Renungan - Saat Teduh Galatia 2:20 Seluruh Aspek Kehidupan Kita Diletakkan Pada Satu Poros, Yesus Kristus.
Mestinya tidak ada satu
sentimeterpun dalam hidup kita dimana kita berkata “itu adalah milikku” tetapi
kiranya seluruh bidang Pendidikan dan kehidupan kita di kuasai oleh Kristus dan
dipakai untuk meninggikan, serta memuliakan Dia, raja atas segala raja dan
Tuhan atas sekalian yang di pertuan. Abraham Kuyper
Kehidupan yang berpusatkan pada Injil
atau kehidupan yang berpusatkan pada Kristus – anda dan saya tentu sering
mendengar pernyataan ini. Kalimat pendek yang mudah diucapkan dan diingat,
tetapi butuh seumur hidup untuk belajar dan menghidupi akan pernyataan singkat nan
pendek ini. Itulah mengapa ada pernyataan lain “menerima Kristus sebagai Tuhan
dan Juruselamat secara pribadi itu sekali, tetapi belajar menjadi muridNya
adalah seumur hidup.
Kehidupan yang berpusatkan pada
Injil (Kristus) mestinya tidak hanya menjadi konsen utama pencarian ataupun
pengejaran kita di masa-masa awal pengenalan kita akan Dia atau fase awal
kehidupan kekristenan kita, tetapi seluruh kehidupan dan bidang-bidangnya. Injil
bukanlah sebuah jaket yang akan anda lepas sewaktu-waktu karena sudah aman,
bukan pula aksesoris yang mempercantik dirimu, tetapi Injil adalah tentang
Kristus yang disalib dan karyaNya bagi kita – bagaikan motor yang menggerakkan
akan setiap bidang kehidupan kita. Paulus berusaha untuk menghidupi akan Injil
itu di dalam seluruh bingkai kehidupannya. Bacaan dan renungan kita dibawah ini.
Namun aku hidup tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging adalah hidup oleh iman dalam anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan dirinya untuk aku. (FAHY) Saya sudah disalibkan bersama dengan Kristus: dan yang hidup bukan lagi saya, melainkan Kristus yang hidup di dalam saya. Sedangkan hidup yang sekarang saya miliki dalam tubuh saya ini adalah hasil iman saya kepada Anak Allah, yang mengasihi saya dan memberikan diri-Nya sendiri bagi saya (Gal 2:20).
Paulus memahami benar-benar apa yang
menjadi tujuan hidupnya dan apa yang harus dilakukan dengan keseluruhan
hidupnya semenjak pengenalannya akan Yesus Kristus. Ia berusaha sekuat tenaga
dan dengan kesadaran diri yang kokoh untuk menjadikan Kristus sebagai pusat kehidupanya.
“Namun aku
hidup tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di
dalam aku” menandakan bahwa ia melepas akan semua tujuan-tujuan
hidup yang mungkin dulunya ingin ia raih, ingin ia peroleh – kini ia tidak lagi
memiliki tujuan untuk dirinya, semua itu telah disangkalnya dan diletakkan di bawah
kehendak tuannya. Yesus Kristus yang telah bangkit.
Ia melepaskan akan semua pencarian
dan reputasi yang bisa ia dapat dengan kemampuan dirinya dan mengijinkan
pribadi lain – pribadi yang sudah menyelamatkan serta memilihnya untuk menjadi
hambaNya. Semenjak ia ditangkap oleh Kristus seluruh tujuan-tujuan hidup Paulus
diselaraskan dengan kehendak tuanNya, salah satu penundukkan kehendak dirinya
ketika ia menyatakan “Sekarang saya telah melepaskan semua hal lain. Saya
sadar bahwa itulah satu-satunya cara untuk mengenal Kristus dengan
sungguh-sungguh, untuk mengalami kuasa yang menghidupkan-Nya kembali, serta
untuk mengerti apakah artinya menderita dan mati bersama dengan Dia (Fil
3:10 versi FAHY).
Keseriusan Paulus untuk hidup dari
bagi Kristus – untuk hidup menyenangkan tuanNya, bukanlah hanya sebatas teori
atau pernyataan, tetapi hal itu ditunjukkan dengan memberi dirinya seutuhnya untuk
tunduk dan taat pada kehendak tuannya, Yesus Kristus. Ada hal yang harus ia
lepas dan ada juga harga yang harus ia bayar untuk sebuah ketaatan – ketaatan untuk
terus menundukkan keinginan-keinginan dirinya dibawah pimpinan Kristus.
Jika dulunya semua hal yang ia miliki
dan dapat ia raih adalah miliknya dan untuk nama pribadinya serta untuk kebanggaan
dirinya – kini semuanya adalah milik Kristus dan untuk Kristus saja. Pikiran. Tubuh.
