Hidup Yang Berkelimpahan Oleh Paul Washer
Umumnya kita mendefenisikan kelimpahan dengan hal-hal yang material dan
semu. Paham ini telah masuk dan merasuki kehidupan Kekristenan kita (mungkin
saya dan anda pembaca telah terjebak di dalamnya).
Di dalam Kekristenan kelimpahan jauh lebih maju dari defenisi dan
pandangan umum – kelimpahan dilihat dalam perpektif kekekalan dan hubungan
dengan Allah. Jika anda dan saya diberi kelimpahan itu adalah bonus yang tidak
mencuri akan posisi pengejaran kita akan Allah.
Kelimpahan di dalam Kekristenan dilihat sebagai bentuk hubungan dengan
Allah yang diusahakan oleh umat-Nya di dalam kasih karunia Allah – dan dipuaskan
di dalam Allah sendiri. Berikut hidup yang berkelimpahan di dalam Kristus (tidak
hanya untuk kaum muda) menurut Paul Washer.
Ingatlah
Betapa Singkatnya Hidup Ini
Manusia pertama
diciptakan sesuai dengan gambaran Tuhan. Jikalau dia hidup seturut kehendak
Tuhan maka dia akan mempunyai hidup yang abadi. Dia akan melewati
tahun-tahunnya yang tidak akan pernah berakhir dengan kekuatan yang semakin
bertambah, tanpa kerusakan dan pembusukan.
Berlalunya waktu akan
membawa dia ke tingkat kedewasaan, kepuasan dan sukacita yang lebih besar.
Kehidupannya akan berlimpah dengan tujuan dan kemuliaan. Dengan masuknya dosa
ke dalam kehidupan manusia, semua manusia menjadi terhilang dan kehidupan
mereka secara menyedihkan menjauh dari rancangan Tuhan yang semula.
Manusia menjadi fana
dengan umur yang singkat, menjadi lelah dan penuh kesia-siaan. Sekarang dia
menjalani kehidupannya hingga seluruh tenaganya terkuras habis, semuanya menuju
kehancuran, akhirnya tubuhnya kembali kepada debu yaitu asalnya manusia.
Bukanlah tanpa alasan Sang Pengkhotbah berkata, “Kesia-siaan belaka, segala
sesuatu adalah sia-sia” (Pkh. 1:2).
Sebagai seorang pemuda
atau pemudi, Anda harus terus berjuang melawan godaan untuk melupakan betapa
singkatnya hidup ini dan betapa siasianya kita walaupun kita hidup lama tapi
tidak hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Anda harus belajar dari Kitab Suci
bahwa hidup Anda itu tidak ada bedanya dengan uap. Anda harus meyakini
kebenaran ini kemudian mengingatnya terus-menerus bahwa Anda adalah fana dan
hari-hari Anda terbatas.
“Adapun manusia,
hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga.”
(Maz. 103:15). “...Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang
sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” (Yak. 4:14). Anda tahu bahwa Buku Firman
Tuhan – Kitab Suci – adalah benar.
Anda tahu bahwa kematian
adalah sesuatu yang pasti akan terjadi kepada Anda. Setiap batu nisan dan
khotbah singkat di acara pemakaman memberikan kesaksian yang tidak terhindarkan
akan realitas bahwa Anda juga akan mati suatu hari nanti. Jadi, bagaimana
mungkin Anda begitu cepat melupakan dan menyianyiakan diri Anda dalam kehidupan
ini? Penyebabnya adalah karena Anda dikelilingi oleh suatu budaya yang dengan
segala kekuatannya berusaha menghindarkan Anda untuk berpikir tentang akhir
kehidupan.
Penyebab lainnya adalah
karena ilah zaman ini dengan semua kelicikannya membuat Anda terhibur dan
perhatian Anda dialihkan atau meski pun Anda sudah ditebus, Anda masih berdiam
di dalam tubuh yang berdosa yang selalu mengejar segala sesuatu yang duniawi
dan bersifat sementara.
Oleh karena itu,
ingatlah dengan baik dan selalu berdoalah seperti Daud di dalam Mazmur 39:4,
“Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku
mengetahui betapa fananya aku!” Berpikir selalu tentang kematian tidak membuat
Anda menjadi orang yang meratap sebagaimana orang-orang yang tidak memiliki
pengharapan.
