Bacaan Ayat Harian Alkitab Secara Kronologis Hari Ke 7; 23 Oktober 2022
Seluruh Kitab Suci diberikan kepada kita melalui ilham Allah dan berguna untuk mengajarkan kebenaran kepada kita serta menyadarkan kita akan apa yang salah dalam hidup kita; Kitab Suci meluruskan dan menolong kita melakukan hal-hal yang benar (2 Tim 3:16 FAYH).
Halo teman-teman selama setahun kedepan – dimulai dari hari ini saya
akan memposting pembacaan alkitab secara kronologis. Daftar bacaan ini akan
disusun secara berurutan menurut peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam
alkitab. Oh ya, penentuan urutan ini di dasarkan pada beberapa hasil penelitian
atau usaha beberapa orang yang memberi waktu secara khusus untuk menelitinya
dan inilah hasilnya.
Tujuan dari membaca alkitab secara berurutan adalah untuk menolong kita
melihat lebih dekat akan peristiwa-peristiwa yang terjadi serta menolong kita
lebih memahami dan mengerti akan konteks sejarah yang melatarbelakangi sebuah
kisah dan menghubungkannya dengan catatan peristiwa-peristiwa yang saling
terkait, misalkan Mazmur, Doa, Nubuatan-Nubuatan, Surat-Surat dan sebagainya di
dalam Kitab Suci.
Sebagai contoh ketika kita membaca kisah Daud dan Batsyeba dalam 2
Samuel, kita juga akan dibawah untuk membaca juga catatan peristiwa yang serupa
di dalam kitab 1 Tawarikh. Dan di hari berikutnya kita akan membaca kitab
Mazmur yang ditulis Daud yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Menarik
bukan!
Ayo mari bersama-sama membuat satu resolusi sederhana untuk
menyelesaikan membaca seluruh bagian alkitab selama setahun kedepan. Kita hanya
perlu meluangkan waktu 15 – 20 menit setiap harinya untuk membaca beberapa
bagian yang sudah ditentukan dan saya dengan senang hati akan membagikannya
setiap harinya di dalam blog ini.
Beberapa hal atau keuntungan yang dapat kita rasakan dan nikmati ketika
membaca alkitab secara berurutan adalah;
-
Letak
kitab Ayub di dalam susunan alkitab yang kita pakai saat ini (cetakan LAI) di
urutan ke delapan belas, namun ketika kita membaca alkitab secara kronologis
maka kita Ayub akan kita baca di awal.
-
Kita
akan mengetahui bagian-bagian yang sejajar di dalam sejarah Perjanjian Lama,
hal ini akan menolong kita untuk mudah memahami kisahnya secara utuh.
-
Menolong
kita untuk mengetahui akan penyebaran bagian-bagian dari Mazmur dan kitab
nabi-nabi kecil yang luas secara berurutan.
-
Kita
juga akan ditolong untuk lebih mengetahui dan memahami bagian-bagian yang
sejajar di dalam keempat Injil (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes). Dan di
dalam surat-surat lainnya.
Ok Selamat Menikmati – Pembacaan Hari Ke 7 Di Dalam
Kej 21:8-21; Kej 21:22-34; Kej 22:1-24; Kej 23:1-20; Kej 11:32; Kej 24:1-67
Kejadian 21:8-21 Abraham Mengusir Hagar Dan Ismael
Bertambah besarlah anak itu dan ia disapih, lalu Abraham mengadakan
perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu. Pada waktu itu Sara melihat, bahwa
anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, sedang main
dengan Ishak, anaknya sendiri.
Berkatalah Sara kepada Abraham: "Usirlah hamba perempuan itu
beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris
bersama-sama dengan anakku Ishak." Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh
karena anaknya itu.
Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu
karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu,
haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang
berasal dari Ishak.
Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa,
karena ia pun anakmu."
Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan
memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu
Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan
mengembara di padang gurun Bersyeba.
Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah
semak-semak, dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab
katanya: "Tidak tahan aku melihat anak itu mati." Sedang ia duduk di
situ, menangislah ia dengan suara nyaring.
Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit
kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: "Apakah yang engkau susahkan, Hagar?
Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia
terbaring.
Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan
membuat dia menjadi bangsa yang besar." Lalu Allah membuka mata Hagar,
sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air,
kemudian diberinya anak itu minum.
Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di
padang gurun dan menjadi seorang pemanah. Maka tinggallah ia di padang gurun
Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir.
Kejadian 21:22-34 Perjanjian Abraham Dengan Abimelekh
Pada waktu itu Abimelekh, beserta Pikhol, panglima tentaranya, berkata
kepada Abraham: "Allah menyertai engkau dalam segala sesuatu yang engkau
lakukan.
Oleh sebab itu, bersumpahlah kepadaku di sini demi Allah, bahwa engkau
tidak akan berlaku curang kepadaku, atau kepada anak-anakku, atau kepada cucu
cicitku; sesuai dengan persahabatan yang kulakukan kepadamu, demikianlah harus
engkau berlaku kepadaku dan kepada negeri yang kautinggali sebagai orang
asing."
Lalu kata Abraham: "Aku bersumpah!" Tetapi Abraham menyesali
Abimelekh tentang sebuah sumur yang telah dirampas oleh hamba-hamba Abimelekh.
Jawab Abimelekh: "Aku tidak tahu, siapa yang melakukan hal itu;
lagi tidak kauberitahukan kepadaku, dan sampai hari ini belum pula
kudengar." Lalu Abraham mengambil domba dan lembu dan memberikan semuanya
itu kepada Abimelekh, kemudian kedua orang itu mengadakan perjanjian.
Tetapi Abraham memisahkan tujuh anak domba betina dari domba-domba itu.
Lalu kata Abimelekh kepada Abraham: "Untuk apakah ketujuh anak
domba yang kaupisahkan ini?"
Jawabnya: "Ketujuh anak domba ini harus kauterima dari tanganku
untuk menjadi tanda bukti bagiku, bahwa akulah yang menggali sumur ini." Sebab
itu orang menyebutkan tempat itu Bersyeba, karena kedua orang itu telah
bersumpah di sana.
Setelah mereka mengadakan perjanjian di Bersyeba, pulanglah Abimelekh
beserta Pikhol, panglima tentaranya, ke negeri orang Filistin. Lalu Abraham
menanam sebatang pohon tamariska di Bersyeba, dan memanggil di sana nama TUHAN,
Allah yang kekal. Dan masih lama Abraham tinggal sebagai orang asing di negeri
orang Filistin.
Kejadian 22:1-24 Kepercayaan Abraham Diuji
Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya:
"Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi,
yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai
korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana
keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia
membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke
tempat yang dikatakan Allah kepadanya.
Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah
kepadanya tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu:
"Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan
pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."
Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya
ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau.
Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut
Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api
dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?" Sahut
Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran
bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham
mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu,
dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk
menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya:
"Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan
dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau
tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya,
yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu
mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu
sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan
disediakan."
Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada
Abraham, kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri — demikianlah
firman TUHAN —: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak
segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,
maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu
sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan
keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.
Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena
engkau mendengarkan firman-Ku." Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua
bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal
di Bersyeba.
Keturunan Nahor
Sesudah itu Abraham mendapat kabar: "Juga Milka telah melahirkan
anak-anak lelaki bagi Nahor, saudaramu: Us, anak sulung, dan Bus, adiknya, dan
Kemuel, ayah Aram, juga Kesed, Hazo, Pildash, Yidlaf dan Betuel."
Dan Betuel memperanakkan Ribka. Kedelapan orang inilah dilahirkan Milka
bagi Nahor, saudara Abraham itu. Dan gundik Nahor, yang namanya Reuma,
melahirkan anak juga, yakni Tebah, Gaham, Tahash dan Maakha.
Kejadian 23:1-20 Sara Mati Dan Dikuburkan
Sara hidup seratus dua puluh tujuh tahun lamanya; itulah umur Sara.
Kemudian matilah Sara di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di tanah Kanaan, lalu
Abraham datang meratapi dan menangisinya.
