Renungan - Sukacita Di Dalam Allah
Sukacita adalah kepuasan dan kepuasan yang mendalam dalam pribadi Yesus Kristus yang tersalib itu dan semua yang telah Dia lakukan bagi kita. Kesenangan, kebahagiaan, kepemilikan, reputasi dan keadaan semuanya akan berubah, tetapi Yesus dan sukacita-Nya tidak akan pernah berubah. Rick Cowan
Kita terbangun di pagi hari dengan serangkaian jadwal aktifitas yang
menumpuk. Sebagian orang bersiap berangkat kerja dan disaat yang bersamaan
sebagian orang lainnya masih bersantai di rumah. Yang lainnya merasa tertekan
sedangkan yang lainnya santai saja dengan kehidupan, dengan kata-kata sihirnya
“hidup itu mengalir saja” dan Yang lain berusaha bekerja keras dengan semangat
yang membara “aku ingin menciptakan kebahagiaanku”
Kehidupan tidak selalu menawarkan akan hal yang menyenangkan tetapi juga
menawarkan hal yang sebaliknya. Jika ingin hidup Bahagia anda sendirilah yang
harus bekerja keras, anda merupakan apa yang ingin anda capai dan seperti apa
nantinya di masa depan dibuat oleh anda sendiri. Keyakinan ini mendorong
sebagian orang terbang lebih tinggi dan semakin tinggi setiap harinya untuk
berusaha mendapatkan aspek penunjang kebahagiaan mereka.
Di tengah kemajuan dan membanjirkanya aspek teknis penunjang kebahagiaan
diri terjadi epidemi depresi, bunuh diri, kekosongan diri, pelarian melalui
narkoba, konsumerisme, individualisme, kekerasan yang mana semua ini
digabungkan dengan ketidaktahuan. Di dalam ini semua manusia berpikir bahwa
jika memiliki sesuatu dan sudah mencapai target atau hal yang ia rindukan
semula, maka ia akan bahagia namun faktanya tidaklah demikian. Nilai
kebahagiaan dunia dibentuk oleh keadaan dan kerap kali diukur dengan
kepemilikan. Di atas merupakan usaha orang-orang dunia untuk mencari akan
kepuasannya atau kebahagiaannya.
Dunia tampaknya sedang menciptakan akan kesenangan dan kepuasaan yang
tanpa akhir dan kerap kali trend ini juga terjadi dalam kehidupan orang
percaya. Yang mana kehidupan kekristenanpun berusaha untuk mengejar akan
kebahagiaan dan bukan sukacita.
Saya ingin mendefenisikan akan kebahagiaan dan sukacita yang saya
pelajari. Kebahagiaan merupakan ekspresi kesenangan dengan melihat atau
memandang pada keadaan sekitar. Oleh karena itu ketika keadaan di sekitar kita
“buruk, gelap” ataupun tidak menyenangkan maka kita tidak Bahagia begitupun
sebaliknya jika keadaan sekitar kita mendukung dan terlihat baik-baik saja maka
kita akan Bahagia.
Sedangkan sukacita berbeda, ini adalah pekerjaan Roh Kudus di dalam hati
setiap orang percaya, Dia membuat kita semakin bersukacita meskipun di dalam
lembah-lembah kelam sekalipun. Bagian yang bisa kita baca dari kisah rasul
Paulus dan Silas ketika mereka berada di dalam penjara, apa yang mereka lakukan
dan bagaimanakah respon-respon mereka terhadap kejadian yang mereka alami, “(24)
Sesuai dengan
perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling
tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat. (25) Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan
puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka (Kis 16:24-25).