Tetapi hal ini mendorong
Anda hanya berharap kepada Kristus dan memberikan seluruh kehidupan Anda untuk
melakukan kehendak-Nya. Hanya di dalam Tuan Yesus, maut telah dikalahkan dan
kesia-siaan yang sementara digantikan dengan maksud Tuhan yang abadi dan tujuan
yang mulia bagi Anda.
Ingatlah
Pencipta Anda
Setelah kita mengetahui
tentang kesia-siaan hidup, “Lalu bagaimana kita harus hidup?” Penulis kitab
Pengkhotbah menjawab pertanyaan ini bagi kita dalam bentuk perintah: “Ingatlah
akan Penciptamu pada masa mudamu...” (Pkh. 12:1). Kata “ingatlah” berasal dari
bahasa Ibrani “zakar” yang berarti memerintahkan untuk kembali mengingat.
Perintah untuk mengingat
Tuhan ini, mengajak kita untuk lebih dari sekedar mengingat bahwa ada Tuhan.
Perintah ini tidak cukup terpenuhi hanya dengan menundukkan kepala ketika
melewati suatu gedung gereja atau bahkan hadir dengan setia di tempat ibadah.
Ini adalah perintah yang
sangat radikal untuk mengubah hidup dan mengenal Tuhan dalam Kitab Suci,
memahami kuasa-Nya, memuliakan-Nya, dan berjuang menaati-Nya dalam segala hal.
Pentingnya perintah ini semakin menjadi jelas ketika Anda menyadari bahwa Anda
terus diserang dengan pikiran-pikiran yang membuat Anda melupakan betapa
berharganya Tuhan dan sukacita akan rencana-Nya.
Jika Anda sama sekali
tidak berusaha untuk mengingat Tuhan dalam hati Anda, maka Anda akan jatuh
dalam kesia-siaan dan hidup Anda akan terbuang! Perhatikanlah baik-baik apa
yang saya tulis ini. Saya tidak meminta Anda untuk sepakat dengan saya.
Saya hanya meminta
kepada Anda agar hati Anda tertuju kepada Tuhan seakan-akan hidup Anda
tergantung kepada Dia (karena memang seperti itulah yang seharusnya) dan secara
aktif, agresif, bahkan radikal (Mat. 11:12) terus mencari dan menggunakan
segala cara untuk tidak teralihkan dan jatuh ke dalam kesia-siaan zaman yang
telah jatuh ini! Ini amat penting untuk dicatat bahwa penulis Pengkhotbah tidak
hanya memerintahkan kita untuk “mengingat Tuhan”, namun dia memberitahukan
kepada kita waktu yang tepat untuk melakukannya yaitu – “di hari-hari masa
mudamu.”
Janganlah menunda waktu.
Ada suatu opini yang konyol (yang ada dalam pikiran banyak anak muda) bahwa
seseorang harus menunda hidup untuk Tuhan dan biasanya setelah sebagian besar
hidupnya telah terbuang sia-sia. Janganlah seperti anak yang terhilang, yang
“baru sadar” ketika ia telah menghabiskan kekayaan dan kekuatan di masa
mudanya.
Tetapkanlah hatimu untuk mencari Tuhan sekarang, yaitu
untuk mengenal-Nya, menyembah-Nya, melayani-Nya dan bersukacita dalam
kebaikan-Nya. Sebagai seorang yang lebih tua dari Anda dan sebagai duta Yesus
Kristus, saya meminta kepada Anda dalam nama-Nya, janganlah menyia-nyiakan
hidup Anda!
“Mengapakah kamu
belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk
sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang
baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat” (Yesaya 55:2).
Tetapkanlah
Hati Anda untuk Mengikuti-Nya
Saya masih ragu untuk
memakai gaya bahasa seperti itu kepada Anda, karena saya kuatir Anda akan salah
paham. Bagi banyak orang Kristen, ungkapan “mengikuti Tuhan” dipahami sebagai
tugas atau kewajiban, ketaatan, dan pelayanan. Namun, hal-hal tersebut pada
akhirnya hanya akan membuat Anda lelah, hampa, dan kecewa.
Saya sudah pernah
melewati semua itu dan saya akan melakukan apa pun untuk menjauhkan Anda dari
keadaan yang mengerikan itu! “Mengikuti Tuhan” yang saya maksudkan di sini
adalah suatu hubungan yang erat dengan pribadi-Nya; mengenal-Nya dan berbagi
dengan-Nya dalam segala hal; tidak melarikan diri dari-Nya atau menutup
beberapa bagian hidup Anda dari-Nya.
