Arti Lahir Baru Dalam Kekristenan
Dalam ajaran kekristenan terdapat banyak sekali doktrin atau pokok-pokok iman Kristen yang mana semua ajaran ini bersumber dari kitab suci. Doktrin-doktrin ini Memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperkenalkan Allah dan karyaNya di dalam anakNya Yesus Kristus, yang mana ketika kita berupaya untuk membenamkan diri dalam setiap doktrin yang dipelajari kita tidak hanya bertumbuh secara intelektual tetapi diharapkan untuk semakin menyadari bahwa kita bukanlah siapa-siapa tanpa Dia, Yohanes menuliskan bahwa “Ia harus semakin besar, tetapi aku semakin kecil”, dengan banyaklah belajar kita semakin menyadari bahwa kita hanya “ordinary people” jika tanpa Kristus.
Salah satu ajaran yang krusial dalam kekristenan adalah “Lahir Baru” yang akan menjadi warna tulisan ini. Terdapat banyak sekali sinonim untuk kata lahir baru yang bisa kita temukan dalam kitab suci, misalkan 2 Kor 5:17 “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”, Yoh 3:8 “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh”, Ef 4:24 “dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” dan 1 Pet 1:23 “Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal”. Dan masih terdapat banyak ayat lainnya.
Menurut John Wesley “ajaran pembenaran oleh iman dan lahir baru ibarat satu mata uang dengan dua sisi, yang mana keduanya tidak dapat dipisahkan namun dapat dibedakan”. Pada saat Allah bertindak dengan kuasa dan dalam kasihNya mengampuni kita, maka disaat itu pula kita menjadi ciptaan yang baru di dalam diriNya. Kelahiran baru seperti kelahiran manusia secara jasmaniah, yang mana ketika seorang anak dilahirkan secara (fisik) ke dunia maka di saat itu pula merupakan momentum ia masuk ke dalam peradapan manusia begitu pula ketika seorang dilahir barukan di dalam Kristus pada saat yang bersamaan ia masuk dan menjadi warga kerajaan Allah.
Hal ini merupakan kejadian yang misterius karena kita tidak dapat mengupasnya serta menjelaskannya tetapi kita mampu mengalaminya dalam hidup kita bahwa kita sudah berubah. Hal ini seperti apa yang di jelaskan Yesus kepada Nikodemus di dalam Yoh 3.
Perubahan itu dimulai dari dalam dan disaat seseorang membuka hatinya dan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan juruselamatnya dan bertekad untuk menjadikan Dia sebagai Tuan di dalam hidup setiap harinya. Manusia membutuhkan kelahiran kembali supaya kehidupan yang lama yaitu keinginan daging dimatikan di dalam kuasa Roh Kudus sehingga yang tampak adalah kehidupan yang serupa dengan Kristus, Paulus menulis kepada jemaat Efesus dan tentunya bagi kita hari ini bahwa “supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Ef 4:23-24).
Lahir baru atau kelahiran kembali disebut juga regenerasi. Regenerasi berarti menunjukkan pada suatu permulaan yang baru, hal ini lebih dari hanya sekedar daun yang bersemi kembali setelah musim gugur dan musim dingin. Hal ini menandai suatu kehidupan yang baru dalam diri seseorang yang secara radikal telah diperbaharui oleh Kristus. Dalam kitab suci terdapat tiga gambaran jelas yang menolong kita untuk memahami tentang lahir baru atau kelahiran kembali.
Pertama, Alkitab menggambarkan regenerasi sebagai kelahiran baru atau dilahirkan kembali, contoh yang sangat jelas adalah ketika Yesus berkata kepada Nikodemus “Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan kembali, dia tidak dapat melihat Kerajaan Allah (Yoh 3:3). Dari sini Yesus ingin mengatakan bahwa setiap orang bahkan semua orang memerlukan akan Juruselamat. Merril C Tenney memberikan komentar dari pernyataan Yesus itu demikian;
Mulanya pernyataan itu seolah-olah tidak relevan, namun itu sesungguhnya adalah ekspresi dari penglihatan Yesus, karena Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia, Ia melihat tembus Nikodemus dan tahu bahwa pendekatannya yang berputar-putar menyembunyikan kebutuhan yang lebih mendalam. Yesus menjawab pertanyaannya secara tajam sebelum ia mengutarakannya dan menegaskan bahwa tanpa perubahan menyeluruh yang setara dengan kelahiran kembali manusia tidak akan dapat memasuki kerajaan yang rohani. Tidak dapat lebih mengandung arti ketidakmampuan daripada larangan. Manusia alami tidaklah secara sewenang-wenang dihalangi dari kerajaan. Ia secara pembawaan tidak akan pernah mampu memahaminya seperti halnya seorang buta tidak dapat menikmati keindahan matahari.