Kemauan diri dan ambisi-ambisinya semua ditujukan kepada Kristus dan untuk
kemuliaan nama Kristus. Pikiran saya tentang Paulus mungkin diwakilkan oleh pernyataan
Martin Luther “Saya berdoa agar anda meninggalkan nama saya, jangan menyebut
diri kalian Lutheran, melainkan Kristus”.
Penyerahan diri secara totalitas dan
menyeralaskan, mengharmonisasikan kehendaknya dengan kehendak Kristus – hidup
Paulus tunduk pada kehidupan Kristus yang diam di dalam dirinya, ketika hal ini
terjadi Paulus seperti terjebak dalam sungai yang besar dari maksud-maksud
Kristus untuk dirinya dan untuk kemuliaan Kristus.
Refleksi sejenak; Bagaimana dengan kehidupan kita kini? Mampukah kita untuk menundukkan kehendak dan tujuan hidup kita di bawah pimpinan Kristus? Mengijinkan Dia mempengaruhi bahkan mengambil alih tujuan hidup kita seperti yang dilakukan oleh Paulus – Ia telah mati terhadap segala hal yang dapat ia capai dengan kemampuan dirinya.
Salah satu frase yang menarik dari
terjemahan FAYH “Saya (Paulus) sudah disalibkan bersama dengan Kristus”. Yang
Paulus maksudkan disini adalah – walaupun yang disalibkan di Golgota adalah
Kristus, tetapi Allah memperhitungkan hal itu kepada kita. Kita adalah orang-orang
yang layak untuk dihukum karena dosa-dosa kita, tetapi Kristus mengambil alih
akan posisi kita dengan diriNya. Kristus menjalani kehidupanNya secara benar
dan sempurna ketika Ia menjadi manusia di bumi sehingga kegagalan kita di dalam
mentaati Allah telah dihisapkan ke dalam Dia.
Kristus mati di kayu salib untuk
menanggung hukuman akibat dosa kita, sehingga kita tidak lagi dihukum karena
dosa tersebut. Jadi frase “disalibkan bersama dengan Kristus” bukan
tentang apa yang dapat anda dan saya perbuat, melainkan tentang apa yang
Kristus perbuat bagi kita di Golgota. Kita menjadi orang-orang yang dibenarkan
oleh Allah karena Kristus.
Dan hidupku
yang kuhidupi sekarang di dalam daging adalah hidup oleh iman dalam anak Allah
yang telah mengasihi aku dan menyerahkan dirinya untuk aku. Titik dimana
Paulus memahami kehidupannya bahwa ia hidup karena kasih Kristus, dan kasih itu
pula yang rela mati untuknya “menyerahkan dirinya untuk aku”.
Kasih yang tanpa batas, kasih yang
tidak memandang siapa kita – kasihNya adalah kasih yang dianugerahkan kepada
mereka yang tidak layak (anda dan saya). Kasih yang memberi tanpa menuntut
balas, Ia telah lebih dahulu memberikan diriNya kepada kita, sebelum kita
terpikirkan untuk memberi diri kita dan segala hal yang kita miliki bagi Dia. Keagungan
dan keindahan Injil!
Dan hidupku
yang kuhidupi sekarang di dalam daging adalah hidup oleh iman. Dalam bahasa
Yunani “iman” en pistei, memberi penekanan bahwa kehidupan di dalam
Kristus atau dipimpin oleh Kristus didasarkan oleh Iman kepada-Nya, bukan diukur
oleh prestasi, pencapaian ataupun upaya-upaya kesalehan kita – kesalehan adalah
ekspresi dari iman yang telah takluk dan tunduk dibawah pimpinan Kristus.
Alkitab menuliskan bahwa - Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis
dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu
seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh
angin (Yes
66:6). Itulah keadaan kita tanpa Kritus – Kristus datang dan memberi warna baru
dalam kesalehan kita.
Ijinkan Kristus masuk ke dalam
kehidupan kita dan menolong kita membuat tujuan-tujuan hidup yang tidak hanya
sesaat, tetapi kekal – tujuan-tujuan yang ilahi. Jika Kristus adalah tuan atas
hidup kita, maka apa yang dapat kita lakukan bagiNya? Jika kita bertanya pada
Paulus apa yang akan dia lakukan, maka ini jawabnya - Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa
kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi
serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan
dari antara orang mati (Fil 3:10-11). Anda dan saya bagaimana?
Menurut Ekonomi Allah, kita tidak seharusnya hidup lagi, sebaliknya Kristuslah yang harus hidup di dalam kita (kita menjadi benar karena Kristus yang mati di Golgota), inilah aspek dasar dari kebenaran Injil. Seluruh aspek kehidupan kita diletakkan pada satu poros, Yesus Kristus. Disadur dari Pelajaran Hayat Galatia, Witness Lee
Posting Komentar untuk "Renungan - Saat Teduh Galatia 2:20 Seluruh Aspek Kehidupan Kita Diletakkan Pada Satu Poros, Yesus Kristus."