Trend Spirit Doll - Apa Kata Alkitab?
Beberapa minggu belakangan bahkan
sampai saat ini kita dihebohkan dengan spirit doll atau boneka arwah yang
diperlakukan layaknya seorang bayi, ia diberi makan, diberi pakaian dan dirawat
setiap hari. Di negara kita hal ini pertama kali dipulerkan oleh Selegram
@furiharun yang mengaku sebagai indigo, lalu dipamerkan oleh Irfan Gunawan dan
diikuti oleh beberapa artis kondang lainnya, sebut saja Roben Onsu, Soimah, Roy
Kiyoshi, Lucinta Luna dan beberapa lainnya.
Awal mula muncul boneka spirit doll
mirip seperti boneka bayi dari Thailand yang disebut Luk Thep. Luk Thep atau
“malaikat anak” dalam bahasa Thailand merupakan boneka bayi yang dipercaya
dirasuki oleh roh halus yang membawa keberuntungan, kemakmuran kepada para
pemiliknya karena diperlakukan seperti anaknya sendiri.
Namun beberapa sumber juga
menyebutkan bahwa boneka ini (spirit doll) berbeda dengan Luk Thep. Hal ini
karenanya spirit doll (boneka arwah) diisi dengan peri/elf, sedangkan Luk Thep
diisi oleh arwah manusia yang sudah meninggal. Benar-benar menakutkan bagi
sebagian orang tetapi benar-benar menguntungkan bagi sebagian orang pula. Karena
beberapa orang menganggap bahwa memiliki spirit doll akan menstimulasi area
emosi dan perasaan pada otak, sehingga dijadikan sebagai sarana strees release.
Berbagai macam pandangan mengenai
trend ini bisa kita baca di media sosial, yang mana hal ini dikaji dari sisi
spikologi, sosiologi, kebudayaan hingga kehidupan spiritual yang mana dalam hal
ini MUI juga ikut memberikan pandangan mengenai trend ini.
Berikut pandangan MUI, Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Muhammad Cholil Nafis menanggapi soal tren boneka arwah spirit doll. Dia menyebutkan masyarakat tidak boleh memelihara makhluk halus."Punya boneka mainan itu boleh, tapi kalau itu diisi atau dipersepsikan tempat arwah, hukumnya tidak boleh memelihara makhluk halus. Kalau disembah, musyrik, tapi kalau berteman saja, berarti berteman dengan jin," kata Cholil kepada wartawan, Senin (3/1).Cholil menilai tidak seharusnya memperlakukan boneka layaknya anak manusia karena boneka adalah benda mati. Dia pun menyarankan, daripada mengeluarkan biaya pemelihara boneka, lebih baik uangnya disumbangkan untuk anak yatim dan duafa. "Baiknya uang yang dimiliki disumbangkan kepada anak yatim dan duafa daripada memelihara boneka yang mistis itu," ucapnya. Senada, Ketua Bidang Pengkajian dan Penelitian MUI Prof Utang Ranuwijaya menyampaikan mempercayai benda yang memiliki roh atau kekuatan supranatural (seperti batu cincin, keris, dan boneka) termasuk perbuatan syirik. Hal ini merupakan tipu daya jin yang hendak memperdaya manusia."Kekuatan-kekuatan gaib yang dianggap ada pada benda-benda itu sebenarnya adalah tipu daya jin yang memperdaya manusia, bukan benda itu sendiri. Dari sini sebenarnya sumber kemusyrikan itu datang," ujarnya. Dia juga meminta masyarakat menjauhi perbuatan yang mendatangkan kemusyrikan. Sebab, kata Utang, Allah SWT tak mengampuni dosa musyrik."Maka jauhilah perbuatan-perbuatan yang akan mendatangkan kemusyrikan, karena Allah SWT tidak akan mengampuni dosa dari perbuatan hamba-Nya yang melakukan kemusyrikan," tambahnya.