Kedua, Alkitab menggambarkan kelahiran baru sebagai kebangkitan spiritual atau kebangkitan rohani. Sama seperti Yesus yang dibangkitkan dari antara orang mati, demikian juga setiap orang yang percaya kepadaNya dan yang sudah mengalami kelahiran kembali akan hidup bersama-sama dengan Dia, karena kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dalam kebangkitanNya, dalam kitab Roma Paulus menuliskan bahwa “ Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
Ketiga, Alkitab menggambarkan regenerasi sebagai ciptaan baru. Jadi siapa yang ada di dalam Kristus ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang ( 2 Kor 5:17). Keselamatan tidak hanya membawa perubahan total sedemikian rupa sehingga kita dilahirkan kembali secara spiritual dan dibangkitkan dari antara orang mati, tetapi kita adalah orang yang dijadikan kembali (baru) oleh Allah. Harold M. Freigh di dalam bukunya 8 Tiang Keselamatan menuliskan bahwa;
Lahir baru merupakan perubahan yang spontan dan ajaib yang dilakukan oleh Roh Kudus di dalam tabiat pribadi-pribadi yang menerima Tuhan Yesus Kristus. Perubahan ini tidaklah terjadi secara lambat laun, tetapi merupakan perubahan yang revosioner. Oleh karena itu kelahiran kembali tidak sama dengan perbaikan, kelahiran kembali merupakan suatu perubahan dari dalam, memengaruhi kelakuan dengan mengubah tabiat, merupakan suatu penjelmaan, merupakan suatu kehidupan yang baru dan merupakan salah satu syarat untuk masuk ke dalam kerajaan Allah.
Kelahiran kembali atau lahir baru merupakan satu-satunya syarat mutlak untuk menerima akan anugerah keselamatan yang dari Yesus Kristus tanpa kelahiran kembali manusia tidak akan pernah datang kepada Bapa. Nah berikut tanda-tanda seseorang yang telah lahir baru.
Keinsafan Dari Dosa
Yohanes menuliskan bahwa “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepadaKu; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum (Yohanes 16:8-11). Ia telah berjanji bahwa setelah hari pentakosta Roh Kudus akan menginsafkan dunia akan dosa. Keinsafan ini berlaku untuk siapapun, kita perlu untuk menginsafkan dirinya akan dosa setiap harinya. Keinsafan dari dosa merupakan proses dimana orang percaya dicerahkan hatinya akan keselamatan yang dari Allah. Keinsafan dari dosa bisa dari perenungan pribadi seseorang akan firman Tuhan ataupun dari kesaksian orang lain. Apakah manusia terlibat dalam menjalankan pelayanan penginsafan itu, jawabannya tidak itu adalah murni pekerjaan Roh Kudus, Roh Kuduslah yang bekerja di dalam hati dan yang menyentuh akan batin orang itu. pekerjaan mengisafkan atau diterangkan oleh Roh Kuds dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Dia menginsafkan dunia bahwa dosa itu ada, dan intisari dari dosa adalah sikap tidak percaya akan karya Kristus yang telah menyelamatkan manusia dari kutuk dosa.
- Dia menginsafkan manusia bahwa keadilan (kebenaran) itu ada dan kebenaran itu diwujudkan dalam Kristus yang menjadi manusia, terbukti dari kematian dan kenaikanNya ke surga.
- Dia menginsafkan manusia bahwa upah dosa itu ada, sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Rm 6:23). Kemenangan kebenaran atas dosa dan perantaan Kristus yang mendamaikan manusia dengan Allah melalui karya-Nya di salib, “Kristus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya (Rm 3:25).