Sesudah itu Abraham bangkit dan meninggalkan isterinya yang mati itu,
lalu berkata kepada bani Het: "Aku ini orang asing dan pendatang di antara
kamu; berikanlah kiranya kuburan milik kepadaku di tanah kamu ini, supaya
kiranya aku dapat mengantarkan dan menguburkan isteriku yang mati itu."
Bani Het menjawab Abraham: "Dengarlah kepada kami, tuanku. Tuanku
ini seorang raja agung di tengah-tengah kami; jadi kuburkanlah isterimu yang
mati itu dalam kuburan kami yang terpilih, tidak akan ada seorang pun dari kami
yang menolak menyediakan kuburannya bagimu untuk menguburkan isterimu yang mati
itu."
Kemudian bangunlah Abraham lalu sujud kepada bani Het, penduduk negeri
itu, serta berkata kepada mereka: "Jika kamu setuju, bahwa aku
mengantarkan dan menguburkan isteriku yang mati itu, maka dengarkanlah aku dan
tolonglah mintakan dengan sangat kepada Efron bin Zohar,
supaya ia memberikan kepadaku gua Makhpela miliknya itu, yang terletak
di ujung ladangnya; baiklah itu diberikannya kepadaku dengan harga penuh untuk
menjadi kuburan milikku di tengah-tengah kamu."
Pada waktu itu Efron hadir di tengah-tengah bani Het. Maka jawab Efron,
orang Het itu, kepada Abraham dengan didengar oleh bani Het, oleh semua orang
yang datang di pintu gerbang kota:
"Tidak, tuanku, dengarkanlah aku; ladang itu kuberikan kepadamu dan
gua yang di sana pun kuberikan kepadamu; di depan mata orang-orang sebangsaku
kuberikan itu kepadamu; kuburkanlah isterimu yang mati itu."
Lalu sujudlah Abraham di depan penduduk negeri itu serta berkata kepada
Efron dengan didengar oleh mereka: "Sesungguhnya, jika engkau suka,
dengarkanlah aku: aku membayar harga ladang itu; terimalah itu dari padaku,
supaya aku dapat menguburkan isteriku yang mati itu di sana."
Jawab Efron kepada Abraham: "Tuanku, dengarkanlah aku: sebidang
tanah dengan harga empat ratus syikal perak, apa artinya itu bagi kita? Kuburkan
sajalah isterimu yang mati itu."
Lalu Abraham menerima usul Efron, maka ditimbangnyalah perak untuk
Efron, sebanyak yang dimintanya dengan didengar oleh bani Het itu, empat ratus
syikal perak, seperti yang berlaku di antara para saudagar.
Demikianlah ladang Efron, yang letaknya di Makhpela di sebelah timur
Mamre, ladang dan gua yang di sana, serta segala pohon di ladang itu, bahkan di
seluruh tanah itu sampai ke tepi-tepinya,
diserahkan kepada Abraham menjadi tanah belian, di depan mata bani Het
itu, di depan semua orang yang datang di pintu gerbang kota. Sesudah itu
Abraham menguburkan Sara, isterinya, di dalam gua ladang Makhpela itu, di
sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan.
Demikianlah dari pihak bani Het ladang dengan gua yang ada di sana diserahkan
kepada Abraham menjadi kuburan miliknya.
Kejadian 11:32
Umur Terah ada dua ratus lima tahun; lalu ia mati di Haran.
Kejadian 24:1-67 Ribka Dipinang Bagi Ishak
Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya, serta diberkati TUHAN dalam
segala hal.
Berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua dalam rumahnya, yang
menjadi kuasa atas segala kepunyaannya, katanya: "Baiklah letakkan
tanganmu di bawah pangkal pahaku, supaya aku mengambil sumpahmu demi TUHAN,
Allah yang empunya langit dan yang empunya bumi, bahwa engkau tidak akan
mengambil untuk anakku seorang isteri dari antara perempuan Kanaan yang di
antaranya aku diam.