Untuk
melihat segala sesuatu sebagai kekudusan dan tidak bersifat duniawi;
mengizinkan-Nya berkuasa dalam setiap momen hidup Anda, dalam setiap pikiran
yang ada di kepala Anda, dalam setiap perkataan yang keluar dari mulut Anda dan
dalam setiap pekerjaan yang Anda coba lakukan – berjalan, berbicara, makan,
minum, tertawa, menangis, bekerja, bermain – mengalami semua hal itu dalam Dia,
melalui Dia, untuk Dia dan yang terutama bersama-Nya!
Apakah Anda sadar bahwa
Anda dapat melakukan banyak hal karena alasan yang salah? Anda bisa melakukan
pelayanan untuk kepuasan pribadi atau ketenaran. Anda bahkan bisa bertumbuh
dalam pengetahuan dan kesalehan hanya untuk reputasi di antara para jemaat!
Tapi mereka yang
memiliki hati yang benar dan setialah, yang memiliki hanya satu kerinduan untuk
bersama Tuhan selamanya! Anda mungkin melihat saya sebagai orang yang suci,
yang telah belajar banyak hal. Namun saya sering kali melakukan banyak
kesalahan, dan inilah yang pernah menjadi kesalahan terbesar saya: Saya selalu
berusaha keras untuk menggapai sesuatu, ketika saya seharusnya berusaha keras
hanya untuk bersama-Nya! Ya, Anda bahkan dapat menyia-nyiakan banyak tetes
hidup Anda dalam pelayanan dan pekerjaan misi!
Ingatlah ini: Untuk
membatasi waktu bersama dengan Tuhan menjadi beberapa menit “saat teduh” saja
adalah hal yang tidak wajar. Mengurangi kehidupan Anda sebagai murid-Nya dengan
hanya melakukan ketaatan saja adalah menyedihkan. Membuat pelayanan Anda
menjadi sesuatu yang kurang daripada kehidupan Yesus Kristus yang mengalir
melalui hubungan yang erat dengan-Nya adalah pekerjaan jasmani yang bodoh.
Bacalah
Alkitab
Sekarang ada hal yang
baru! Salah satu hal terhebat yang dapat dilakukan oleh seorang percaya yang
muda adalah dengan membuat suatu cara yang sistematis dalam pembacaan Kitab
Suci seumur hidup, dari Kejadian hingga Wahyu, dan dilakukan berulang kali
selama Anda hidup.
Pengetahuan tentang
Firman Tuhan kebanyakan orang Kristen terpecah karena mereka hanya membaca
sebagian saja. Saya mengenal beberapa orang yang amat pandai dalam doktrin
tertentu, tapi pengetahuan Kitab Suci mereka secara keseluruhan amat lemah.
Untuk menghindari
kesalahan ini, Anda harus membaca Alkitab secara teratur dan sistematis, yaitu
dari bagian per bagian. Tidak ada orang yang membaca sebuah literatur dengan
melompat dari satu bagian ke bagian lain dan hanya membaca satu bagian tertentu
secara acak.
Mereka akan membaca
mulai dari awal dan bergerak maju, pasal demi pasal, hingga mereka mencapai
bagian yang terakhir. Sangat jarang orang percaya yang membaca Alkitab dengan
cara yang berurutan seperti itu! Ingatlah: Alkitab adalah perkataan Tuhan yang
diberikan – atau “diilhamkan” – oleh Tuhan tanpa kesalahan.
Firman Tuhan
diberikan-Nya kepada kita dalam bentuk buku. Untuk dapat memahaminya secara
utuh maupun setiap bagiannya, kita harus membacanya dengan sungguh-sungguh!
Salah satu cara terbaik untuk membaca Kitab Suci adalah dengan menuliskan
pemahaman dan pertanyaan yang muncul ketika Anda membacanya.
Setiap kali Anda
mengulangi pembacaan ini, Anda akan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
pikiran Anda sebelumnya dan beberapa pertanyaan yang baru muncul. Anda juga
akan mampu memperdalam dan memperjelas pemahaman-pemahaman Anda sebelumnya.
Dengan cara ini, Anda
akan mengetahui bahwa Alkitab adalah penjelas terbaik terhadap dirinya sendiri.