Dalam kejadian
yang dialami oleh Paulus dan Silas memberi gambaran kepada kita bahwa kehidupan
yang bersukacita tidaklah dibentuk oleh keadaan, kondisi maupun tempat. Jadi
apa yang seharusnya menjadi pencarian terbesar orang percaya? Kebahagian atau
Sukacita?. Saya ingin menekankan kembali point dari kebahagiaan dan sukacita
yaitu, kebahagiaan dibentuk oleh keadaan, suasana dan kepemilikan sedangkan
sukacita dibentuk oleh hubungan yang dalam antara manusia dan Allah. Sukacita
adalah produk dari Roh yang dikaruniakan dalam diri orang percaya, ketika ia
mengembangkan akan hubungan yang dalam dengan Allah setiap saat. Untuk itu
sukacita orang percaya adalah kepuasan dan kesenangan batin dalam karya dan
pribadi Yesus Kristus itu sendiri - Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya
sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh (Yoh 15:11). Hal-hal yang menunjang seorang Kristen untuk tetap memupuk
akan kehidupan yang bersukacita setiap hari.
Firman Tuhan
Alkitab adalah
penyataan diri Allah kepada orang percaya. Kitab yang berisi tentang
pikiran-pikiran Allah kepada manusia artinya melalui kitab suci Allah membuka
dirinya untuk diketahui oleh umatNya. Allah memberi tahu kepada umatNya apa yang
perlu dijauhi dan apa yang perlu dikembangkan dari hari ke sehari jika umatNya
ingin serupa denganNya. Dalam hal ini Pemazmur menulis “Firman-Mu itu pelita
bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Maz 119:105).
Parameter dan
dasar kehidupan seorang Kristen diterangi oleh kebenaran-kebenaran firman Tuhan
yang ia pelajari setiap harinya bersama Allah di dalam kitab suci. Karena
sukacita Kristen adalah sukacita yang dilandaskan oleh hubungan pribadi antara
kita dengan Allah maka tidak ada cara lain selain mengenalNya lebih dekat
melalui wahyu yang sudah Ia singkapkan kepada kita (kitab suci).
Seorang Kristen perlu
meluangkan, merencanakan dan menginvestasikan waktunya dengan baik untuk berdiam
diri dan mempelajari akan kebenaran-kebenaran dalam kitab suci dan membangun
hubungan pribadiNya dengan Allah, tidak hanya mempelajari tetapi ia juga
merenungkan dan bertekad untuk membawa kebenaran yang sudah ia pelajari ke
dalam kehidupan nyatanya.
Ia harus memiliki
perasaan lapar dan haus akan kebenaran firman Tuhan dan ia sungguh-sungguh ingin
belajar secara pribadi. Tidaklah salah mendengar khotbah, mengikuti
persekutuan-persekutuan rohani, retreat atau KKR yang diadakan, namun lebih
dari itu ia harus bertekad untuk mengenal Allah itu secara pribadi dalam
hidupnya bukan saja dari apa kata orang.
Ketika ia mengikuti
kegiatan-kegiatan di atas kehidupan rohaninya sedang diberi makan oleh orang lain
tetapi kita ia meluangkan waktunya untuk mempelajari kitab suci secara pribadi
ia telah maju satu langkah dan menyadari bahwa kehidupan rohaninya adalah tanggung
jawabnya jika ia ingin untuk bertumbuh lebih dalam, dalam mengenal Kristus dan
bukan menyerahkan pertumbuhan rohaninya kepada orang lain, dalam artian mereka
hanya sebagai pelengkap atau pendorong. Dalam perjalanan rohaninya Roh Kudus
akan menolong dan memampukan, memberi pengertian-pengertian baru dan yang belum
terpahami. Hingga suatu saat ia bisa berkata seperti apa yang dikatakan oleh
Ayub setelah melewati masa-masa sukar dalam hidupnya “ Hanya dari kata
orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri
memandang Engkau (Ayub 42:5).
Firman Tuhan menghasilkan damai sejahtera, sukacita, kepuasan, mencegah kekuatiran, depresi, pembelaan diri dan ketidakdewasaan. Paul J. Meyer
Doa
Jika kita terlalu sibuk untuk berdoa, maka memang kita terlalu sibuk. Dark Heward-Mills
Salah satu
kehidupan Kristen yang indah adalah kehidupan yang berdoa. Orang Kristen dan
doa tidak dapat dipisahkan, seorang Kristen adalah seorang yang berdoa (senang
berdoa). Bagi saya doa tidak hanya komunikasi satu arah (komunikasi satu arah
sering kali kita lakukan yaitu kitalah yang menyampaikan akan permohonan-permohonan
kita kepada Allah), tetapi juga bisa dua arah artinya kita perlu duduk diam dan
merenungkan akan firman-firman Tuhan yang sudah kita pelajari atau kita
hafalkan dan “mendengar” Allah memberi pengertian melalui kebenaran firman itu.
