Renungan – Saat Teduh Efesus 4:1-3 Bertumbuh Di Dalam Kesatuan Yang Ilahi
Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera. BIMK -- Itu sebabnya saya -- seorang tahanan, yang ditahan karena melayani Tuhan -- minta dengan sangat kepadamu: hiduplah sesuai dengan kedudukanmu sebagai orang yang sudah dipanggil oleh Allah. Hendaklah kalian selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dengan membantu satu sama lain. Berusahalah sungguh-sungguh untuk hidup dengan damai supaya kesatuan yang diciptakan oleh Roh Allah tetap terpelihara (Ef 4:1-3).
Kehidupan kekristenan hari ini diwarnai oleh ragam denominasi.
denominasi-denominasi ini memiliki aturan, standart dan pemahaman yang umumnya
berseberangan dengan denomasi yang lain. meskipun demikian perbedaan-perbedaan
yang ada bukanlah perbedaan yang fundamental (hanya semacam pernak-pernik),
yang kerap kali difundamentalkan.
Seringkali kita mendengar ada himbauan-himbauan untuk bersatu, bekerja
sama, menopang satu dengan yang lain – menjadi satu tubuh di dalam Kristus.
himbauan-himbauan semacam ini sangatlah mulia nan luhur – karena ketika hal ini
tercapai, rasanya akan dengan sangat mudah bagi kita untuk memahami dan
membayangkan apa yang terjadi pada kehidupan jemaat mula-mula (Kis 2:41-47).
Jemaat yang hidup bersekutu, bersatu, mencukupkan kebutuhan satu dengan
yang lain dan hal-hal indah lainnya – inilah kesatuan Roh. Kesatuan ini terjadi
ketika masing-masing orang percaya mengesampingkan akan kepentingan-kepentingan
pribadinya, akan egonya, akan nafsu serakahnya, akan sikap ingin menguasai dan
masing-masing orang percaya menyerahkan diri dan kemauannya kepada tujuan yang
sama yaitu KESATUAN TUBUH KRISTUS.
Kesatuan Roh di dalam Kristus merupakan kesatuan yang berprinsip,
memiliki dasar yang kokoh, kuat dan ditopang oleh karya Kristus disalib –
kesatuan ini juga diberdayakan oleh Roh Kudus di dalam diri setiap orang
percaya di bawah keTuhanan Kristus.
Kesatuan kita sebagai orang percaya atau pengikut Kristus di dalam keTuhanan
diri-Nya, tidak terjadi karena tekanan atau pengaruh organisasi/denominasi
maupun oleh kepentingan diri kita, tetapi hal ini dihasilkan oleh Roh Kudus
yang mendiami hati setiap kita (pribadi-pribadi), ketika Dia memotifasi atau
mendorong kita untuk menyenangkan Kristus dan memuliakan Dia di dalam kehidupan
gereja maupun pengaruh kita kepada lingkungan dan dunia.
Kesatuan yang kita miliki di dalam Kristus berbeda dengan kesatuan
dunia, kesatuan dunia adalah kesatuan yang artifisial dan rapuh, kesatuan yang
akan dapat dicapai ketika seseorang melihatnya sebagai kepentingan terbaik
untuk mengesampingkan akan perbedaan-perbedaan. Jadi kesatuan yang diidamkan
atau yang menjadi focus dan perhatian dari kesatuan dunia adalah ketika mereka
memiliki kepentingan-kepentingan yang sama. Tidak ada perbedaan!
Kesatuan semacam ini sangatlah berbahaya dan mudah rapuh karena ketika
salah satu pihak merasa kepentingan atau keinginan tidak tercapai atau
terpenuhi maka dia akan di dorong oleh kepentingan pribadinya untuk mengganggu
akan kesatuan itu. (Tentang Kesatuan Roh Saya Sudah Jelaskan Di Atas).
Tentang bagaimana kita dapat mencapai akan kesatuan yang Kristus
inginkan atau Dia rindukan agar kita lakukan di dalam kehidupan kekristenan, maka
kita perlu belajar beberapa hal berikut ini;
Kesatuan Roh Terjadi Apabila Setiap Orang Kristen
Memiliki Sikap Taat
Karena kesatuan kita adalah kesatuan yang berprinsip di bawah KeTuhanan
Kristus dan diberdayakan oleh Roh Kudus di dalam hati setiap orang percaya,
maka kehidupan yang taat kepada Allah adalah hal yang akan kita beri perhatian
khusus baik itu dalam kehidupan keseharian kita secara komunal orang percaya
maupun dengan dunia.