Lalu
bagaimana orang Kristen melihat akan trend ini, akankah hal ini dibenarkan
ataukah diabaikan begitu saja karena tidak tertulis dalam kitab suci. Memang
kita harus mengakui bahwa alkitab tidak menulis secara langsung tentang spirit
doll atau boneka arwah tetapi terdapat prinsip-prinsip yang harus kita taati
dan menjadi tolak ukur dalam kita melakukan sesuatu termasuk apa yang sedang
menjadi trend di masyarakat kita hari ini.
Mengkhultuskan
suatu benda mati ataupun memperlakukan suatu benda sedemikian istimewahnya
(alkitab menyebutnya berhala) merupakan suatu yang dianggap dosa oleh Allah.
Berhala merupakan suatu yang didewakan, dipuja, disembah dan dipercaya dapat
memberi keuntungan bagi yang menyembahnya serta bagi yang memeliharanya. Karena
dianggap sebagai dewa maka ia harus diperlakukan secara khusus dan istimewah.
Ketika Allah memberikan kepada Musa 10 perintah yang harus ditaati dan menjadi aturan hidup bangsa Israel dan tentunya bagi kita hari ini, salah satu pointnya adalah “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku (3). Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi (4). Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku (5), (Keluaran 20:3-5)
Butir
perintah yang bisa kita temukan dari bagian ini yaitu, jangan ada sesuatu yang
menggantikan Allah ataupun sesuatu yang membuat kita mencintai ataupun
mengasihinya lebih dari kasih kita kepada Allah. Allah harus mendapat posisi
yang utama dalam kehidupan kita. Karena kasih Allah tidak terhitung dengan hal
apapun, kasih yang tanpa pamrih, kasih yang tertinggi - Ia menyerahkan anakNya
Yesus Kristus untuk mati bagi kita ketika masih dalam keadaan berdosa, kasih
yang tidak bersyarat “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada
kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa (Roma 5:8).
Kita
tidak perlu berbuat sesuatu yang baik karena memang tidak ada kebaikan dalam
diri kita, kita tidak perlu merasa benar karena pada hakekat tidak ada yang
benar. Kita tidak perlu melakukan sesuatu yang membuat Dia tertarik lalu
memberikan apa yang kita inginkan sebagai bentuk imbalan kebaikan kita
kepadaNya, tidak perlu. Ia terlebih dahulu memberikan kasihNya itulah Allah
kita.
KasihNya
merupakan kasih yang tidak dimiliki oleh benda-benda mati yang dirawat dan
dipelihara sedemikian istimewahnya. Ia adalah Allah yang hidup dan disembah
oleh mahkluk hidup. Hanya kepada Dia sajalah kita mengikatkan diri.
Jangan
menyembah buatan tangan manusia baik itu disengaja ataupun tidak. Jika boneka
itu dirawat dan dikasihi seperti layaknya seorang manusia apalagi dipercaya
dapat mendatangkan keuntungan bagi sang pemilik, maka secara terang-terangan
telah menyembah atau mengkhultuskannya dan itu berlawan dengan perintah Allah.
Tidaklah
salah kita memiliki boneka ataupun benda-benda lain, hal ini dibenarkan sejauh
kita tidak mengikatkan diri dengannya ataupun memperlakukannya dengan begitu
special dan yang lebih tragis jika boneka itu diperlakukan semakin baik maka
akan mendatangkan keuntungan bagi sang pemilik. Mungkin konteksnya semakin baik
anda memperlakukan saya, maka semakin banyak pula keuntungan yang akan kamu dapatkan.
Kekristenan tidak anti terhadap trend yang berkembang di masyarakat, orang Kristen terbuka terhadap trend yang ada sejauh trend itu tidak bertentangan dengan nilai-nilai hidup dan prinsip-prinsip yang Allah ajarkan di dalam kitab suci. Apapun trend yang berkembangan alkitab menjadi dasar penilaian apakah itu benar atau salah. Bisa diikuti atau ditinggalkan karena bertentangan dengan firman Tuhan, yang pasti segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran Allah tidaklah dibenarkan dan kita wajib menjauhkan diri dari hal itu.
Beberapa Bahan Rujukan
Posting Komentar untuk "Trend Spirit Doll - Apa Kata Alkitab?"