Memberitakan Kabar Baik
Oleh karena syarat mutlak untuk melihat kerajaan Allah adalah dilahirkan kembali atau lahir baru, maka kewajiban setiap orang yang sudah lahir baru untuk memberitakan injil kerajaan surga kepada mereka-mereka yang belum menikmati akan persekutuan dengan Allah. Setiap orang yang telah lahir baru mestinya tidak hidup untuk dirinya sendiri, tidak menikmati kehidupan baru di dalam Kristus itu sendiri tetapi penuh dengan kerinduan yang besar untuk membagikan akan apa yang telah ia peroleh dan nikmati, Yohanes menulis “apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan AnakNya, Yesus Kristus (1 Yoh 1:3). Patut direnungkan lebih dalam kesaksian seorang rasul Yohanes, apa yang telah mereka nikmati bersama Kristus selama kurang lebih 3 setengah tahun, tidak mereka arsipkan ke dalam alam memorial belaka tapi mereka membagikannya atau menyaksikannya kepada banyak orang dengan tujuan agar merekapun bersama-sama dengan mereka di dalam Kristus, mereka dengan kerinduan dan semangat yang berkobar-kobar membagikan akan bagaimana kehidupan Kristus mengubah mereka, bagaimana Kristus memberi mereka kehidupan baru, perubahan itu mereka saksikan kepada orang lain agar merekapun mengalami hal yang sama seperti apa yang mereka alami, demikian juga kita yang sudah lahir baru, mestinya menghidupi panggilan yang sama, spirit yang sama, namun…?
Kerinduan untuk berbagi hidup yang telah kita nikmati Bersama dengan Allah bukan hanya tugas seorang Pendeta ataupun penginjil tetapi setiap orang yang mengaku telah lahir baru mengemban akan tugas ini, Matius menuliskan akan pesan amanat agung Yesus Kristus kepada kita “karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Ku-perintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Mat 28:19-20).
Paulus berkata di dalam 1 Kor 9:16 “celakalah aku, jika aku tidak memberitakan injil” bagi rasul Paulus memberitakan injil merupakan sebuah keharusan dan perintah untuk memberikan injil adalah perintah Tuhan, bayangkan saja kita sedang mendapat tugas dari seorang kepala negara, seberapa bangganya kita dan seberapa totality kita dalam melakukan tugas itu namun sering kali kita mengalami kelahiran baru untuk diri kita sendiri- sedikit lebih jauh lagi hanya untuk komunitas kita (orang bergereja).
Allah membagikan tugas mulia ini kepada anak-anakNya yang merasa terbeban dan bertanggung jawab terhadap keselamatan orang lain (manusia hanya alat yang tidak perlu menyombongkan diri jika ada yang menerima Kristus melalui kesaksiannya). Memberitakan injil merupakan panggilan orang percaya, sebab.
- Tugas memberitaka injil yang diberikan Tuhan adalah tugas yang amat mulia yang menggambarkan secara nyata kerja sama yang indah antara Allah dan pemberita-pemberita injil. Allah di dalam kemahakuaan dan kekudusanNya mau merendahkan “diriNya” untuk bekerja sama dengan manusia yang tidak kudus dan yang berdosa, ini merupakan sesuatu yang sangat spektakuler. Dan setiap pemberita injil akan dengan percaya diri menyatakan kepada dunia tentang Kristus dan karyaNya jika mereka menerima Dia.
- Sebagai manusia yang dahulu berdosa dan yang seharusnya binasa tetapi sekarang sudah diselamatkan, sudah selayaknya kita rindu untuk menyaksikan kehebatan Allah dan keterandalanNya di dalam mengubah hidup seseorang, bukankah Kristus telah memberi teladan besar Markus menuliskan bahwa “karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang (Mark 10:45). Karena itu kita pantas untuk melayani orang dengan bersaksi kepada mereka tentang apa yang telah dan sedang Allah kerjakan di dalam kita.
