapal yang sedang menuju ke arah Timur, kemudian datanglah angin yang
membalikkannya ke arah Barat.
Demikian halnya dengan
seseorang yang sedang menuju ke neraka sebelum angin rohani yang berlawanan
membalikkan orang tersebut, sehingga ia berlayar menuju ke surga. Pertobatan
yang sejati menjadikan suatu perubahan yang kelihatan dalam diri seseorang. Hal
tersebut tampak seolah-olah jiwa yang lain telah menghuni ruangan dalam tubuh
yang sama.
Posting Komentar untuk "Pertobatan Sejati Orang Kristen Menurut Thomas Watson"