Tetapi engkau harus pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku untuk
mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku." Lalu berkatalah hambanya itu
kepadanya: "Mungkin perempuan itu tidak suka mengikuti aku ke negeri ini;
haruskah aku membawa anakmu itu kembali ke negeri dari mana tuanku
keluar?" Tetapi Abraham berkata kepadanya: "Awas, jangan kaubawa
anakku itu kembali ke sana.
TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah memanggil aku dari rumah
ayahku serta dari negeri sanak saudaraku, dan yang telah berfirman kepadaku,
serta yang bersumpah kepadaku, demikian: kepada keturunanmulah akan Kuberikan
negeri ini — Dialah juga akan mengutus malaikat-Nya berjalan di depanmu,
sehingga engkau dapat mengambil seorang isteri dari sana untuk anakku.
Tetapi jika perempuan itu tidak mau mengikuti engkau, maka lepaslah
engkau dari sumpahmu kepadaku ini; hanya saja, janganlah anakku itu kaubawa kembali
ke sana." Lalu hamba itu meletakkan tangannya di bawah pangkal paha
Abraham, tuannya, dan bersumpah kepadanya tentang hal itu.
Kemudian hamba itu mengambil sepuluh ekor dari unta tuannya dan pergi
dengan membawa berbagai-bagai barang berharga kepunyaan tuannya; demikianlah ia
berangkat menuju Aram-Mesopotamia ke kota Nahor.
Di sana disuruhnyalah unta itu berhenti di luar kota dekat suatu sumur,
pada waktu petang hari, waktu perempuan-perempuan keluar untuk menimba air. Lalu
berkatalah ia: "TUHAN, Allah tuanku Abraham, buatlah kiranya tercapai
tujuanku pada hari ini, tunjukkanlah kasih setia-Mu kepada tuanku Abraham. Di
sini aku berdiri di dekat mata air, dan anak-anak perempuan penduduk kota ini
datang keluar untuk menimba air.
Kiranya terjadilah begini: anak gadis, kepada siapa aku berkata: Tolong
miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan
unta-untamu juga akan kuberi minum — dialah kiranya yang Kautentukan bagi
hamba-Mu, Ishak; maka dengan begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah
menunjukkan kasih setia-Mu kepada tuanku itu."
Sebelum ia selesai berkata, maka datanglah Ribka, yang lahir bagi
Betuel, anak laki-laki Milka, isteri Nahor, saudara Abraham; buyungnya
dibawanya di atas bahunya. Anak gadis itu sangat cantik parasnya, seorang
perawan, belum pernah bersetubuh dengan laki-laki; ia turun ke mata air itu dan
mengisi buyungnya, lalu kembali naik.
Kemudian berlarilah hamba itu mendapatkannya serta berkata: "Tolong
beri aku minum air sedikit dari buyungmu itu." Jawabnya: "Minumlah,
tuan," maka segeralah diturunkannya buyungnya itu ke tangannya, serta
diberinya dia minum.
Setelah ia selesai memberi hamba itu minum, berkatalah ia: "Baiklah
untuk unta-untamu juga kutimba air, sampai semuanya puas minum." Kemudian
segeralah dituangnya air yang di buyungnya itu ke dalam palungan, lalu
berlarilah ia sekali lagi ke sumur untuk menimba air dan ditimbanyalah untuk
semua unta orang itu.
Dan orang itu mengamat-amatinya dengan berdiam diri untuk mengetahui
apakah TUHAN membuat perjalanannya berhasil atau tidak. Setelah unta-unta itu
puas minum, maka orang itu mengambil anting-anting emas yang setengah syikal
beratnya, dan sepasang gelang tangan yang sepuluh syikal emas beratnya,
serta berkata: "Anak siapakah engkau? Baiklah katakan kepadaku!
Adakah di rumah ayahmu tempat bermalam bagi kami?" Lalu jawabnya
kepadanya: "Ayahku Betuel, anak Milka, yang melahirkannya bagi
Nahor."