- Menerima Yesus dan menjadi pengikutnya merupakan hak istimewa, tetapi jika hanya menikmati hak istimewa tanpa merasa bertanggung jawab terhadap keselamatan orang lain merupakan sikap mementingkan diri sendiri dan ini adalah tindakan dosa.
- Allah akan memperlengkapi anak-anakNya yang memberitakan injil keselamatan, seperti yang dikatakan oleh rasul Paulus dalam 1 Kor 1:17 “ sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis tetapi untuk memberitakan injil, dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia”.
- Orang yang telah merasakan kasih Kristus dalam dirinya tidak dapat dicegah untuk senantiasa menyaksikan kebaikan Allah. Dalam KPR 4:20 dikatakan “ sebab tidak mungkin bagi kita untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar”.
- Memberitakan injil juga merupakan sebuah implementasi dari melakukan seluruh Taurat yang terutama yaitu mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi serta mengasihi sesama seperti dirinya sendiri (Mar 12:29). Jika kita mengasihi diri kita di atas dasar pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (dilahirkan kembali) maka semangat mengasihi diri sendiri itu pula yang akan selalu kita rindukan dialami oleh orang lain.
Alkitab mengatakan dengan tegas bahwa semua mahkluk di bawah kolong langit ini adalah sasaran pekabaran injil, kitab Markus mengatakan “lalu Ia (Kristus) berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah injil kepada segala mahkluk (Markus 16:15), ketika kita sedang pergi Ia tidak membiarkan kita berjalalan sendiri, Ia berjanji bahwa kita akan diberi kuasa “ Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kis 1:8).
Injil adalah kabar universal tentang keselamatan umat manusia sehingga harus diberitakan kepada segenap suku bangsa. Konsekuensinya semua orang tanpa terkecuali adalah sasaran pekabaran injil. Dengan kata lain injil Kristus diperuntukkan bagi siapa saja, dimana saja dan kapan saja, bagian kita adalah “siap sedialah baik atau tidak baik waktunya….. (2 Tim 4:2).
Kesucian Hidup
Dibenarkan oleh Allah haruslah dibuktikan dengan kesucian hidup, sebab siapa yang telah mati (dibenarkan) ia telah bebas dari dosa. Orang percaya dibebaskan dari dosa dan segala berhala-berhala yang selama ini mengikat ataupun ia dengan sukarela mengingatkan diri dengannya, ketika ia di dalam Kristus hal itu tidak lagi menguasainya tetapi Kristus-lah yang berkuasa atas hidup dan kehidupanNya, sebagaimana Rasul Paulus katakan “ namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerakan diri-Nya untuk aku” (Galatia 2:20).
Karena kita telah berkomitmen untuk memperTuhankan Kristus dalam semua aspek kehidupan kita maka segala hal yang berusaha untuk menjauhkan serta mengalihkan pandangan kita dari Allah harus kita lawan, untuk itu rasul Paulus menasehatkan kita dengan berkata “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup , yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Rm 12:1-2).
Karena kita hidup dan bergaul dengan orang-orang yang tidak mengenal Allah maka kualitas kehidupan kita setiap harinya menjadi penilaian tersendiri bagi mereka dengan demikian kehidupan kita perlu dikuduskan atau disucikan oleh Allah setiap harinya.
Akhir kata Efesus 4:23,24 “supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.”
Referensi
Weinata Sairin, Visi gereja memasuki Milenium Baru (Jakarta, BPK Gunung Mulia, 2002)
E.B Surbakti, Benarkah Injil Kabar Baik: Bagaimana Menyatakannya dalam perpektif local (Jakarta, BPK Gunung Mulia, 2008)
Eka Darmaputra, Kehidupan Beribadah dan Bergereja yang Kontekstual (Jakarta, BPK Gunung Mulia, 2002)
Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Malang, Gaundum Mas, 1993)
Harold. M Fleigh, 8 Tiang Keselamatan (Bandung, Kalam Hidup, 2008)
Jonar Situmorang, Pneumatologi (Yogyakarta, Andi, 2016)
Richard M. Daulay, Mengenal Gereja Methodist Indonesia (Jakarta, BPK Gunung Mulia, 2004)
Posting Komentar untuk "Arti Lahir Baru Dalam Kekristenan"