Jadi tidak hanya kita yang menyampaikan tetapi kita juga mendengar Allah berkomunikasi
kepada kita.
Orang Kristen
perlu mengembangkan akan kehidupan doanya setiap hari dengan berbagai macam
cara yang cocok dan pas dengannya. Seperti yang dilakukan oleh Daniel “Demi
didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke
rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah
Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti
yang biasa dilakukannya (Dan 6:11).
Salah satu
frase yang menarik dari bagian ini adalah “seperti yang biasa dilakukannya
” bagian ini
memberi pengertian kepada kita bahwa Daniel telah menjalankan kehidupan doa
(persekutuan) – nya secara teratur dengan Allah. Ia tidak hanya berdoa ketika
ada dalam keadaan-keadaaan/masa-masa sulit tetapi ia memang memiliki kebiasaan berdoa.
Sering kali
ketika seseorang diberkati dan sudah hidup Makmur maka ia akan sangat sibuk
mengurusi pekerjaannya dan ia lupa untuk berdoa bahkan ia terlalu sibuk untuk berdoa.
Jika kita berkata bahwa kita terlalu sibuk untuk berdoa, maka kita sedang
membohongi diri kita sendiri. Karena tidak ada seorangpun yang lebih sibuk dari
seorang Daniel. Ia adalah seorang Perdana Menteri, tangan kanan raja (orang
kepercayaan raja), penasehat raja, seorang yang dihormati dan disengani di
Babel, ia juga seorang politikus ternama zaman itu, namun ia berdoa 3 kali
sehari, setiap hari. Kutipan dari Paul J. Meyer ini sangat menolong kita untuk memahami
salah satu alasan mengapa Daniel terus berdoa “Melalui doa, kita tidak akan bisa mengubah Allah dalam
hal apapun; tetapi kita terus berdoa dan kita sendirilah yang diubahkan.
Daniel
diubahkan akan cara pandangnya ketika difitnah sana-sini bahkan konsekuensi
yang harus ia tanggung ketika ia tidak menyembah patung yang dibangun untuk
disembah dan kejadian-kejadian yang lainnya. Ia diubahkan cara pandangnya dalam
melihat semua situasi dan keadaan yang dialaminya saat itu. kitapun mestinya
demikian.
Salah satu
nasehat rasul Paulus kepada jemaat yang ada di Tesalonika dan tentunya kepada kita
hari ini adalah “Tetaplah berdoa (1 Tes 5:17). Tidak ada indikasi kapan seorang
Kristen harus berdoa. Yang pasti hal ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya
ada aliran komunikasi tanpa akhir dengan Allah di dalam anakNya Yesus Kristus.
Dua cara
diatas dapat menolong seorang Kristen untuk mengembangkan akan kehidupan yang
bersukacita di dalam Allah. Sukacita Kristen tidak di dasarkan oleh keadaan, situasi,
tempat, kepemilikan (segala hal yang dari luar) tetapi berasal dari Roh Allah
yang ada di dalam diri orang percaya. Untuk mengembangkan kehidupan yang
bersukacita setiap harinya seorang Kristen perlu untuk mengenal, memahami dan
mengerti apa yang menjadi kehendak Allah yang ia baca di dalam kitab suci, selain
itu ia juga perlu untuk terus berpaut atau berkomunikasi dengan Allah melalui kehidupan
doa.
Orang Kristen yang bersukacita adalah orang Kristen yang mencintai taurat Tuhan dan memupuk hubungan pribadinya dengan Allah di dalam doa setiap hari.
Akhir kata,
Doa pagi sangat baik karena anda bertemu Tuhan, sebelum anda bertemu dengan setan. Dark Heward-Mills
Posting Komentar untuk "Renungan - Sukacita Di Dalam Allah"