Sekedar mengingatkan: kebanyakan orang tidak pernah berhasil membaca seluruh Alkitab
karena mereka menggunakan akal pikiran mereka sendiri dalam memahami semuanya
dan mencoba membuat penjelasan sendiri.
Ada dua saran yang saya
berikan: Pertama, tulislah beberapa pertanyaan singkat Anda dan lanjutkanlah
pembacaan Firman Tuhan. Kedua, tulislah beberapa pemahaman yang Tuhan tekankan
dalam hati Anda untuk diingat.
Kita telah memiliki
penjelasan yang cukup untuk mengalahkan para pelajar sekolah Alkitab di bumi!
Bagi seorang percaya yang masih muda, Alkitab dengan jelas berlimpahan. Alkitab
memang selalu berlimpahan! Itu karena Alkitab lebih mengandung kebenaran
tentang Tuhan daripada yang dapat dipahami dan ditaati oleh seorang manusia
siapa pun.
Bagaimana pun juga,
membaca halaman demi halaman dari Firman Tuhan merupakan suatu perjalanan yang
mengagumkan. Oleh sebab itu, jangan pernah hanya mempelajarinya, tetapi selalu
berusahalah supaya hidup Anda diubahkan. Walaupun pikiran kita sepenuhnya harus
digunakan, namun hal ini bukanlah tentang intelek atau pikiran semata.
Hidup sebagai seorang
Kristen yang sejati adalah tentang mengenal Tuhan secara pribadi dan erat,
serta kehidupan yang diubahkan menjadi seperti Tuan Yesus! Janganlah menyerah!
Setiap hari yang Anda berikan untuk pembacaan Firman Tuhan akan menambah
tahun-tahun pembelajaran dan kekayaan pengetahuan Firman Tuhan! Tidak membaca
Firman Tuhan setiap hari akan mengurangi besarnya harta Anda yang berharga pada
akhirnya.
Berdoa
Saya membagi doa saya
menjadi dua bagian yang berbeda: Berdoa memakai “sepatu untuk berjalan-jalan”
dan berdoa memakai “sepatu kerja” saya. Kategori yang pertama menunjuk kepada
persekutuan, penyembahan dan ucapan syukur.
Maksudnya adalah
berjalan dengan Tuhan sebagai sahabat yang selalu hadir, menikmati persekutuan-Nya,
dan mencari perwujudan yang lebih nyata lagi akan kehadiran-Nya. Jenis doa
seperti ini memiliki dua tujuan saja, yaitu mengenal Dia dan “bersama” dengan
Dia.
Dengan tidak melakukan
doa seperti ini maka semua pengetahuan yang ada di kepala Anda tidak akan
pernah menghasilkan buah apa pun. Anda akan menghabiskan seluruh hidup Anda
dengan berbicara tentang seseorang yang bahkan Anda sendiri pun tidak tahu dan
tentang hal-hal yang tidak pernah menjadi kenyataan dalam hidup Anda.
Saya sering mendengar
orang berkata bahwa mereka tidak memiliki waktu untuk mencari Tuhan dengan cara
ini, tetapi mereka bersekutu denganNya sepanjang hari saat mereka sedang sibuk.
Akan tetapi, kemampuan untuk “mempraktekkan kehadiran Tuhan” sepanjang hari di
tengah segala aktivitas kita hanya dapat terjadi karena kita meluangkan waktu
khusus untuk berdoa dan mencari Tuhan.
Hal ini nampaknya telah
dilakukan oleh Tuan Yesus selama hidup-Nya! “Pagi-pagi benar, waktu hari masih
gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di
sana.” (Markus1:35). Kategori yang kedua adalah berdoa “memakai sepatu kerja”.
Ini menunjuk kepada doa
syafaat. Jangan biarkan seorang pun menyesatkan Anda! Jenis doa ini adalah yang
tersulit. Bukanlah suatu hal yang mudah bagi seorang manusia biasa untuk
bergulat dengan Tuhan (Kej. 32:24-32) dan melawan iblis (Ef. 6:12). Taruhannya
besar dan hanya ada kemenangan dan kekalahan di medan pertempuran ini. Kita
berdoa untuk kemuliaan Tuhan, Amanat Agung dan kemajuan Kerajaan Tuhan (Mat. 6:9-10).