Sikap taat tidak muncul dengan sendirinya, sikap taat tidak akan terjadi
secara alamiah – tetapi di proses dan kerap kali merupakan satu tindakan yang
di sengaja ketika seorang percaya bertekad untuk menyerahkan hidupnya untuk
taat pada sesuatu, Yesus Kristus sang tuan.
Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa
yang telah diderita-Nya, BIMK -- Yesus adalah Anak Allah, tetapi
meskipun begitu, Ia belajar menjadi taat melalui penderitaan-Nya (Ib 5:8).
Yesus tidak hanya memerintah kita untuk taat – Ia telah belajar menjadi taat.
Jadi bagi-Nya ketaatan adalah sesuatu yang dipelajari, tidak muncul dengan
sendirinya.
Untuk itu kehidupan kekristenan kita adalah kehidupan yang belajar dan
bergumul untuk hidup di dalam ketaatan kepadaNya. Ketaatan Tidak terjadi dengan
sendirinya, ada formula, ada cara, ada proses, ada gesekan, ada tantangan
hingga pada akhirnya kita “sedikit” memahami bagaimana Yesus belajar menjadi
taat dengan apa yang di deritanya sebagai seorang manusia sejati. Tidaklah
mudah untuk menjadi taat. Ketaatan itu dipelajari!
Ketika kita memperhatikan kehidupan rasul-rasul setelah kematian Kristus
maka kita akan mendapati bahwa mereka sedang berada di ambang perpecahan dan
tidak memahami akan rencana penebusan Allah yang besar itu, beberapa orang
telah memilih jalannya sendiri, sebut saja Petrus – kembali ke pekerjaan
lamanya, Thomas meragukan kebangkitanNya, dua orang murid kembali ke Emaus – rasanya
kesatuan dan pelatihan yang telah dibina oleh Kristus selama berada di
tengah-tengah mereka sebentar lagi akan pecah.
Namun, setelah kebangkitanNya dan beberapa kali Ia menampakkan diri
kepada mereka, Ia memberi mereka tugas yang terpadu, jelas ( Mat 28:19-20) dan
memberi tahu mereka untuk bertemu di Yerusalem - Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka,
Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ
menantikan janji Bapa, yang – demikian kata-Nya – ”telah kamu dengar dari
pada-Ku (Kis 1:4).
Murid-murid kembali disatukan – Bersatu di bawah ketaatan kepada Tuhan
mereka yang telah bangkit, Yesus Kristus - Pekerjaan
Allah yang dahsyat biasanya diawali oleh tindakan ketaatan yang sederhana.
Steven Furtick.
Lalu bagaimana kita dapat bersikap dan saling menerima di tengah
kehidupan denominasi-denominasi yang berbeda? Ini adalah tugas besar setiap
orang percaya – bukan tugas denominasi atau kelompok tertentu. Kita bisa
melihat apa yang dikatakan oleh Paulus “Sebab, saudara-saudaraku, aku telah
diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga Kloë tentang kamu, bahwa ada
perselisihan di antara kamu. Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing
berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari
golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus. Adakah Kristus terbagi-bagi?
Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama
Paulus? (1 Kor 1:11-13).
Nasihat ini memberi kita pengertian dan membawa kita kepada perjalanan
kehidupan Kristen yang baru bahwa, pelayanan ini adalah milik Kristus, kita
adalah satu di dalam kesatuan Roh-Nya, jika kita ingin bersatu di dalam Dia! Masing-masing
kita diberi tugas yang sama dan tanggung jawab yang sama untuk ikut mengusahakan,
berkontribusi menciptakan akan kesatuan Roh di dalam tubuh Kristus.
Kesatuan yang diusahakan oleh pria dan wanita kristen yang terus
bertumbuh di dalam watak dan pengenalan akan Allah. Persatuan semacam ini
melampaui akan denominasi bahkan menghancurkan akan tembok-tembok pemisah yang
selama ini di bangun di dalam “budaya” kekristenan modern dan membawanya
kembali kepada kekristenan mula-mula, apakah itu mustahil? Ini bukan persatuan
dunia. Ini persatuan di dalam tubuh Kristus!
Persatuan ini akan yang terjadi ketika setiap orang menaati Tuhan yang
sama, mempelajari dan menaati alkitab yang sama dan secara alami kita akan
dipersatukan oleh Roh yang sama. Adakah denominasi menyatukan kita? – Pada
faktanya kerap kali malah memecah-belah.