Lagi kata gadis itu: "Baik jerami, baik makanan unta banyak pada
kami, tempat bermalam pun ada." Lalu berlututlah orang itu dan sujud
menyembah TUHAN, serta berkata: "Terpujilah TUHAN, Allah tuanku Abraham,
yang tidak menarik kembali kasih-Nya dan setia-Nya dari tuanku itu; dan TUHAN
telah menuntun aku di jalan ke rumah saudara-saudara tuanku ini!"
Berlarilah gadis itu pergi menceritakan kejadian itu ke rumah ibunya. Ribka mempunyai saudara laki-laki, namanya
Laban. Laban berlari ke luar mendapatkan orang itu, ke mata air tadi, sesudah
dilihatnya anting-anting itu dan gelang pada tangan saudaranya, dan sesudah
didengarnya perkataan Ribka, saudaranya, yang bunyinya: "Begitulah
dikatakan orang itu kepadaku."
Ia mendapatkan orang itu, yang masih berdiri di samping unta-untanya di
dekat mata air itu, dan berkata: "Marilah engkau yang diberkati TUHAN,
mengapa engkau berdiri di luar, padahal telah kusediakan rumah bagimu, dan juga
tempat untuk unta-untamu."
Masuklah orang itu ke dalam rumah. Ditanggalkanlah pelana unta-unta,
diberikan jerami dan makanan kepada unta-unta itu, lalu dibawa air pembasuh
kaki untuk orang itu dan orang-orang yang bersama-sama dengan dia.
Tetapi ketika dihidangkan makanan di depannya, berkatalah orang itu:
"Aku tidak akan makan sebelum kusampaikan pesan yang kubawa ini."
Jawab Laban: "Silakan!" Lalu berkatalah ia: "Aku ini hamba Abraham.
TUHAN sangat memberkati tuanku itu, sehingga ia telah menjadi kaya;
TUHAN telah memberikan kepadanya kambing domba dan lembu sapi, emas dan perak,
budak laki-laki dan perempuan, unta dan keledai.
Dan Sara, isteri tuanku itu, sesudah tua, telah melahirkan anak
laki-laki bagi tuanku itu; kepada anaknya itu telah diberikan tuanku segala
harta miliknya. Tuanku itu telah mengambil sumpahku: Engkau tidak akan
mengambil untuk anakku seorang isteri dari antara perempuan Kanaan, yang
negerinya kudiami ini,
tetapi engkau harus pergi ke rumah ayahku dan kepada kaumku untuk
mengambil seorang isteri bagi anakku. Jawabku kepada tuanku itu: Mungkin
perempuan itu tidak mau mengikut aku.
Tetapi katanya kepadaku: TUHAN, yang di hadapan-Nya aku hidup, akan
mengutus malaikat-Nya menyertai engkau, dan akan membuat perjalananmu berhasil,
sehingga engkau akan mengambil bagi anakku seorang isteri dari kaumku dan dari
rumah ayahku.
Barulah engkau lepas dari sumpahmu kepadaku, jika engkau sampai kepada
kaumku dan mereka tidak memberikan perempuan itu kepadamu; hanya dalam hal
itulah engkau lepas dari sumpahmu kepadaku.
Dan hari ini aku sampai ke mata air tadi, lalu kataku: TUHAN, Allah
tuanku Abraham, sudilah kiranya Engkau membuat berhasil perjalanan yang
kutempuh ini.
Di sini aku berdiri di dekat mata air ini; kiranya terjadi begini:
Apabila seorang gadis datang ke luar untuk menimba air dan aku berkata
kepadanya: Tolong berikan aku minum air sedikit dari buyungmu itu, dan ia
menjawab: Minumlah, dan untuk unta-untamu juga akan kutimba air, — dialah
kiranya isteri, yang telah TUHAN tentukan bagi anak tuanku itu.
Belum lagi aku habis berkata dalam hatiku, Ribka telah datang membawa
buyung di atas bahunya, dan turun ke mata air itu, lalu menimba air. Kataku
kepadanya: Tolong berikan aku minum.
Segeralah ia menurunkan buyung itu dari atas bahunya serta berkata:
Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum. Lalu aku minum, dan unta-unta
itu juga diberinya minum.