Kita juga berdoa untuk
pemeliharaan dan pengudusan jemaat, untuk setiap kebutuhan dan untuk
penggenapan setiap janji yang Tuhan sudah berikan. Doa syafaat ini mungkin sebuah tugas
yang paling kudus yang diberikan Tuhan kepada manusia. Saya akan mengakhiri
pokok ini dengan sebuah nasihat yang telah sangat menolong saya.
Nasihat ini diberikan
kepada saya oleh seorang pengkhotbah tua. Dia juga menerimanya dari seorang
pengkhotbah yang bahkan lebih tua darinya. Nasihatnya adalah seperti ini :
“Berdoalah sampai kamu dapat berdoa, dan kemudian berdoalah sampai kamu telah
berdoa.”
Seringkali saat kita
berdoa sambil berlutut, kita tidak merasakan kemerdekaan atau kuasa untuk
berdoa. Sepertinya langit di atas kepala kita tertutup. Akan tetapi, jangan
takut untuk berdoa! Seharusnya hal itu membuat kita terus bergulat di dalam doa
sampai doa kita “tembus” kepada Tuhan. Dan pada saat itulah kita menetapkan
diri kita untuk terus berdoa sampai semua beban kita terangkat dan kita tahu
bahwa kita sudah berdoa.
Carilah
Pertemanan yang Saleh
Saya tahu apa yang saya
katakan ini akan membuat Anda tersinggung. Tapi saya harus mengatakan bahwa
jikalau Anda masih muda maka masih ada kemungkinan adanya kebodohan yang besar
yang melekat di hati Anda (Ams. 13:20). Jika pengaruh terbesar dalam kehidupan
Anda adalah orang-orang muda seperti diri Anda sendiri, maka Anda berada dalam
suatu perkumpulan yang bodoh dan sedang menyusuri jalan yang berbahaya.
Kitab Suci – Firman
Tuhan – mengajarkan suatu kehidupan yang sangat mengandung kebenaran yang
menyelamatkan kita namun selalu diabaikan pada zaman sekarang: Siapa bergaul
dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal
menjadi malang. (Ams. 13:20).
Gagasan dari
“kesenjangan generasi” lahir dari sebuah budaya yang tidak saleh pada tahun
60an dan sekarang diadopsi oleh hampir seluruh jemaat. Gagasan bahwa anak- anak
muda perlu bersama dengan anak-anak muda lainnya adalah suatu hal yang
bertentangan langsung dengan Kitab Suci.
Meski pun dalam periode
waktu tertentu suatu persekutuan dengan para pemuda yang diawasi dapat
menyenangkan dan menguntungkan, namun Kitab Suci mengajarkan bahwa orang
Kristen yang masih muda perlu bersekutu dengan orang-orang yang lebih tua dan
dan lebih dewasa dalam iman.
Hal ini penting sekali
sehingga mereka dapat belajar dari pengalaman mereka dan menghindari hal-hal yang sering membuat orang yang
muda dan naif jatuh. Menurut Firman Tuhan, pengaruh terbesar di dalam kehidupan
Anda haruslah orang tua Anda (apabila mereka orang percaya yang saleh).
Ikutilah mereka! Ini
adalah peranan dari para penatua dan seluruh jemaat yang dewasa untuk
memberikan contoh kehidupan seorang percaya yang baik bagi Anda. Singkatnya,
Anda akan mampu menempatkan diri Anda sendiri dengan mereka yang sudah terbukti
hidup kudus dan berguna bagi Tuhan. Teruslah mencari tahu; tidak hanya dari
orang Kristen yang saleh pada zaman sekarang, tetapi juga dari orang kudus
zaman dahulu melalui tulisan mereka dan tulisan orang lain mengenai mereka.
Jauhilah
Nafsu Orang Muda
Anda diperintahkan untuk
melawan iblis (Ef. 6:10-12). Dalam kitab Yakobus 4:7, Anda diberikan janji
jikalau Anda melawan iblis, ia akan lari dari Anda. Walaupun demikian, di dalam
2 Timotius 2:22, Anda diperintahkan untuk menjauhi nafsu orang muda.
Memang menarik bahwa
Anda diperintahkan untuk menjadi kuat, berdiri teguh, dan melawan iblis, tetapi
Anda juga diperintahkan untuk menjauhi nafsu orang muda. Ini menunjukkan bahwa
nafsu orang muda yang bersifat jasmani dan memiliki hawa-nafsu jauh lebih
berbahaya dibandingkan dengan berperang melawan iblis itu! Saya mengenal banyak
orang Kristen yang masih muda yang menunjukkan bukti pertobatan sejati.