Kesatuan Gereja adalah produk dari pria dan wanita yang bertumbuh di dalam Tuhan dan berjalan dalam Roh. Ketika seorang Kristen menjadi dewasa, ia bertumbuh dalam kasih, sukacita, damai sejahtera, panjang sabar, kelembutan, kebaikan, iman, kelemahlembutan, dan kesabaran dan tidak mengganggap denominasinya lebih baik dari yang lain tetapi mengganggap bahwa mereka adalah bagian dari tubuh Kristus.
Kesatuan Kristen Adalah Kesatuan Yang Bertumbuh
Bersama Di Dalam Perbedaan
Pada point ke dua ini, saya tidak akan membahas tentang denominasi. Ini
bukan tentang perbedaan denominasi. Ini tentang kesatuan di dalam tubuh
Kristus, sang kepala gereja dan pemandu serta penggerak kehidupan Kekristenan
kita.
Kesatuan yang bertumbuh di dalam perbedaan! Kesatuan yang sehat semacam
ini tidak akan kita kemui dimanapun – bahkan di gereja sekalipun. Kesatuan yang
bertumbuh di dalam perbedaan adalah kesatuan yang tunduk, hidup dan bergerak di
dalam lingkaran Kristus.
Kristus menjadi porosnya dan mereka menjadi jari-jariNya – mereka terus bergerak mengabarkan Injil dan memberi aroma-aroma Kristus kepada lingkungan mereka dan dunia, di dalam pergerakan mereka orang-orang melihat bahwa mereka adalah orang Kristen dan hanya porosnya saja yang terlihat.
Ini merupakan sikap dan tindakan pria dan wanita Kristen yang telah mati
terhadap segala keinginannya atau telah menaklukkan sisi gelap hidupnya
(meminjam istilah yang dipakai oleh Peter Scazzero di dalam bukunya The
Emotionally Healthy Leader). Dan seutuhnya menyerahkan hidupnya untuk
saling memperlengkapi satu dengan yang lain di dalam kecakapan-kecakapan khusus
(karunia-karunia Rohani) yang telah di anugerahkan oleh Roh Kudus kepada
masing-masing individu ketika menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat
dalam hidupnya dan berkomitmen untuk mentaati Dia.
Karena kecakapan-kecakapan khusus yang di anugerahkan kepada
masing-masing kita berbeda, maka setiap orang kristen akan dengan senang hati
dan dengan sukarela memberi dirinya untuk memperlengkapi setiap orang kristen
lainnya – dan seterusnya, siklus ini tidak akan berhenti, tidak memandang
kedudukan dan sebagainya – setiap orang Kristen layak untuk diperlengkapi dan
dengan rendah hati membuka dirinya untuk belajar atau diperlengkapi oleh orang Kristen
lainnya.
Paulus menulis akan hal yang sangat indah dalam perjalanan pertumbuhan
kecakapan khusus yang di anugerahkan kepada kita dengan berkata “Dan Ialah yang
memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil
maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang
kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, (Ef 4:11-12)”.
Masing-masing kecakapan khusus yang Allah berikan kepada kita adalah
bertujuan untuk menyempurnakan orang-orang kudus, untuk menyempurnakan
pelayanan kita dan untuk pertumbuhan tubuh Kristus. Jadi tidaklah tepat jika
seseorang merasa hebat, kuat dan mampu untuk bertumbuh sendiri, sesungguhnya
kita butuh orang lain, kita butuh kecakapan khusus yang Allah anugerahkan
kepadanya untuk menolong kita bertumbuh dan mencapai kesempurnaan bersama di
dalam Dia.
Karakter seperti Kristus dalam diri saya tidak akan berbenturan dengan karakter seperti Kristus dalam diri Anda!
Kiranya dua point renungan singkat ini menolong serta memberi warna baru
dalam perjalanan pertumbuhan rohani kita.
-
Kesatuan
Roh Terjadi Apabila Setiap Orang Kristen Memiliki Sikap Taat
-
Kesatuan
Kristen Adalah Kesatuan Yang Bertumbuh Bersama Di Dalam Perbedaan
Kita Bertumbuh Bersama Dan Kita Juga Bergantung Pada Karunia Orang Lain.
Posting Komentar untuk "Renungan – Saat Teduh Efesus 4:1-3 Bertumbuh Di Dalam Kesatuan Yang Ilahi"