Sesudah itu aku bertanya kepadanya: Anak siapakah engkau? Jawabnya: Ayahku
Betuel anak Nahor yang dilahirkan Milka. Lalu aku mengenakan anting-anting pada
hidungnya dan gelang pada tangannya.
Kemudian berlututlah aku dan sujud menyembah TUHAN, serta memuji TUHAN,
Allah tuanku Abraham, yang telah menuntun aku di jalan yang benar untuk
mengambil anak perempuan saudara tuanku ini bagi anaknya.
Jadi sekarang, apabila kamu mau menunjukkan kasih dan setia kepada
tuanku itu, beritahukanlah kepadaku; dan jika tidak, beritahukanlah juga
kepadaku, supaya aku tahu entah berpaling ke kanan atau ke kiri."
Lalu Laban dan Betuel menjawab: "Semuanya ini datangnya dari TUHAN;
kami tidak dapat mengatakan kepadamu baiknya atau buruknya. Lihat, Ribka ada di
depanmu, bawalah dia dan pergilah, supaya ia menjadi isteri anak tuanmu,
seperti yang difirmankan TUHAN."
Ketika hamba Abraham itu mendengar perkataan mereka, sujudlah ia sampai
ke tanah menyembah TUHAN. Kemudian hamba itu mengeluarkan perhiasan emas dan
perak serta pakaian kebesaran, dan memberikan semua itu kepada Ribka; juga
kepada saudaranya dan kepada ibunya diberikannya pemberian yang indah-indah.
Sesudah itu makan dan minumlah mereka, ia dan orang-orang yang
bersama-sama dengan dia, dan mereka bermalam di situ. Paginya sesudah mereka
bangun, berkatalah hamba itu: "Lepaslah aku pulang kepada tuanku."
Tetapi saudara Ribka berkata, serta ibunya juga: "Biarkanlah anak
gadis itu tinggal pada kami barang sepuluh hari lagi, kemudian bolehlah engkau
pergi."
Tetapi jawabnya kepada mereka: "Janganlah tahan aku, sedang TUHAN
telah membuat perjalananku berhasil; lepaslah aku, supaya aku pulang kepada
tuanku."
Kata mereka: "Baiklah kita panggil anak gadis itu dan menanyakan
kepadanya sendiri." Lalu mereka memanggil Ribka dan berkata kepadanya:
"Maukah engkau pergi beserta orang ini?" Jawabnya: "Mau."
Maka Ribka, saudara mereka itu, dan inang pengasuhnya beserta hamba
Abraham dan orang-orangnya dibiarkan mereka pergi. Dan mereka memberkati Ribka,
kata mereka kepadanya: "Saudara kami, moga-moga engkau menjadi beribu-ribu
laksa, dan moga-moga keturunanmu menduduki kota-kota musuhnya."
Lalu berkemaslah Ribka beserta hamba-hambanya perempuan, dan mereka naik
unta mengikuti orang itu. Demikianlah hamba itu membawa Ribka lalu berjalan
pulang. Adapun Ishak telah datang dari arah sumur Lahai-Roi; ia tinggal di
Tanah Negeb.
Menjelang senja Ishak sedang keluar untuk berjalan-jalan di padang. Ia
melayangkan pandangnya, maka dilihatnyalah ada unta-unta datang.
Ribka juga melayangkan pandangnya dan ketika dilihatnya Ishak, turunlah
ia dari untanya. Katanya kepada hamba itu: "Siapakah laki-laki itu yang
berjalan di padang ke arah kita?" Jawab hamba itu: "Dialah tuanku
itu." Lalu Ribka mengambil telekungnya dan bertelekunglah ia.
Kemudian hamba itu menceritakan kepada Ishak segala yang dilakukannya. Lalu Ishak membawa Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia menjadi isterinya. Ishak mencintainya dan demikian ia dihiburkan setelah ibunya meninggal.
Posting Komentar untuk "Bacaan Ayat Harian Alkitab Secara Kronologis Hari Ke 7; 23 Oktober 2022"