Namun, waktu mereka
masuk ke dalam hubungan dengan lawan jenis, mereka jatuh dalam dosa. Mereka
dapat mengingat Kitab Suci, berdoa bahkan berpuasa untuk menjadi murni dan
kudus dalam hubungan mereka, tetapi walaupun mereka melakukan semuanya itu
mereka tetap jatuh.
Mengapa? Karena mereka
tidak mengerti bahwa semua kegiatan rohani yang dilakukan menurut Firman Tuhan
tidak dapat menyelamatkan mereka dari nafsu orang muda. Mereka berusaha
memenangkan peperangan. Akan tetapi, Tuhan memerintahkan mereka untuk
menjauhinya! Singkatnya seperti ini: Anda tidak bisa sendirian berhubungan
dengan seorang lawan jenis untuk jangka waktu yang lama tanpa jatuh dalam dosa!
Oleh karena itu, Anda
tidak boleh berduaan sendirian di dalam rumah, mobil, atau tempat yang lain
yang dapat membangkitkan hawa nafsu. Jikalau Anda melakukannya Anda pasti
jatuh.
Serahkanlah
Diri Anda untuk Suatu Maksud yang Mulia
Saya melihat banyak
orang Kristen yang masih muda yang menghabiskan waktu mereka dengan sia-sia.
Mereka bermain di warung internet atau dengan hp mereka. Mereka sering ke mal,
ke bioskop, ke tempat karaoke, ke stadion sepak bola, dsb.
Akan tetapi, Anda harus
menyerahkan waktu dan hidup Anda untuk suatu tujuan dan maksud yang lebih
mulia. Anda tidak dibeli dengan darah Anak Domba yang mahal (Wah. 5:9; 1Ptr.
1:18-19) untuk melakukan hal-hal yang sia-sia seperti itu. Anda telah diangkat
menjadi anak Tuhan.
Perbuatan-perbuatan Anda harus menunjukkan
bahwa Anda benar-benar adalah anakNya. Jauhkanlah diri Anda dari hiburan zaman
ini yang tidak berguna. Berikanlah diri Anda untuk melakukan kehendak Tuhan.
Kitab Suci menyatakan
hal ini di dalam 2 Timotius 2:20-21, “Dalam rumah yang besar bukan hanya
terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang
pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang
kurang mulia. Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan
menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak
untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.
Apakah anda rindu untuk
menjadi bejana yang digunakan untuk tujuan yang mulia?”
Apakah Anda ingin
menjadi suatu bejana yang berharga dan dipakai untuk tujuan dan maksud yang
mulia? Apakah Anda ingin menjadi suatu alat di dalam tangan-Nya? Maka,
bersihkanlah diri Anda dari segala macam perbuatan yang sia-sia yang banyak
dilakukan oleh orang yang masih bodoh.
Jadilah seorang Kristen
sebagaimana Anda telah dipanggil. Penulis A. W. Tozer telah mengatakan bahwa di
batu nisan Amerika Serikat akan tertulis kalimat ini, “Mereka menghibur diri
mereka sendiri sampai mati’’. Tulisan
di
batu nisan ini akan sangat menyedihkan jika dibandingkan dengan apa yang
dikatakan tentang Raja Daud: “Daud melakukan kehendak Tuhan pada zamannya, lalu
ia meninggal dan dibaringkan di samping nenek moyangnya...” (Kis. 13:36)
Warisan apa yang akan Anda tinggalkan?
Apakah yang akan
tertulis di atas batu nisan Anda? Yang paling penting, apakah yang akan
dikatakan Tuhan tentang hidup Anda pada hari Penghakiman Besar yang sedang
menanti Anda? Kiranya Tuhan memberikan kemurahan dan rahmat-Nya kepada Anda
sehingga Anda dapat memiliki sifat, karakter, dan perbuatan-perbuatan yang jauh
lebih baik daripada orang yang sedang menulis pesan ini.
Disadur dari buku “Hidup Yang Berkelimpahan – Petunjuk (Tidak Hanya) Bagi Generasi Muda) oleh Paul Washer. Sumber Link
Posting Komentar untuk "Hidup Yang Berkelimpahan Oleh Paul Washer"